Permisi perkenankan saya menukil sebuah riwayat hadist berikut :
Bagi umat muslim tentu sebenarnya sudah jauh-jauh hari ada keterangan dari Nabi SAW seperti di atas tadi,bisa menjadi panduan utama untuk itu, yang intinya seperti ini :."... Carilah jodoh olehmu dengan minimal pertimbangan 4 hal berikut,pilih pasangan kita itu karena:
1.Karena rupanya atau parasnya.
2.Karena Hartanya.
3.Karena keturunannya.
4.Karena Agamanya (Akhlaknya).Dan jika ingin selamat,ditambahkan keterangan,carilah pasangan hidup dengan semata-mata karena sebab utama yang nomor 4 (Agamanya,atau akhlaknya)".
Yang paling dianjurkan untuk mengutamakan melihat dari sisi Agamanya,(baca: Akhlaknya),cari calon suami atau isteri yang Akhlaknya (ilmu dan amalan ajaran agamanya yang baik).Bukan hanya berkedok agamis atau kelihatan berlimu agama tinggi,medok seperti santri/santriyah saja.Tapi lihat pula apakah ia mengamalkan dengan baik ilmu agamanya atau tidak ? Jangan terpukau dengan hanya penampilan lahiriah saja,karena zaman ini banyak yang menggunakan kedok agama sebagai tameng untuk menggaet pasangannya.
Lalu layak dipertimbangkan pula hal-hal seperti urutan nomor 1 di atas tadi,pertimbangkan rupa atau penampilannya,sesuaikan saja dengan rupa atau penampilan kita,agar nanti serasi di lahiriah serasi juga di bathiniahnya.
Lalu hartanya...? Patut dan harus pula dipertimbangkan,tentang apakah calon suami sudah punya pekerjaan tetap atau belum..?Jangan menikahi pengangguran zaman ini,walau memang rezeki diatur Tuhan,tetapi ingat,sunatullah jalan rezeki tetap harus masuk akal,jika calon suami nganggur,lalu mau hidup pakai apa...? Lama-lama iman akan luntur juga tergerus zaman,jika sebuah keluarga dalam keadaan miskin terus apalagi melarat terus.Pertimbangkan dengan baik,carilah pasangan (suami,lelaki) yang bukan pengangguran.
Carilah calon suami yang minimal punya penghasilan dan pekerjaan tetap yang baik dan jalan halal.Bukankah kemiskinan,kemelaratan itu nantinya akan sangat dekat dengan kekufuran ? Artinya bagaimanapun solehanya seorang isteri zaman sekarang,jika kurang materi,pasti suatu saat akan goyah kehidupan rumah tangga selanjutnya.
Karena keturunannya,iya cari kalau bisa atau diusahakan mendapatkan pasangan yang dari keturunan orang subur,lalu dari keturunan orang baik-baik dan membawa kesalehan.Ini artinya jangan sepelekan dukungan keluarga calon pasangan.Karena pada hakikatnya sebuah ikatan perkawinan adalah menyatukan dua keluarga besar untuk lebih mendekatkan silaturahmi.Tidak baik melakukan "kawin lari' atau kawin tak direstui keluarga misalnya,nanti akan menelantarkan kehidupan kita di masa depan.
Jangan abaikan peran,restu dan izin keluarga,hargai ayah dan ibu atau keluarga dengan meminta doa dan restunya ketika kita memutuskan untuk memilih pasangan hidup.
Tentu saja itu semua bagi kesejahteraan dan kebahagiaan Anda berdua setelah jadi keluarga mengarungi hidup ini.
Selamat malam semua.
***
Catatan admin/penulis :
Maaf para teman pembaca semua,jikalau Anda menemukan ulasan atau postingan agama Islam di blog ini,maka itu semata-mata bukan karena saya seorang Kyai,atau seorang ahli agama.Oh,tidak teman.
Saya bukan ahli agama atau apalagi Kyai,namun saya sebagai bagian dari umat muslim saja,untuk sekedar berbagi infromasi yang saya dapat dari pengalaman ,untuk berbagi kepada Anda semua dengan harapan ada manfaatnya,dan blog ini bukan blog khusus untuk memuat materi Agama Islam,hanya saya berniat untuk ikut sesuai anjuran agama kami,bahwa setiap muslim itu wajib ikut berdakwah walau menyampaikan keterangan agama hanya satu ayat sekalipun,sekemampuan.
Dari Abu Hurairah – rhadiyallahu anhu – dari Nabi Muhammad SAW, beliau berkata: “Seorang perempuan dinikahi karena empat perkara. Karena hartanya, karena kedudukannya, karena kecantikannya, (atau) karena agamanya. Pilihlah yang beragama, maka kau akan beruntung, (jika tidak, semoga kau) menjadi miskin”.
