Minggu, 04 Maret 2012

Menerima Kenyataan

Kehidupan,kadangkala seperti kegiatan berenang begini.Kadang
kita bisa bersenang,tertawa lupa dunia,tetapi suatu waktu ada -
ada kecewa,jengkel dan kadang terjungkal basah tenggelam
dan tenggelam.Bangkit selalu bila terjatuh,bila terpuruk,kalau tak
 ingin  terus tenggelam di kehidupan.
Hidup banyak sekali yang harus dipelajari, dari sejak lahir sampai mati pelajaran tentang hidup tak akan pernah habis untuk dibahas.

Diantaranya harus mampu menerima kenyataan hidup,garis hidup atau takdir kehidupan yang konon telah ditetapkan oleh sang Maha Pencipta,sejak dari masa empat bulan dalam kandungan ibu.

Dalam rangka memperjuangkan nasib,membentuk nasib kita masing-masing yang disarankan harus semaksimal mungkin memperjuangkannya.Dengan kondisi masing-masing semasa berangkat hidup di lingkungan keluarga,sistem masyarakat,lingkungan dan alam sekitar,sangat mempengaruhi bentuk perjuangan itu.

Perjuangan nasib tidaklah semudah membalik telapak tangan,harus melaui proses yang panjang dan kadang kelelahan untuk mampu merangkai garis hidup menjadi sebuah riwayat kehidupan yang asyik enjoy dan bahagia.

Dari sekian banyak teori dan ilmu hidup dan kehidupan,ada satu poin yang harus kita sadari,yang harus kita jalani dan diamalkan,yaitu kesadaran dan keikhlasan menerima hasil perjuangan membuat bentuk nasib baik buruk atau pun bagus.

Tentu saja setelah melalui pilihan-pilihan hidup asa,cita-cita,mimpi-mimpi dan usaha kita,melalui segala upaya untuk meraih bentuk sebuah nasib.

Dalam teori kehidupan dikenal dengan ada dua pasangan pilihan,baik-buruk,siang-malam,untung- rugi,manis-pahit dan jenis berpasangan terbalik lainnya.

Di kedua pilihan itu rata-rata yang jadi tujuan kita semua adalah sisi baiknya saja,semua orang inginnya untung terus,senang terus,berhasil terus,sehat terus dan kalau bisa berjaya terus.

Tetapi hukum alam berkata lain,semua pilihan hitam putih kehidupan harus dan wajib menjadi hak setiap makhluk,termasuk kita manusia.

Disinilah manfaatnya harus memiliki banyak ilmu pengetahuan,baik secara formal maupun ilmu pengetahuan yang tidak formal,kesemuanya adalah untuk bekal mengarungi kehidupan ini,agar diri kita bijak menyikapinya.

Misalnya kita buka suatu usaha,harus sadar bahwa resiko buka usaha ada dua sisi pilihan antara bisa terjadi untung atau malah bisa terjadi rugi.

Mau untung dan mau rugi suatu rintisan usaha kita tergantung ilmu pengetahuan dan usaha kita,sitem yang dipakai,situasi dan kondisi saat buaka usaha dan semua perhitungan bisnis lainnya.

Ketika suatu waktu terjadi kondisi salahsatu resiko di atas,untung atau rugi kita sudah siap menghadapinya dengan bijaksana.

Tidak semua untung akan membahagiakan efeknya,dan tidak semua rugi akan berdampak sedih jikalau ilmu mengelola kondisi sudah kita kuasai

Sebagai contoh ketika kita sedang berbahagia menjalin rumah tangga,lalu dengan berbagai sebab kemudian terjadilah perceraian,baik cerai mati atau cerai dengan jatuh talak.

Atau tiba-tiba semua usaha dan pekerjaan kita buntu,bangkrut dan jadi pengangguran,lalu kita terperosok ke jurang kehinaan karena terbelit hutang misalnya.

Disinilah kita menguji kemampuan dan kedewasaan diri kita,apakah kita langsung shock,down jatuh dan hancur ?,atau sebaliknya kita tegar kuat dan dewasa dengan cepat bersikap dewasa mengantisipasi nasib buruk itu.

Inilah sekilas tulisan sederhana harus berani menerima kenyataan yang sangat berlawanan dengan kondisi zona nyaman kita.

Menerima kenyataan bahwa hidup tak akan selalu baik-baik saja tetapi ada sisi lain,yaitu kondisi buruk dalam hal apapun menjadi hak kita untuk dijalani.

Riyadh,04/03/12.AWD.

0 comments: