Minggu, 11 Maret 2012

Seks Swalayan di kalangan TKI,Sehatkah ?


Foto dari Google img.

Oleh : Aang WDjampang
Di muat pula di Kompasiana/Aang Suherman


Urusan arus bawah yang satu ini memang tak memandang siapapun dia itu manusia biasa atau manusia luar biasa,selama manusia itu normal pasti hasrat ini akan selalu meronta-ronta hendak mencari penyaluran.Tak peduli dengan status sosial apapun atau jenis dan kelas manapun dan jenis kelamin apapun lelaki atau perempuan,pria atau wanita pasti akan merasakan hal yang sama bila sehat dan normal.

Tak terkecuali hal ini melanda juga kepada TKI yang hidup dan tinggal sendirian di seluruh penjuru dunia,termasuk di Saudi Arabia.Penyaluran hasrat biologis secara umum bisa disamakan dengan halnya kebutuhan makan minum bagi seseorang yang telah berumah tangga atau yang pernah melakukan hubungan suami isteri.

Disini tak mengulas tentang halal atau haramnya hukum “swalayan’ atau “masturbasi”atau apa yang orang medis katakan “onani”,tetapi mencoba untuk mengulas hal manusiawi ini (human being) yang satu ini dari satu sudut serpihan masalah yang kompleks dan rentan bersentuhan dengan norma=norma agama dan adat timur yang asalnya sangat tabu untuk dibicarakan.

Rekan TKI di Saudi khususnya yang saya tahu terutama rekan TKI pria yang kebanyakan sopir pribadi dan beberapa orang rekan yang saya kenal sebagai penjaga toko atau pekerja restaurant sering memperbincangkan hal tabu ini walau dengan malu-malu atau sekedar senda gurau sesama teman.

Tetapi kenyataan bahwa hal penyaluran seksual ini menjadi sangat penting karena tidak sedikit TKi yang kabur dari majikan hanya karena tergoda rayuan rekan wanita baik di dalam negara  Saudi atau tergoda oleh wanita atau pria di Indonesia.Dan masa kontraknya tidak sukses penuh 24 bulan sesuai perjanjian atau malah kabur untuk menikah di Negara Saudi di kota lain yang ada pasangannya.

Pak Sanusi TKI asal Cikalong-Cianjur misalnya umur 45 tahun beristeri satu anak tiga di Saudi bekerja sendirian tanpa pasangannya untuk menyalurkan hasrat biologisnya Pak Sanusi mengisinya dengan mengaji dan mengikuti pengajian-pengajian yang dekat dengan rumahnya. Atau melampiaskan dengan mendekatkan diri dengan ritual ibadah yang banyak,tetapi tetap saja sekali-kali ada hasrat juga dan terpaksa melakukan Masturbasi.

Lain cerita dengan Mahmud asal Madura usia 26 tahun duda 4 tahun,meyalurkan aspirasi arus bawahnya kata beliau selalu tiap malam malahan melakukan lewat “cyberseks”. maklumlah Mas Mahmud masih greng-grengnya. Atau ada yang menelepon pacarnya dan berpacaran di telepon.

Berbeda dengan Rudi asal Cililn Bandung untuk mengantisipasi ini Rudi memperbanyak kegiatan olahraga kalau disela-sela waktu senggang tak ada kerjaan Rudi selalu olahraga.tetapi tetap saja bila lagi mood datang suasana itu Rudi akhirnya melakukan ativitas “M” (marturbasi juga).

Rekan Halimah dari Sukabumi lewat telepon waktu saya tanya tentang ini tadi sore dengan sedikit malu-malu dia menjawab,katanya kalau datang hasrat itu dia suka tidur saja lalu nanti akan mimpi basah..haha,,Berbeda dengan rekan PRT Yani Mulyani 23 tahun asalnya tak mau disebut berkomentar tentang ini dia kalau lagi “on’selalu menelepon suaminya di Indonesia lalu bermesraan di telepon sampai klimaks.

Menulis khusus tentang ini pasti berbagai cara banyak dilakukan oleh rekan-rekan TKI yang jauh dari pasangannya itu,jikalau sudah “on” hadir hasrat untuk ML (Making Love) maka akal sehat sering tidak berjalan,terutama yang mempunyai hasrat bertegangan tinggi,bayangkan selama dua tahun malah lebih hasrat manusiawi ini tak tersalurkan.

Begitulah salahsatu perjuangan para pahlawan devisa ini patut diacungi jempol karena mereka selain punya masalah-masalah lain termasuk kuat menahan dan punya “penderitaaan” bathin yang satu ini pula.Hal ini tidak termasuk kepada atau jarang diungkap oleh para pengulas dan komentator tentang masalah TKI.

“Setahu saya jikalau pasangan tak ada atau jauh,swalayan saja oke tuh.” Kata Bang Dede TKI yang sudah empat kali puasa empat kali lebaran belum pulang ke Indonesia,karena hutangnya di kampung belum lunas haha…tadi pagi waktu ngobrol di warung Indonesia di kawasan Hayi AlRawabi-Riyadh Saudi Arabia.

Bagaimana dengan hukum agama,bagaimana menurut ilmu kesehatan itu kembali ke masing-masing pribadinya.Yang jelas konteksnya dengan tulisan ini tentang hitam putih kesehatan para TKI,masturbasi tak ada salahnya dibanding dengan berbuat jina dengan wanita atau pria yang bukan suami atau isterinya yang sah.

“Kalau saya suka pusing dan uring-uringan kalau sehari saja tidak masturbasi,”Kata Mas Nurkholis TKI asal Banyuwangi yang sudah 18 bulan bekerja di kawasan Al-Badiah Riyadh.Yang sudah tak sabar ingin pulang kampung empat bulan lagi.

“Saya suka sakit kepala mas,dan perasaan gelisah dan resah kalau tidak “MB” (masturbasi) seminggu saja.” Mas Sadikin TKI asal Brebes.Selama ini Mas Sadikin Ber “MB” ria dengan melihat dan berfantasi dengan melihat film-film BF dari ponselnya.

“Kalau saya suka seger dan merasa plong kalau sudah di “keluarkan” MB nya saya selalu pake YM atau video calling dengan pacar saya di Jeddah,” Kata Salim pemuda sopir asal Karawang yang masih umur 22 tahun bekas sopir angkot di Karawang dulunya.

Pembaca..,ada komentar? atau malah ada juga pembaca  yang suka “swalayan” ini….salam.

0 comments: