Dewasa ini dengan banyaknya kasus dan berita miring yang disebut-sebut sebagai alumni atau lulusan Pesantren menjadikan kita prihatin,apa pasal ? karena dengan berbagai ulah sejumlah oknum yang mengatasnamakan agama Islam lalu selanjutnya karena pemahaman yang dangkal mereka menebar dan membuat berbagai teror,ngetop dengan sebutan Teroris.
Mengapa saya tulis pemahaman dangkal dan konyol tentang memahami Islam yang sebenarnya, kepada mereka yang suka menjadi tukang teror..?
Saya rasa tidak harus menurut pendapat seorang intelektual yang lulusan pendidikan tinggi misalnya,menurut seorang awam saja,tindakan meneror,merusak,membunuh dan merampok serta merugikan orang lain itu adalah sebuah kriminal,sebuah kejahatan lantas dimana letak istilah Jihad-nya..?,sama sekali sangat bertolak belakang dengan semangat dan nilai Islami.
Dimana nilai-nilai dan ajaran Islam mengedepankan perdamaian,mengedepankan silaturahmi dalam konteksnya dengan hubungan kepada seama manusia,hablum minanas.
Dinyatakan pula oleh Islam bahwa "Taatilah Allah,Rasulullah dan Pemerintah atau penguasa kalian" (memang dengan catatan bahwa pemerintah atau penguasa yanga adil yang harus ditaati).
Dalam hubungannya dengan Indonesia,saya rasa keadilan kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Republik Indonesia masih bisa ditolerir (diterima-red) dengan keadilannya,meskipun masih di sana-sini terdapat ketidakadilan namun dengan keberagaman dan kemajemukan RI ,keadilan saat ini sudah pantaslah Pemerintah kita ditaati.
Mereka teroris yang nota bene banyak keluaran dari pesantren (oknum-santri),motivasi utamanya kebanyakan adalah ingin melawan pemerintahan,mengacau negara,mengacau masyarakat,ingin mengganti ideologi,memaksakan kehendak kaum sendiri,dengan lupa bahwa di negara RI itu bukan mereka saja yang hidup dan tinggal di atas wilayah negaranya.
Alhasil pilihan mereka jadilah teroris,dan merampok,merusak,membunuh,serta menganggu rasa aman dan keamanan semua warga negara termasuk mengganggu teman sekeyakinannya pula.
Atau membuat kakacauan dan kerusakan bahkan membunuh banyak korban yang sama sekali tidak bersalah, atau tidak berdosa secara langsung kepada kelompok mereka.
Oke,ketidaksetujuan dengan bentuk keadilan pengelola dan sistem negara,kekecewaan terhadap pengelola negeri, itu kita setuju sebagai warga pasti ada beberapa kekecewaan tertentu terhadap suatu kebijakan pengelola negeri (penguasa),namun kalau diekspresikan dengan cara macam menjadi teroris itu adalah sebuah hal yang sangat konyol,naif dan maaf sangat dangkal sekali pola pikir demkian.
Lebih keras lagi tindakan seperti teroris ini sudah bukan di koridor jihad lagi,tetapi sudah di jalan kejahatan,atau mau lebih parah lagi mereka sudah dikuasai setan.
Dikuasai Setan ?,ya mengapa tidak ?,karena didalam operasi "jihad (versi mereka)" itu,,tindakan meneror ada terdapat tindakan segala kejahatan itu tadi.
Celakanya mereka selalu berkedok Islam,bertameng keyakinan yang bernama Islam,berbendera membela Islam,padahal sikap dan tindakannya mencoreng dan mengkhianati Islam itu sendiri.
Kecewa terhadap pengelola negeri,atau mau ikut berkuasa dan berperan mengubah sistem negara,bertindak jangan lalu menjadi teroris kacangan begitu,banyak cara elegan dan baik-baik,dengan mendirikan partay politik misalnya,nanti rakyat yang berbicara,Tuhan juga berbicara apakah hasrat dan sistem yang diusung itu disetujui rakyat (sebagai suara Tuhan) atau malah tidak ?,ditentukan oleh hasil pemungutan suara secara baik-baik dan demokratis.
