Rabu, 08 Agustus 2012

Rebutan Kasus Korlantas

Oleh : Aang WD

Pucuk Pimpinan Polri dan KPK,Berembug ?
(Foto dari :kompas.com.Hendra A Setywan )
Saya sebagai rakyat kecil yang sedang menonton situasi teraktual di negaraku nan jauh beberapa ribu kilometer dari Jakarta sana ,atau banyak juga rekan pembaca yang berdomisili saat ini jauh dari negeri tercinta kita,Indonesia,merasakan "ada kelucuan sekaligus menggemaskan',setelah banyak melihat,menyimak dan menonton "Perebutan Penanganan Kasus Korlantas" antara Polri dan KPK.

Ingin rasanya "ngakak' yang keras dan geli tiada henti,bagaimana tidak,sebagai warga negara yang taat bayar pajak dan sebagainya,untuk membantu penyelenggaraan negara,duit kita (rakyat) dengan mudahnya mereka "maling" (pilihan kata -korupsi -atau koruptor-terlalu keren deh..),sebut saja mereka membangsat duit rakyat,dengan berbagai dalih dan jalan.

Yang lucunya,adalah polri ngotot juga ingin menangani kasus tersebut,setelah KPK dengan jurus saktinya mengobrak-abrik (menggeledah maksudnya gan hehe) dan menangani dengans serius kasus di situ.

Saya bukan ahli hukum gan,tetapi bisa kalau cuma membaca mah hehe,konon kalau menurut UU KPK,bahwa polri sudah tidak berhak lagi mengusut,dalam hal ini KPK sudah duluan bergerak ya jadinya Hak KPK lah yang harus melanjutkan semua prosesnya.

Tetapi kan polri juga orang-orang pintar gan,mereka juga punya landasan hukum juga,iya UU gitu,nah jadilah perebutan satu kasus dengan dua lembaga penuntut/penyidikdengan kasus yang sama.Lucu...sekali.

Saya sangat setuju dengan pendapat JK (Jusuf Kalla,yang dilansir kompas.com,cari aja deh linknya gan..cape nih nyari linknya haha...).Beliau berpendapat,katanya "jelas KPK lah yang paling pantas memproses kasus Korlantas,karena sudah sesuai dengan UU KPK dan dari sudut Netrallitasnya lebih baik KPK" (dibahasakan kebali oleh saya gan).

Intinya,sepakat deh kalau KPK lah yang memproses kasus ini,jelas kalau polri yang mengusut siapapun itu bahkan awam seperti saya,akan mengundang kecurigaan yang tidak baik,karena kok rasanya kalau polri yang mengusut,masa jeruk makan jeruk lah..

Terlebih kalau polri mau beresihin citra polri,kenapa tidak dipersilahkan saja ke KPK yang netralitasnya lebih baik dibanding oleh polri sendiri,atau bahkan jika memang tidak bersalah persilahkan saja siapapun yang mengusut tuntas semua itu,misalnya tetapi untuk hal ini KPK yang sudah jelas-jelas sah dan legal secara apapun.

Terus,nih yang bikin geregetan kok Pak "Komandan Besarnya",pak presiden kita kok seperti diam saja ,ya mungkin saya saja tidak tahu ,kan melihat dari kejauhan,padahal mungkin saja mereka itu sudah pada bertemu atau berembug.

Ah takut ngelantur gan,ini masalah politik loh..hehe,saya akan ngaco kalau menulis yang beginian ,karena bukan ahlinya ,ini mah hanya tulisan sebagai rasa ikut prihatin dan geli melihat "ada lembaga berebut satu kasus yang sama,seolah-olah menurut pandangan awam,kok semudah itu UU tidak diindahkan,atau kalau malah dipakai UU kok ada semacam standar ganda,tumpang tindih ya di antara UU di kita itu?

Jadi selama ini mereka-mereka pembuat UU itu,yang digaji sebagian dari duit pajak yang kita bayar hanya bisa membuat UU yang tumpang tindih,deuh rugiii deh kita bayar pajak.

Udah gan,takut bablas angineee..hehe.salam selamat malam.Ayo KPK maju terus,sikat para maling duit rakyat itu,rakyat mendukungmu.Termasuk saya walaupun hanya mendukung dengan doa dan semangat saja.

Majulah Indonesia.

0 comments: