By : Aang Wierodjampang
Status pengangguran tidak indah untuk dirasakan,tidak nyaman,malu dan tidak berharga di lingkungan.Pendapat yang lebih ekstrem menyebut penganggur adalah sampah masyarakat,sangat terhina sekali.
Meskipun penyebab menjadi pengangguran bisa berbagai macam tergantung situasi pribadi penganggur masing-masing,namun tetap saja label penganggur adalah label yang tidak berharga.
Kecuali bagi si pemalas yang sudah tidak punya dan tidak peka lagi dengan harga diri dan tanggungjawab hidup,mungkin menganggur terus sepanjang masa nyaman-nyaman saja.
Diantara sekian penyebab terus menganggur ada satu sifat yang sering hinggap di sebagian kalangan penganggur “berijazah” atau penganggur sarjana,yaitu “gengsi” dengan predikat kesarjanaannya ketika harus memulai dari level yang terbawah atau sekedar disebut pekerja informal.
Meskipun kata teori bahwa sebenarnya lowongan untuk kalangan manager ke atas sangat banyak karena kurangnya tenaga sarjana yang ada,tetapi di kenyataan meskipun sudah menggondol ijazah sarjana apalagi jika bidang keilmuan yang disandangnya hanya sarjana rata-rata,tak dipungkiri untuk mendapatkan kursi pekerjaan sesuai dengan ijazah yang dipunyai sangatlah susah,karena selain persaingan yang ketat juga lapangan kerja tersedia sesuai dengan ijazah sangat terbatas.
Bagi rekan sarjana yang demikian,(maaf) yang ijazahnya kurang diperlukan oleh lowongan pekerjaan di tanah air saat ini atau lulusannya terlalu banyak tidak seperti sarjana keahlian tertentu yang lulusan sedikit tetapi lowongan banyak,maka perasaan gengsi di awal mencari pekerjaan mari kita buang dulu jauh-jauh.
Dengan sedikit berprinsip bahwa kita hanya perlu membuka pintu pertama saja dan tidak akan selamanya di zona ini,hanyalah sebagai batu loncatan ke rencana besar berikut yaitu bekerja sesuai ijazah yang dimiliki,tidak ada salahnya kita ambil lowongan pekerjaan yang semi informal atau malah informal sekalipun.
Apabila malu dengan ijazah sarjana pada waktu melamar kerja,kita sesuaikan saja dulu ijazah terlampir di file lamaran hanya ijazah yang dipinta,SLTA misalnya yang penting lolos untuk menembus dinding pengangguran ke zona jadi status punya pekerjaan.
Manfaat dan keuntungan bila merangkak dari bawah misalnya,kita menjadi lebih banyak tahu seluk beluk tetek bengek tentang Perusahaan yang dimaksud atau sistem yang dimaksud atau akan lebih banyak tahu dan menambah pengalaman praktis lingkungan kita bekerja.
Dengan status tidak menganggur lagi akan muncul kepercayaan diri yang baik,bertambah relasi dan teman-teman yang bisa membuka peluang lebih banyak,lebih mendalami materi dan praktek teknis non teknis bahkan gerak-gerak mekanis terkecil di sebuah perusahaan atau lembaga,karena kita bekerja langsung dan berangkat dari bawah,berangkat dari hal terkecil.
Untuk selanjutnya rekan pembaca pada tahu sendiri langkah terbaik berikutnya karena jalan peluang sudah ada,lingkungan sudah kita kuasai maka peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan ijazah dan keahlian kitapun akan terbuka lebih besar dan luas dibanding bila kita mencari peluang kerja sambil masih status pengangguran.
Bagi yang bertalenta wirausaha di suatu waktu akan mendukung juga,karena untuk menjadi seorang wirausahawan yang baik akan lebih mantap jika wirausaha itu berasal dari seorang yang berangkat dari level terbawah baik sebagai pekerja ataupun sebagai pengusaha kecil dahulu.Kemampuan wirausaha yang ulung dan baik dan berpeluang besar akan berhasil kebanyakan para pengusaha yang”berpahit-pahit dahulu” di awal perjuangan kesuksesannya.
Khusus untuk wirausaha ini kenalilah potensi diri dengan baik,karena sesungguhnya tidak semua orang cocok jadi pengusaha,jangan terlalu dipaksakan kalau potensi dan talenta kita lemah di bidang ini.jadi karyawan juga sama saja jika sudah bisa nyaman dan bisa berkarya untuk diri sendiri,keluarga dan sesama bahkan untuk bangsa,jadi orang gajian juga adalah pekerjaan mulia jika kita sudah berada di jalur diri yang benar sebagai jati diri masing-masing.
Secara teori umum sangatlah baik bahwa jiwa berwirausaha harus selalu dikembangkan namun secara personal ya kembali ke talenta diri masing-masing,jadi karyawan gajian,jadi wiraswastawan semua baik-baik saja dan bisa sama-sama sukses dengan ukuran sukses yang relatif berbeda ukurannya bisa sukses materi atau sukses non materi kenyamanan,kepuasan dan lain-lain.
Jadi wiraswastawan atau jadi orang gajian nilai kesuksesan yang besar adalah jikalau seseorang itu sudah bisa mandiri,banyak dan membawa manfaat pada diri sendiri,pada keluarga dan kepada sesamanya,juga bermanfaat bagi bangsa,negara dan sesama umat makhluk Tuhan semua.
Untuk bermanfaat kepada semua hal di atas salah satunya adalah mempunyai pekerjaan tetap atau penghasilan tetap,kalau jadi penganggur terus mana bisa manfaat buat orang lain,buanglah gengsi karena kita sarjana, terima dahulu lowongan pekerjaan yang ada atau bila berbakat wiraswasta bukalah usaha sendiri ciptakan lapangan pekerjaan jangan terlalu bangga dan terikat terjerat gengsi karena memiliki Ijazah sarjana yang dipunyai,walau sarjana lulusan apapun kalau menganggur dan malas tetap saja hidup akan terhina menjadi sampah masyarakat.
Salam berbagi buat rekan yang masih berjuang mencari pekerjaan.
Meskipun penyebab menjadi pengangguran bisa berbagai macam tergantung situasi pribadi penganggur masing-masing,namun tetap saja label penganggur adalah label yang tidak berharga.
Kecuali bagi si pemalas yang sudah tidak punya dan tidak peka lagi dengan harga diri dan tanggungjawab hidup,mungkin menganggur terus sepanjang masa nyaman-nyaman saja.
Diantara sekian penyebab terus menganggur ada satu sifat yang sering hinggap di sebagian kalangan penganggur “berijazah” atau penganggur sarjana,yaitu “gengsi” dengan predikat kesarjanaannya ketika harus memulai dari level yang terbawah atau sekedar disebut pekerja informal.
Meskipun kata teori bahwa sebenarnya lowongan untuk kalangan manager ke atas sangat banyak karena kurangnya tenaga sarjana yang ada,tetapi di kenyataan meskipun sudah menggondol ijazah sarjana apalagi jika bidang keilmuan yang disandangnya hanya sarjana rata-rata,tak dipungkiri untuk mendapatkan kursi pekerjaan sesuai dengan ijazah yang dipunyai sangatlah susah,karena selain persaingan yang ketat juga lapangan kerja tersedia sesuai dengan ijazah sangat terbatas.
Bagi rekan sarjana yang demikian,(maaf) yang ijazahnya kurang diperlukan oleh lowongan pekerjaan di tanah air saat ini atau lulusannya terlalu banyak tidak seperti sarjana keahlian tertentu yang lulusan sedikit tetapi lowongan banyak,maka perasaan gengsi di awal mencari pekerjaan mari kita buang dulu jauh-jauh.
Dengan sedikit berprinsip bahwa kita hanya perlu membuka pintu pertama saja dan tidak akan selamanya di zona ini,hanyalah sebagai batu loncatan ke rencana besar berikut yaitu bekerja sesuai ijazah yang dimiliki,tidak ada salahnya kita ambil lowongan pekerjaan yang semi informal atau malah informal sekalipun.