Bukan lantas menjadi teroris,lupa anak, lupa isteri, lupa diri sendiri dan lupa apa itu makna Jihad yang sebenarnya sesuai makna Jihad menurut Islam yang asli.
***
Lulusan pesantren layaknya adalah manusia-manusia yang adiluhung,berilmu agama banyak dan tinggi,berakhlakulkharimah (akhlak mulia),penebar manfaat,penebar ilmu,penebar dan pembawa segala keberkahan,suri tauladan bagi umat,calon dan pemimpin yang amanah,orang yang sangat bisa dipercaya dan sejumlah kebaikan-kebaikan lainnya.
Dan ini yang paling penting,seorang lulusan pesantren karena memiliki ilmu lahir bathin dan ilmu agama Islam yang baik dan mempunyai pemahaman yang mantap dan mumpuni serta mendekati sempurna,seorang alumni pesantren dengan sendirinya berhak menyandang gelar termulia yaitu Kyai,Kyai yaitu ulama yakni orang berilmu bukan saja ilmu agama Islam saja tetapi juga memiliki segala ilmu hidup dan kehidupan.
Kyai atau Ulama asli yang selalu berpegang teguh dengan baik,memahami dengan betul nilai-nilai ayat tersirat dan tersurat dalam Kitab Suci Al Quran dan hadist serta syariat Islam,selalu sesuai apa yang ucapkannya dengan segala sikap dan tingkah lakunya.
Ulama panutan umat,ulama amanah dan Ulama adalah pewaris Nabi,ulama sebagai penerus visi misi Nabi Muhammad SAW yang sangat mulia.
Semoga para lulusan pesantren-pesantren di seluruh pelosok Nusantara,menjadi manusia-manusia pewaris sifat dan kepribadian Nabi Muhammad SAW dengan segala kemuliaannya,menjadi para Ulama yang amanah dan berkah,sehingga membawa berkah bagi semua makhluk disekitarnya.
Amin.
Wallahualam.
Mengapa saya tulis pemahaman dangkal dan konyol tentang memahami Islam yang sebenarnya, kepada mereka yang suka menjadi tukang teror..?
Saya rasa tidak harus menurut pendapat seorang intelektual yang lulusan pendidikan tinggi misalnya,menurut seorang awam saja,tindakan meneror,merusak,membunuh dan merampok serta merugikan orang lain itu adalah sebuah kriminal,sebuah kejahatan lantas dimana letak istilah Jihad-nya..?,sama sekali sangat bertolak belakang dengan semangat dan nilai Islami.
Dimana nilai-nilai dan ajaran Islam mengedepankan perdamaian,mengedepankan silaturahmi dalam konteksnya dengan hubungan kepada seama manusia,hablum minanas.
Dinyatakan pula oleh Islam bahwa "Taatilah Allah,Rasulullah dan Pemerintah atau penguasa kalian" (memang dengan catatan bahwa pemerintah atau penguasa yanga adil yang harus ditaati).
Dalam hubungannya dengan Indonesia,saya rasa keadilan kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Republik Indonesia masih bisa ditolerir (diterima-red) dengan keadilannya,meskipun masih di sana-sini terdapat ketidakadilan namun dengan keberagaman dan kemajemukan RI ,keadilan saat ini sudah pantaslah Pemerintah kita ditaati.
Mereka teroris yang nota bene banyak keluaran dari pesantren (oknum-santri),motivasi utamanya kebanyakan adalah ingin melawan pemerintahan,mengacau negara,mengacau masyarakat,ingin mengganti ideologi,memaksakan kehendak kaum sendiri,dengan lupa bahwa di negara RI itu bukan mereka saja yang hidup dan tinggal di atas wilayah negaranya.
