Jumat, 13 April 2012

Tahu Diri

Oleh : A.Wierodjampang

ilustrasi : Shutterstock
Ketika berbincang-bincang sesama teman TKI di Riyadh Gallery beberapa hari yang lalu,ada seorang teman TKI sopir yang ngobrolnya terus saja mengeluh,mengeluh dari  mulai gaji yang katanya terlalu murahlah,majikan yang banyak keluyuranlah,majikan bawel dan cerewetlah dan sekian puluh ribu keluhan lainnya.

Termasuk mengeluh tentang keluarganya di Indonesia yang seolah "sangat kehausan uang kiriman bulanannya" hehe,iya  sure...saya mendengar saja waktu itu,dan semakin ada yang mendengar semakin meluncurlah "semua amunisi "keluhannya.

Pertama keluhan gaji yang dirasakan teman pengeluh ini adalah selalu kurang katanya,gaji standar untuk sopir pribadi rumahan saat ini 1200 plus makan.

"Uang segitu masih kurang ji,harusnya 1500 riyal .." lanjut si pengeluh pada kami yang tengah berkumpul,aha..sungguh tidak indah..bukankah mengenai gaji sudah diketahui sebelum para TKI berangkat waktu di Indoensia..?,begitu bathinku tidak aku bilang ke dia saat itu sih,karena saya tahu,kalau saya bilang begitu langsung di sana wah,..pasti akan panjang urusannya hehe.Bisa terjadi debat kusir yang kurang manfaat.

TKI informal di Saudi tidak bebas waktu senggangnya untuk bertemu teman seperti waktu di kampung ,jadi kalau lagi ngobrol di tempat berkumpul so pasti kebanyakannya akan jadi cenderung "banyak omong" yang kadang tidak karuan,sebagai pelampiasan dari biasa diamnya di kamar masing-masing,meskipun tidak semua sih yang begitu.

Bukankah besar gaji dan ketentuan lainnya sudah diketahui sejak pendaptaran di PJTKI,bahwa gaji sopir TKi hanya 1000 riyal,lalu kenapa si pengeluh itu kok ngeyel saja daftar ke PJTKI,kalau mau gaji yang besar ya jangan ambil lowongan sopir,coba ambil lowongan kerjaan yang formal,misalnya jadi Insinyur di perusahaan minyak Saudi,aramco atau lainnya..pasti gajinya puluhan juta perbulan,atau belasan ribu riyal perbulannya.

Jadi harus cukup tahu diri lah dengan apa yang kita keluhkan,terutama mengeluh dengan menjelek-jelekkan majikan atau teman bisnis kita,padahal kata mereka bisa saja bilang begini.

"emang loh siapa sih..kok ngeluhnya enggak nyambung sama siapa dirimu..kalau mau gaji segitu ya kerjakan kalau enggak mau ya jangan datang ke gue dong.." hehe kali aja begitu kata yang mempekerjakan.

Tapi memang iya mengeluh mau menuntut lebih dari sekedar siapa kita adalah keluhan yang gendeng, bukan..?.

Kecuali jika ketentuan misalnya standar 1000 lalu dibayar oleh majikan 700 atau dibawah standar, baru pantas mengeluh dan  ngomel selangit pun itu wajar..haha.

Semoga semakin bisa menyadari diri sendiri dalam berbagai situasi apapun.

2 comments:

siiiiip tulisan kang aang banyak menginspirasi :D

salam saya tetangga di riyadh heheheh
ummi khaled :D

termasuk saya banyak juga terinsirasi dari tulisan-tulisan neng Moona dan kawan-kawan...

hehe...sukron