Selama proses mencari dan mempertimbangkan lalu memutuskan untuk memilih seseorang untuk menjadi pasangan hidup,memang gampang-gampang susah.Gampangnya ? Ya,sesuai dengan perkembangan zaman,pergaulan semakin luas pasti akan dengan mudah mendapatkan banyak teman dan kenalan dengan mudahnya.Lalu susahnya...? Ya,susah juga kalau urusan untuk jadi pasangan hidup,karena pasangan hidup artinya orang yang akan menemani kita melewati masa hidup di dunia ini,bahkan sampai menemani kita di akhirat nanti.
عنْ أبِيْ هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – عَنِ النَّبِيِّ – صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمْ – قَالَ: تُنْكَحُ المَرْأةُ لِأَرْبَعٍ: لمِالِهَا، وَلِحَسَبِهَا،وَلِجَمَالِهَا، وَلِدِيْنِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكْ
Bagi umat muslim tentu sebenarnya sudah jauh-jauh hari ada keterangan dari Nabi SAW seperti di atas tadi,bisa menjadi panduan utama untuk itu, yang intinya seperti ini :."... Carilah jodoh olehmu dengan minimal pertimbangan 4 hal berikut,pilih pasangan kita itu karena:
1.Karena rupanya atau parasnya.
2.Karena Hartanya.
3.Karena keturunannya.
4.Karena Agamanya (Akhlaknya).Dan jika ingin selamat,ditambahkan keterangan,carilah pasangan hidup dengan semata-mata karena sebab utama yang nomor 4 (Agamanya,atau akhlaknya)".
Yang paling dianjurkan untuk mengutamakan melihat dari sisi Agamanya,(baca: Akhlaknya),cari calon suami atau isteri yang Akhlaknya (ilmu dan amalan ajaran agamanya yang baik).Bukan hanya berkedok agamis atau kelihatan berlimu agama tinggi,medok seperti santri/santriyah saja.Tapi lihat pula apakah ia mengamalkan dengan baik ilmu agamanya atau tidak ? Jangan terpukau dengan hanya penampilan lahiriah saja,karena zaman ini banyak yang menggunakan kedok agama sebagai tameng untuk menggaet pasangannya.
Lalu layak dipertimbangkan pula hal-hal seperti urutan nomor 1 di atas tadi,pertimbangkan rupa atau penampilannya,sesuaikan saja dengan rupa atau penampilan kita,agar nanti serasi di lahiriah serasi juga di bathiniahnya.
Lalu hartanya...? Patut dan harus pula dipertimbangkan,tentang apakah calon suami sudah punya pekerjaan tetap atau belum..?Jangan menikahi pengangguran zaman ini,walau memang rezeki diatur Tuhan,tetapi ingat,sunatullah jalan rezeki tetap harus masuk akal,jika calon suami nganggur,lalu mau hidup pakai apa...? Lama-lama iman akan luntur juga tergerus zaman,jika sebuah keluarga dalam keadaan miskin terus apalagi melarat terus.Pertimbangkan dengan baik,carilah pasangan (suami,lelaki) yang bukan pengangguran.
Carilah calon suami yang minimal punya penghasilan dan pekerjaan tetap yang baik dan jalan halal.Bukankah kemiskinan,kemelaratan itu nantinya akan sangat dekat dengan kekufuran ? Artinya bagaimanapun solehanya seorang isteri zaman sekarang,jika kurang materi,pasti suatu saat akan goyah kehidupan rumah tangga selanjutnya.
Karena keturunannya,iya cari kalau bisa atau diusahakan mendapatkan pasangan yang dari keturunan orang subur,lalu dari keturunan orang baik-baik dan membawa kesalehan.Ini artinya jangan sepelekan dukungan keluarga calon pasangan.Karena pada hakikatnya sebuah ikatan perkawinan adalah menyatukan dua keluarga besar untuk lebih mendekatkan silaturahmi.Tidak baik melakukan "kawin lari' atau kawin tak direstui keluarga misalnya,nanti akan menelantarkan kehidupan kita di masa depan.
Jangan abaikan peran,restu dan izin keluarga,hargai ayah dan ibu atau keluarga dengan meminta doa dan restunya ketika kita memutuskan untuk memilih pasangan hidup.
Tentu saja itu semua bagi kesejahteraan dan kebahagiaan Anda berdua setelah jadi keluarga mengarungi hidup ini.
Selamat malam semua.
***
Catatan admin/penulis :
Maaf para teman pembaca semua,jikalau Anda menemukan ulasan atau postingan agama Islam di blog ini,maka itu semata-mata bukan karena saya seorang Kyai,atau seorang ahli agama.Oh,tidak teman.
Saya bukan ahli agama atau apalagi Kyai,namun saya sebagai bagian dari umat muslim saja,untuk sekedar berbagi infromasi yang saya dapat dari pengalaman ,untuk berbagi kepada Anda semua dengan harapan ada manfaatnya,dan blog ini bukan blog khusus untuk memuat materi Agama Islam,hanya saya berniat untuk ikut sesuai anjuran agama kami,bahwa setiap muslim itu wajib ikut berdakwah walau menyampaikan keterangan agama hanya satu ayat sekalipun,sekemampuan.
0 comments:
Posting Komentar