Alhasil pilihan mereka jadilah teroris,dan merampok,merusak,membunuh,serta menganggu rasa aman dan keamanan semua warga negara termasuk mengganggu teman sekeyakinannya pula.
Atau membuat kakacauan dan kerusakan bahkan membunuh banyak korban yang sama sekali tidak bersalah, atau tidak berdosa secara langsung kepada kelompok mereka.
Oke,ketidaksetujuan dengan bentuk keadilan pengelola dan sistem negara,kekecewaan terhadap pengelola negeri, itu kita setuju sebagai warga pasti ada beberapa kekecewaan tertentu terhadap suatu kebijakan pengelola negeri (penguasa),namun kalau diekspresikan dengan cara macam menjadi teroris itu adalah sebuah hal yang sangat konyol,naif dan maaf sangat dangkal sekali pola pikir demkian.
Lebih keras lagi tindakan seperti teroris ini sudah bukan di koridor jihad lagi,tetapi sudah di jalan kejahatan,atau mau lebih parah lagi mereka sudah dikuasai setan.
Dikuasai Setan ?,ya mengapa tidak ?,karena didalam operasi "jihad (versi mereka)" itu,,tindakan meneror ada terdapat tindakan segala kejahatan itu tadi.
Celakanya mereka selalu berkedok Islam,bertameng keyakinan yang bernama Islam,berbendera membela Islam,padahal sikap dan tindakannya mencoreng dan mengkhianati Islam itu sendiri.
Kecewa terhadap pengelola negeri,atau mau ikut berkuasa dan berperan mengubah sistem negara,bertindak jangan lalu menjadi teroris kacangan begitu,banyak cara elegan dan baik-baik,dengan mendirikan partay politik misalnya,nanti rakyat yang berbicara,Tuhan juga berbicara apakah hasrat dan sistem yang diusung itu disetujui rakyat (sebagai suara Tuhan) atau malah tidak ?,ditentukan oleh hasil pemungutan suara secara baik-baik dan demokratis.
Bukan lantas menjadi teroris,lupa anak, lupa isteri, lupa diri sendiri dan lupa apa itu makna Jihad yang sebenarnya sesuai makna Jihad menurut Islam yang asli.
***
Lulusan pesantren layaknya adalah manusia-manusia yang adiluhung,berilmu agama banyak dan tinggi,berakhlakulkharimah (akhlak mulia),penebar manfaat,penebar ilmu,penebar dan pembawa segala keberkahan,suri tauladan bagi umat,calon dan pemimpin yang amanah,orang yang sangat bisa dipercaya dan sejumlah kebaikan-kebaikan lainnya.
Dan ini yang paling penting,seorang lulusan pesantren karena memiliki ilmu lahir bathin dan ilmu agama Islam yang baik dan mempunyai pemahaman yang mantap dan mumpuni serta mendekati sempurna,seorang alumni pesantren dengan sendirinya berhak menyandang gelar termulia yaitu Kyai,Kyai yaitu ulama yakni orang berilmu bukan saja ilmu agama Islam saja tetapi juga memiliki segala ilmu hidup dan kehidupan.
Kyai atau Ulama asli yang selalu berpegang teguh dengan baik,memahami dengan betul nilai-nilai ayat tersirat dan tersurat dalam Kitab Suci Al Quran dan hadist serta syariat Islam,selalu sesuai apa yang ucapkannya dengan segala sikap dan tingkah lakunya.
Ulama panutan umat,ulama amanah dan Ulama adalah pewaris Nabi,ulama sebagai penerus visi misi Nabi Muhammad SAW yang sangat mulia.
Semoga para lulusan pesantren-pesantren di seluruh pelosok Nusantara,menjadi manusia-manusia pewaris sifat dan kepribadian Nabi Muhammad SAW dengan segala kemuliaannya,menjadi para Ulama yang amanah dan berkah,sehingga membawa berkah bagi semua makhluk disekitarnya.
Amin.
Wallahualam.
0 comments:
Posting Komentar