By : Aang Wierodjampang
Bertemu dengan teman sebangsa setanah air di luar negeri,apalagi bertetanggaan tempat tinggalnya,waduh serasa mempunyai kerabat dekat.
Ada teman bergurau di kala senggang dan jenuh dengan kondisi kerjaan,ada teman buat saling sekedar mengeluh tetek bengek sifat boss atau majikan,ada teman buat berbagi rasa malah sampai berbagi rejeki,entah itu uang atau barang dan jasa,bahkan berbagi makanan dan acara makan serta memasak bersama.
Suka duka bisa berbagi ketika ada sesuatu yang kurang suka,atau mood lagi buruk,badmood,pokoknya ada temanlah,terlebih ketika menderita sakit dan ada keperluan bantuan teman,ketika berada di jauh nun di luar negeri jauh dari sanak saudara,peran teman tetangga kerja ini serasa sudah seperti saudara dekat saja.
Saya pun demikian,diantara banyak teman setanah air rekan TKI yang bertetanggaan rumahnya ada hampir sepuluh orang lebih.Ini yang sangat dekat tetapi kalau satu kampung wah banyak gan,bisa lebih dari seratus orang.
Banyak juga ya TKI kita di Riyadh,apalagi teman PRT wah hampir setiap rumah tuh di sini PRT nya orang Indonesia,tetapi mereka tidak bebas bekumpul,kami bebas berkumpul dengan teman laki-laki saja,TKI laki-laki atau sekali-kali ke kamar yang suami isteri.
Ada Nurkholis dari Biltar,Ismail,Agus Permana dan Uus dari Cianjur.Yudhi dan Salim dari NTB,Aji dari Malang,Arman dari Garut dan banyak lagi yang belum bisa ditulis di sini.
Kedekatan rasa kekeluargaan kami telah akrab sekali,menjadikan pertemuan-pertemuan kami ketika menjelang shalat selalu kami gunakan untuk bersenda gurau,untuk saling bersilaturahmi atau bahkan saling membantu materi dan makanan.
Saat ini sudah dua orang teman saya yang mudik,pulang ke tanah air yaitu rekan Aji dari Malang sudah sebulan yang lalu,kemudian rekan Ismail tiga hari yang lalu,dan menyusul rencananya seminggu kemudian Rekan Nurkholis mau pulang juga.
Ada rasa kehilangan meskipun tidak kelihatan di kenyataan,ketika teman sebangsa hanya sedikit di perantauan dan kemudian harus berpisah suatu waktu,ternyata rasa kehilangan itu menyelinap di rasa kami yang masih tetap tinggal di sini,Riyadh.
Berikut foto-foto mereka sebagian.yang sempat penulis rekam dan jepret dengan kamera amatir 3,5 MP..lumayanlah berbagi kenangan ketika selagi berjuang di Kota Riyadh.
Selmat jalan kawan,selamat berjuang..jangan lupa kenangan ya..hehe...
Bertemu dengan teman sebangsa setanah air di luar negeri,apalagi bertetanggaan tempat tinggalnya,waduh serasa mempunyai kerabat dekat.
Ada teman bergurau di kala senggang dan jenuh dengan kondisi kerjaan,ada teman buat saling sekedar mengeluh tetek bengek sifat boss atau majikan,ada teman buat berbagi rasa malah sampai berbagi rejeki,entah itu uang atau barang dan jasa,bahkan berbagi makanan dan acara makan serta memasak bersama.
Suka duka bisa berbagi ketika ada sesuatu yang kurang suka,atau mood lagi buruk,badmood,pokoknya ada temanlah,terlebih ketika menderita sakit dan ada keperluan bantuan teman,ketika berada di jauh nun di luar negeri jauh dari sanak saudara,peran teman tetangga kerja ini serasa sudah seperti saudara dekat saja.
Saya pun demikian,diantara banyak teman setanah air rekan TKI yang bertetanggaan rumahnya ada hampir sepuluh orang lebih.Ini yang sangat dekat tetapi kalau satu kampung wah banyak gan,bisa lebih dari seratus orang.
Banyak juga ya TKI kita di Riyadh,apalagi teman PRT wah hampir setiap rumah tuh di sini PRT nya orang Indonesia,tetapi mereka tidak bebas bekumpul,kami bebas berkumpul dengan teman laki-laki saja,TKI laki-laki atau sekali-kali ke kamar yang suami isteri.
Ada Nurkholis dari Biltar,Ismail,Agus Permana dan Uus dari Cianjur.Yudhi dan Salim dari NTB,Aji dari Malang,Arman dari Garut dan banyak lagi yang belum bisa ditulis di sini.
Kedekatan rasa kekeluargaan kami telah akrab sekali,menjadikan pertemuan-pertemuan kami ketika menjelang shalat selalu kami gunakan untuk bersenda gurau,untuk saling bersilaturahmi atau bahkan saling membantu materi dan makanan.
Saat ini sudah dua orang teman saya yang mudik,pulang ke tanah air yaitu rekan Aji dari Malang sudah sebulan yang lalu,kemudian rekan Ismail tiga hari yang lalu,dan menyusul rencananya seminggu kemudian Rekan Nurkholis mau pulang juga.
Ada rasa kehilangan meskipun tidak kelihatan di kenyataan,ketika teman sebangsa hanya sedikit di perantauan dan kemudian harus berpisah suatu waktu,ternyata rasa kehilangan itu menyelinap di rasa kami yang masih tetap tinggal di sini,Riyadh.
Berikut foto-foto mereka sebagian.yang sempat penulis rekam dan jepret dengan kamera amatir 3,5 MP..lumayanlah berbagi kenangan ketika selagi berjuang di Kota Riyadh.
Selmat jalan kawan,selamat berjuang..jangan lupa kenangan ya..hehe...
Yudhi..teman TKI dari NTB |
Agus Permana,teman TKI dari Cianjur |
M.Nurkholish,teman TKI dari Blitar |
Agus dan Ismail lagi online..hehe |
Agus,AWD,Arman,Ismail..ketika akan makan perpisahan Cep Ismail pulang..haha |
0 comments:
Posting Komentar