Selasa, 08 Mei 2012

TKI Informal dan Ijazah

By : Aang Wierodjampang


TKI informal yang dimaksud yaitu Buruh Migran Indonesia yang bekerja di sektor informal yang tidak memerlukan keahlian lulusan pendidikan formal.

BMI demikian diantaranya PLRT,Sopir,Haris,cleaning service dan semacamnya,meskipun kadang BMI yang bekerja di restauran (bukan chef),di salon termasuk sopir pribadi juga suka disebut TKI informal, padahal keahlian untuk pekerjaan ini diperoleh dari jalur pendidikan nonformal.


Menjadi BMI meskipun sebagian mengaku sebagai pilihan hidup,tetapi kalau mau jujur kebanyakan adalah sebuah kondisi yang terpaksa karena lapangan kerja di dalam negeri tidak bisa menampung tenaga kerja yang banyak atau tertampung tetapi gaji yang diperoleh tidak sebaik gaji BMI dengan jenis pekerjaan yang sama.

BMI Informal menjadi alternatif pilihan hidup bagi sebagian TKI.Berbagi pengalaman  saja yang kebetulan keluarga besar  di kampung sembilan puluh persen pekerjaannya TKI ,baik yang formal maupun informal  tersebar di Hongkong,Korea,Malaysia,China,USA,Jepang, Timur Tengah,dan pelayaran Internasional.

Diantara sekian banyak  TKI dari daerah penulis yang terpaksa memilih menjadi TKI informal bermacam alasan dan sebabnya,dengan sudah tidak melihat lagi pendidikan yang pernah di enyamnya.

Sama halnya dengan daerah lain di pelosok tanah air,terutama dari daerah pemasok TKI informal seperti NTB,Madura,dan Pulau Jawa,khusus pulau Jawa terbesar pemasok TKI informal PRT dan Sopir ke Saudi Arabia dan sekitarnya dari sekitar Indramayu,Cianjur,Karawang,dan Sukabumi.

Sejak sekitar tahun 2000 TKI informal kebanyakan ijazahnya SLTA tetapi di dalam catatan resmi mereka hanya  ijazah SD saja ke PJTKI karena umumnya malu atau takut hilang ijazah asli selama prosesnya di PJTKI,dan memang untuk yang ini cukup ijazah SD saja.

TKI PRT dan Sopir tetap menjadi pilihan instan bagi para wanita lajang dan ibu rumah tangga yang merasa penghasilan mereka di kampungnya sudah tidak bisa diandalkan lagi untuk memenuhi standar hidup layak,jika mereka tidak jadi TKI hanya bisa makan minum doang,tidak akan bisa menyekolahkan anak-anaknya sampai Perguruan Tinggi atau  SLTA misalnya.

Memilih jalan ini dengan terpaksa karena tuntutan hidup.

Pilihan menjadi TKI informal PRT pun melanda generasi ABG keluaran SLTA lulusaan tahun dua ribuan,karena seiring dengan kemajuan dan perkembangan gaya hidup yang semakin menuntut mempunyai uang terus atau gaya hidup hedonis.

Untuk sekedar tampil modis,sekedar punya gadget tertentu,atau mempersiapkan masa depan maka generasi lulusan SLTA,sejak  tahun 2000 melimpah mendaftar jadi TKW  TKI migran, membludak ke PJTKI yang berjalan pula saat itu untuk TKW timur tengah gratis tidak potong gaji,yang Asia potong gaji tidak usah bayar duluan.

Dengan kondisi kemajuan dan perkembangan gaya hidup yang semakin modern tepatnya hedonis,kebutuhan mendesak di kampung,lapangan kerja yang sulit atau bergaji murah di kampung,kebangkrutan usaha,atau punya masalah tertentu di rumah tangga dan  urusan pribadi lainnya,menjadikan mereka tidak lagi memikirkan lulusan sekolah mereka darimana apakah Sarjana atau SLTA atau hanya Diploma lalu mendaftarlah mereka menjadi TKI informal dengan menutupi status jenjang pendidikannya dengan hanya mengaku lulusan SD saja.

Di saat ini tidaklah susah  di Saudi untuk bertemu dengan TKI Sopir atau PRT yang lulusan SLTA bahkan ada banyak Sarjana yang bekerja sebagai TKI Informal.

Apalagi teman yang di Hongkong,Singapore dan Asia lainnya mereka  rata-rata SLTA atau Sarjana karena di Asia khususnya kesempatan untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang tertunda gahulu sangat mendukung atau terbuka.

Pengalaman saya saja di Saudi,para TKI sopir Saudi dan PRT Saudi saat ini kebanyakan mereka kelahiran tahun 1980 ke atas,masih muda-muda dan makan sekolahan paling tidak SLTP,SLTA ,banyak juga karena sebab tertentu yang Sarjana baik Sarjana penuh maupun Sarjana D.Out, tidak heran mereka menjadi melek ilmu pengetahuan atau sekedar kegiatan internet dan kegiatan cerdas lainnya.

Banyak rekan TKI dari Madura dan Jawa yang mempunyai keahlian komputer dasar atau keahlian super lainnya,tetapi pekerjaan tetap sopir atau PRT.
TKI informal tidak berarti mereka pendidikannya dari informal (natural) saja  tetapi banyak yang lulusan formal atau pendidikan nonformal tertentu.

Mudah-mudahan ke depan bangsa dan negara Indonesia ini semakin baik,sehingga tenaga-tenaga muda ini tidak tersia-sia ilmu yang didapatnya selama dibangku sekolah.
Salam BMI di seluruh dunia.
Salam berbagi pengalaman.