Tampilkan postingan dengan label sosok. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sosok. Tampilkan semua postingan

Rabu, 12 Oktober 2022

Jadi Diri Sendiri itu Lebih Baik

Mencontoh dan mengidolakan seseorang dalam penampilan atau kepribadian apalagi yang baik-baik tentu tidak salah.Namun jika Anda menjadi orang lain,lucu saja kelihatannya dan ehm...maaf,...norak..!

Jika anda wanita ingin menarik di mata pasangan atau pria,sedangkan dasar gen anda berkulit kuning atau bahkan sedikit gelap itu adalah dirimu.Jangan lantas melakukan rekayasa dan membuat wajah jadi ingin putih buatan.

Tentu akan jadi lucu,Anda berkulit alami gelap lalu memakai pemutih,atau kuning Langsat lalu memakai pemutih yang dipaksakan.Menurut saya yang laki-laki wanita yang begitu saya kasihan sekali,bukannya tambah menarik tetapi --maaf sekali lagi--- Anda jadi lucu dan saya tak mau tulis kalimatnya--kondisi wajah putih tapi body warna lain.

Sudahlah jadi diri sendiri saja,warna kulit adalah bawaan lahir,yang mungkin dan terbaik bisa kita upayakan adalah merawat dan memelihara kebersihannya,kesehatannya,dan itu akan jauh lebih menarik.

Sesungguhnya pasangan hidup Anda yang sejati adalah akan datang kepadamu dia pasanganmu yang memang suka dengan semua kondisi dirimu yang asli,bukan dirimu sebagai orang lain.

Tuhan sudah menciptakan pasangan atau jodohmu yang akan secara alami dirimu menarik di mata jodohmu,dengan kamu tampil sebagai dirimu bukan polesan atau topengmu.

Justru dengan gayamu yang asli,wajah dan warna kulit alamimu,dengan kepribadian aslimu,jodohmu jadi tertarik.

Namamu kampungan? Jangan minder,justru itu menunjukkan identitasmu terjaga,tidak terpapar nama daerah antah berantah yang bukan asli keturunan nenek moyangmu.

Bentuk wajah asli daerah mu,mana..,? Asia,Melayu,Menado,Papua,Sunda,Arab,China,India,Africa,semua memiliki nilai dan keeksotisan tersendiri.

Tak perlu kita orang Sunda atau Jawa lalu ingin menarik atau ingin dihormati lantas berubah jadi orang Eropa.Atau orang Eropa jadi orang Arab,atau Orang Afrika mau sipit seperti orang China.
Bukannya akan dihargai malah norak dan canggung menyaksikannya,kecuali dalam acara tertentu.

Tentu akan jadi lucu dan...hilang identitasmu.Malahan orang akan bingung,kamu orang mana sebenarnya..?

Jadi diri sendiri saja,mulai dari penampilan,fisik,budaya,Seni,dan kepribadian.Tentu percampuran budaya dan seni bisa saja ada percampuran,namun tidak semua harus terlalu ditiru mentah-mentah,yang terbaik mungkin bisa ditiru tetapi tetap identitas kita masih dominan dan terjaga.

Jatidiri analoginya demikian,orang mencari dan membeli Garam karena dia rasanya Asin.Tentu garam tidak laku dan tidak berharga jika rasanya manis,disebutnya Garam palsu bukan? Dan garam palsu dibuang orang.

Termasuk Gula,gula dihargai dan selalu dibutuhkan orang karena dia Gula rasanya manis,maka ketika Gula terasa pahit gula tersebut akan dicemooh orang,karena gula tersebut sudah hilang jati dirinya,Manis..!

Kopi,kopi yang asli untuk diminum jatidirinya khas pahit rasa kopi,wanginya khas kopi,dia jadi mahal dan banyak penggemar fanatik karena rasa pahitnya khas kopi.Jika kopi rasanya manis,asem,atau asin mungkin orang akan mengira ia coklat atau garam, atau kopi sudah campuran,gak jelas dia kopi atau bukan.Pecandu kopi tulen akan melempar ke tempat sampah kopi yang rasa dan wanginya sudah tidak karuan,tidak jelas bahkan hilang jatidiri kopinya.

Intinya,dalam hal apapun temukanlah dirimu,dan percaya dirilah dengan jadi dirimu sendiri.Sebab Tuhan menciptakan setiap kita ini masing-masing mempunyai khas dan keunikan sendiri-sendiri.

Rabu, 20 November 2013

Membuat Asinan dari Kulit Semangka

Sebenarnya ini postingan hanya ingin menginformasikan artikel 'teman' blogger saya di kompasiana hari ini.Yaitu rekan Roselina Tjiptadinata,WNI yang berdomisili di Australia bersama suaminya Pak Tjiptadinata Effendi.Nanti linknya bisa Anda klik di bawah artikel.

Mengolah makanan dari yang asalnya seperti "sampah' memang sudah banyak dilakukan oleh orang tua kita sejak dulu.Mungkin pada waktu dulu orang tua kita masih pada miskin-miskin dan belum sesubur bahan makanan seperti saat ini.Berangkat dari kekurangan itulah,merka menjadi kreatif,salah satunya mereka bisa mengolah bagian dari makanan yang biasanya dibuang dijadikan sampah.

Setahu Saya,olahan makanan tersebut misalnya,kulit Jeruk Bali bisa dijadikan sebagai manisan,atau kulit Singkong bisa dimasak sebagai oseng-oseng atau dibuat menjadi keripik.Lalu artikel Bu Lina yang ini adalah mengolah makanan dari kulit buah Semangka.