Apabila malu dengan ijazah sarjana pada waktu melamar kerja,kita sesuaikan saja dulu ijazah terlampir di file lamaran hanya ijazah yang dipinta,SLTA misalnya yang penting lolos untuk menembus dinding pengangguran ke zona jadi status punya pekerjaan.
Manfaat dan keuntungan bila merangkak dari bawah misalnya,kita menjadi lebih banyak tahu seluk beluk tetek bengek tentang Perusahaan yang dimaksud atau sistem yang dimaksud atau akan lebih banyak tahu dan menambah pengalaman praktis lingkungan kita bekerja.
Dengan status tidak menganggur lagi akan muncul kepercayaan diri yang baik,bertambah relasi dan teman-teman yang bisa membuka peluang lebih banyak,lebih mendalami materi dan praktek teknis non teknis bahkan gerak-gerak mekanis terkecil di sebuah perusahaan atau lembaga,karena kita bekerja langsung dan berangkat dari bawah,berangkat dari hal terkecil.
Untuk selanjutnya rekan pembaca pada tahu sendiri langkah terbaik berikutnya karena jalan peluang sudah ada,lingkungan sudah kita kuasai maka peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan ijazah dan keahlian kitapun akan terbuka lebih besar dan luas dibanding bila kita mencari peluang kerja sambil masih status pengangguran.
Bagi yang bertalenta wirausaha di suatu waktu akan mendukung juga,karena untuk menjadi seorang wirausahawan yang baik akan lebih mantap jika wirausaha itu berasal dari seorang yang berangkat dari level terbawah baik sebagai pekerja ataupun sebagai pengusaha kecil dahulu.Kemampuan wirausaha yang ulung dan baik dan berpeluang besar akan berhasil kebanyakan para pengusaha yang”berpahit-pahit dahulu” di awal perjuangan kesuksesannya.
Khusus untuk wirausaha ini kenalilah potensi diri dengan baik,karena sesungguhnya tidak semua orang cocok jadi pengusaha,jangan terlalu dipaksakan kalau potensi dan talenta kita lemah di bidang ini.jadi karyawan juga sama saja jika sudah bisa nyaman dan bisa berkarya untuk diri sendiri,keluarga dan sesama bahkan untuk bangsa,jadi orang gajian juga adalah pekerjaan mulia jika kita sudah berada di jalur diri yang benar sebagai jati diri masing-masing.
Secara teori umum sangatlah baik bahwa jiwa berwirausaha harus selalu dikembangkan namun secara personal ya kembali ke talenta diri masing-masing,jadi karyawan gajian,jadi wiraswastawan semua baik-baik saja dan bisa sama-sama sukses dengan ukuran sukses yang relatif berbeda ukurannya bisa sukses materi atau sukses non materi kenyamanan,kepuasan dan lain-lain.
Jadi wiraswastawan atau jadi orang gajian nilai kesuksesan yang besar adalah jikalau seseorang itu sudah bisa mandiri,banyak dan membawa manfaat pada diri sendiri,pada keluarga dan kepada sesamanya,juga bermanfaat bagi bangsa,negara dan sesama umat makhluk Tuhan semua.
Untuk bermanfaat kepada semua hal di atas salah satunya adalah mempunyai pekerjaan tetap atau penghasilan tetap,kalau jadi penganggur terus mana bisa manfaat buat orang lain,buanglah gengsi karena kita sarjana, terima dahulu lowongan pekerjaan yang ada atau bila berbakat wiraswasta bukalah usaha sendiri ciptakan lapangan pekerjaan jangan terlalu bangga dan terikat terjerat gengsi karena memiliki Ijazah sarjana yang dipunyai,walau sarjana lulusan apapun kalau menganggur dan malas tetap saja hidup akan terhina menjadi sampah masyarakat.
Salam berbagi buat rekan yang masih berjuang mencari pekerjaan.
tulisan ini saya muat juga di kompasiana
0 comments:
Posting Komentar