By : Aang Wierodjampang
Refleksi diri, sebuah usaha untuk mamahami keadaan sedang bagaimana dan sudah dimana pencapaian diri didalam mengarungi hidup ini.
Bisa berarti juga berpikir tentang diri sendiri seolah-olah sedang bercermin untuk menemukan kembali jati diri.
Merenung..,
Merenungi diri mencoba menggali lagi apa yang telah dilakukan pada masa lalu sebelum saat ini dan apa yang akan dilakukan di masa depan.
Mencoba mengevaluasi kembali tentang segala kekurangan dan kelebihan melalui pantulan renungan tentang diri sendiri.
.
Pasti akan banyak pengertian,yang jelas mari bersama untuk merenungi kembali hakikat dan perjalanan hidup ini.
***
Mulai dengan melihat sikap dan tingkah laku kita,apakah selama ini tingkah dan laku kita sudah mendekati segala kebaikan atau malah selama ini hidup selalu bergelimang keburukan dan kebusukan..?
Apakah selama ini sifat dan sikap kita selalu membawa manfaat atau malah selalu membawa mudharat,bagi diri sendiri ataupun untuk orang lain ?
Apakah selama ini kita sudah cukup sadar dengan segala kekurangan,kesalahan dan kelebihan diri ?
Dan sejumlah pertanyaan bijak lain, yang pada intinya untuk mencoba mengumpulkan bahan renungan demi merefleksikan diri kita sebagai cermin diri untuk perbaikan hidup selanjutnya.
Setelah dikumpulkan melalui perenungan yang sehat,aktual dan objektif disertai dengan sebuah penyadaran diri,bahwa apa yang direnungkan itu benar adanya.Maka akan timbul sebuah kesadaran bahwa siapa diri kita yang sebenarnya.
Jika perenungan itu berhasil,maka efek yang terasa akan muncul kesadaran tersendiri,kesadaran yang hanya akan bisa dirasakan oleh sendiri,sadar akan segala kekurangan dan kelebihan,sadar akan segala kesalahan yang telah diperbuat,sadar akan telah banyak kekeliruan yang telah dilakukan dan kesadaran-kesadaran yang lainnya.
Kesadaran yang benar-benar timbul dari hati nurani terdalam atau suka disebut Ikhlas.
Yakni keihklasan yang tidak timbul oleh tekanan atau paksaan pihak lain,kesadaran untuk merubah dan memperbaiki diri yang timbul dari hati dan pikiran jernih diri pribadi.
Selanjutnya akan muncul pula sebuah kesadaran untuk memperbaiki apa yang kurang dan mempertahankan atau bila mungkin meningkatkan segala kebaikan pada masa yang lalu.
Secara umum ukuran untuk menakar keberhasilan hidup kita,salah satunya dengan mengajukan pertanyaan berikut kepada diri sendiri :
Sudah sejauh mana,sebanyak apa,diri kita sudah menebar manfaat bagi sendiri,bagi keluarga ,dan bagi sebanyak-banyaknya sesama ?
Jika jawaban sejujurnya sudah banyak bermanfaat bagi diri sendiri,bagi keluarga,dan bagi sesama,maka artinya hidup kita sudah mendekati berhasil.
Dengan diri banyak bermanfaat artinya diri kita barokah,Insya Allah akan tercapai sebuah kondisi keselamatan,ketenangan ,ketentraman, dan kebahagiaan serta berbagai kebaikan-kebaikan dan keberkahan lainnya.
Sebenarnya itulah tujuan hidup kita di dunia ini.Hidup yang tenang,damai,bermanfaat dan bahagia sesuai dengan ukuran masing-masing takdir dirinya.
Perenungan yang menghasilkan keadaan yang lebih baik dan menyadari siapa diri kita , inilah tujuan sebuah perenungan kembali,sebagai pantulan hikmah dari segala penyadaran diri, refleksi diri.
Wallahualam.
***
(AWD/2012).
Ilustrasi :shutterstock
Bisa berarti juga berpikir tentang diri sendiri seolah-olah sedang bercermin untuk menemukan kembali jati diri.
Merenung..,
Merenungi diri mencoba menggali lagi apa yang telah dilakukan pada masa lalu sebelum saat ini dan apa yang akan dilakukan di masa depan.
Mencoba mengevaluasi kembali tentang segala kekurangan dan kelebihan melalui pantulan renungan tentang diri sendiri.
.
Pasti akan banyak pengertian,yang jelas mari bersama untuk merenungi kembali hakikat dan perjalanan hidup ini.
***
Mulai dengan melihat sikap dan tingkah laku kita,apakah selama ini tingkah dan laku kita sudah mendekati segala kebaikan atau malah selama ini hidup selalu bergelimang keburukan dan kebusukan..?
Apakah selama ini sifat dan sikap kita selalu membawa manfaat atau malah selalu membawa mudharat,bagi diri sendiri ataupun untuk orang lain ?
Apakah selama ini kita sudah cukup sadar dengan segala kekurangan,kesalahan dan kelebihan diri ?
Dan sejumlah pertanyaan bijak lain, yang pada intinya untuk mencoba mengumpulkan bahan renungan demi merefleksikan diri kita sebagai cermin diri untuk perbaikan hidup selanjutnya.
Setelah dikumpulkan melalui perenungan yang sehat,aktual dan objektif disertai dengan sebuah penyadaran diri,bahwa apa yang direnungkan itu benar adanya.Maka akan timbul sebuah kesadaran bahwa siapa diri kita yang sebenarnya.
Jika perenungan itu berhasil,maka efek yang terasa akan muncul kesadaran tersendiri,kesadaran yang hanya akan bisa dirasakan oleh sendiri,sadar akan segala kekurangan dan kelebihan,sadar akan segala kesalahan yang telah diperbuat,sadar akan telah banyak kekeliruan yang telah dilakukan dan kesadaran-kesadaran yang lainnya.
Kesadaran yang benar-benar timbul dari hati nurani terdalam atau suka disebut Ikhlas.
Yakni keihklasan yang tidak timbul oleh tekanan atau paksaan pihak lain,kesadaran untuk merubah dan memperbaiki diri yang timbul dari hati dan pikiran jernih diri pribadi.
Selanjutnya akan muncul pula sebuah kesadaran untuk memperbaiki apa yang kurang dan mempertahankan atau bila mungkin meningkatkan segala kebaikan pada masa yang lalu.
Secara umum ukuran untuk menakar keberhasilan hidup kita,salah satunya dengan mengajukan pertanyaan berikut kepada diri sendiri :
Sudah sejauh mana,sebanyak apa,diri kita sudah menebar manfaat bagi sendiri,bagi keluarga ,dan bagi sebanyak-banyaknya sesama ?
Jika jawaban sejujurnya sudah banyak bermanfaat bagi diri sendiri,bagi keluarga,dan bagi sesama,maka artinya hidup kita sudah mendekati berhasil.
Dengan diri banyak bermanfaat artinya diri kita barokah,Insya Allah akan tercapai sebuah kondisi keselamatan,ketenangan ,ketentraman, dan kebahagiaan serta berbagai kebaikan-kebaikan dan keberkahan lainnya.
Sebenarnya itulah tujuan hidup kita di dunia ini.Hidup yang tenang,damai,bermanfaat dan bahagia sesuai dengan ukuran masing-masing takdir dirinya.
Perenungan yang menghasilkan keadaan yang lebih baik dan menyadari siapa diri kita , inilah tujuan sebuah perenungan kembali,sebagai pantulan hikmah dari segala penyadaran diri, refleksi diri.
Wallahualam.
***
(AWD/2012).
Ilustrasi :shutterstock
0 comments:
Posting Komentar