Untuk komplitnya silahkan Anda masuk ke TKP ,klik di :Membuat Makanan dari Kulit Buah Semangka-Roselina Tjiptadinata

Minggu, 24 Februari 2013

Dede Yusuf Kalah Pilgub,Doa Ibu dan Terharu

Mengikuti perkembangan berita Pilgub Jabar kali ini saya jadi terharu,ketika membaca berita Dede Yusuf mengaku kalah dan mengucapkan selamat kepada pemenang sementara pasangan Ahmad Heryawan- Deddy Mizwar.

Dimana ketika sudah melihat denga fakta dan meyakinkan lawan "tarung'nya menang dengan fair,maka sang petarung sejati akan menunduk hormat,mengakui keunggulan lawan dan jika dalam politik idealnya bergandengan bersama membangun negeri dari pos yang lain.

Terharu karena,walau ini bukan kejadian satu-satunya,di tengah banyak berita jika yang kalah dalam suatu peritiwa sejenis,malahan jadi tidak legawa menerima kekalahannya lalu menjadi brutal dan anarkis.Sungguh dangkal pemikiran pihak yang demikian.Tentu saja ada pengecualian jika kalahnya memang terbukti dicurangi oleh lawannya!

Namun selama berjalan "pertarungan' normal,maka sikap legawa semacam sikap Kang Dede saat ini sangat dirindukan rakyat.Rakyat dengan sendirinya akan bersimpati bahkan siap bekerjasama untuk membangun negeri.Membantu yang menang untuk menyetir daerah pemilihannya menuju sejahtera dan lebih baik dari masa yang lalu.

Terharu kedua,Kang Dede Yusuf langsung sungkeman ke Ibundanya.Satu contoh teladan yang patut saya acungi jempol.Beritanya akan dibaca anak-anak Jawa Barat dan dunia,maka contoh teladan semacam ini dalam momen yang tepat.

Terus terang saya bukan simpatisan atau kader partai manapun,bahkan saya sebagai warga Jabar saat ini tidak ikut mencoblos (golput terpaksa),karena sedang tinggal di Riyadh,Saudi.

Saya menulis postingan ini melihat sisi baik dari sikap salah seorang tokoh,negarawan,dan seorang warga negara yang paling tidak saat ini sudah membuat saya terharu secara pribadi.

Terharu juga dari pernyataan Ibundanya,bahwa ;hidup ini sendiri adalah pertukaran antara menang dan kalah.Sebuah ungkapan filosofi tersendiri bagi saya.Yaitu memang hidup dalam segala bentuk,suka terjadi antara dua sisi kalah dan menang.Ini jadi tambahan untuk menguatkan semangat hidup saya lebih hidup dan tidak patah semangat jika pernah terjadi "kekalahan' bentuk lain kehidupan ini.

***

Secara politik,Dede Yusuf tidak menang kali ini disebut-sebut para pengamat politik adalah Dede terkena imbas "Tsunami" dinamika politik Partai Demokrat,yang saat ini sedang gonjang-ganjing dilanda prahara,termasuk citra Partai berlambang mercy ini sedang menurun karena banyak kadernya diduga korupsi.Namun masalah yang sebenarnya,maaf saya kurang tahu,saya bukan ahli atau pengamat politik dalam hal ini.

Secara takdir,Itulah takdirnya seorang Dede Yusuf harus kalah dari pasangan Aher-Demiz,kata sang Ibu seperti dikutip oleh berbagai media massa.

***

Berangkat dari doa seorang Ibu,dan doa seorang Ibu dekat kepada dikabulkanTuhan,itulah kepercayaan kami pada umumnya.Doa yang dikabulkan Tuhan tidak selalu harus terjadi seperti apa yang manusia minta bentuknya serupa.Pertimbangan Tuhan mungkin lebih Maha Tahu bahwa yang terjadi adalah yang terbaik untuk yang berdoa.Pun mungkin yang terjadi ke Dede juga demikian.

Mungkin saja misalnya,dalam tema ini,Dede Yusuf belum dikabulkan jadi Gubernur,bisa jadi menurut pertimbangan Tuhan,adalah belum saatnya yang terbaik atau bahkan jika jadi saat ini terpilih,malah akan berakibat buruk bagi Kang Dede.Wallahualam,hanya Tuhan yang tahu hal sebenarnya.

Wallahualam bisawab,ini hanya pandangan secara sederhana dan manusiawi saja sebagai saya yang menulis postingan ini gan.

Terlepas dari kekurangan dan kelebihan seorang Dede Yusuf sebagai manusia biasa,yang jelas sikapnya kali ini sungguh membuat terharu terutama sikap selalu sungkem dan meminta restu ibu kandungnya.

***

Dalam kehidupan sehari-hari diri kita.

Bertarung,berusaha,berikhtiar sudah atau sedang kita lalukan dalam hidup ini.Kalah atau menang ya itu hasilnya adalah urusan Tuhan.Bila menang jangan sombong dan lalai,bila kalah jangan putus asa,semuanya adalah ayat-ayat tersirat yang harus kita hayati dan disyukuri karena semuanya akan ada hikmahnya.

***

Opini ini saya tulis semata-mata karena ada suri tauladan berkenaan dengan menghargai selalu kepada Ibundanya dari sosok seorang Dede Yusuf.Yang kebetulan saya adalah fans-nya beliau ketika suka berakting di layar film.

Film atau sinetron yang paling saya suka yang dibintangi beliau zaman dahulu adalah berjudul :

.............JALAN MAKIN MEMBARA....!!!

Saya paling suka dengan judulnya,ada pesan semangat untuk terus berjuang bersama bara semangat sepanjang perjalanan hidup yang tak pernah lepas dari segala masalah ini.Semangat terus untuk mengahantam setiap masalah.

***

(@--opini-aangdhaniesuherman)