Sabtu, 22 September 2012

"Sensitivitas Keyakinan" dan Konten Kita di Internet

Dalam hal inilah saya yang amatir selalu berhati-hati jikalau berekspresi lewat tulisan di blog atau di publik,semacam di jejaring sosial ataupun di situs komunitas.Karena ketersinggungan umat akan sangat dahsyat meskipun hanya dipublikasikan di dunia maya saja.

Kenyataannya topik-topik Agama di berbagai situs maupun milis dan komunitas diskusi asalnya,selalu berlanjut dengan "perdebatan" seru dan kadang berlebihan,dan beberapa pengelola situs untuk tidak berlanjut ke konflik yang lebih fatal,banyak yang memberhentikan sementara kolom atau ruang Agama yang dimaksud.

Artinya jangankan sampai konten yang menyinggung tentang menghina langsung dengan berani,seperti film Innocence of Muslims yang saat ini heboh,bahwa dalam "diskusi"tentang esensi agamanya saja sudah demikian "panasnya",atau gampang membara.

Sebenarnya,di internet banyak juga yang berisi topik agama atau keyakinan tertentu yang "parah banget" ngawur dan ngaco,kebanyakan ditulis oleh pengelola blog atau situs yang anonim,tidak bisa dilacak dengan mata telanjang.dan kurang dapat dipegang tanggung jawabnya secara pasti,dan mungkin dengan itulah mereka makanya anonim.

Tetapi tulisan termaksud,masih dalam rangka 'menyelewengkan"dogma-dogma dan syariat,sejauh yang pernah saya lihat mereka hanya ngaco saja,menyerang syariat yang benar dengan teori ngaco ala mereka.Belum sampai menghina seperti film "IoM" tadi.

Kalau di film tadi menurut beberapa tulisan teman,yaitu,di filmnya menggambarkan jasad Kanjeng Nabi Muhammad SAW lengkap beserta dialog dan adegan yang sangat tidak senonoh lainnya,jelas ini menyerang dan menghina secara mencolok mata umat Islam,menghina dan merendahkan sebuah keyakinan,dalam hal ini agama Islam.

Kebebasan berpendapat dan berekspresi tentu saja hak asasi,namun jika tidak mempertimbangkan "sensitivitas keyakinan",ke keyakinan apapun,maka akibatnya akan diserang oleh umat pemeluk keyakinan itu,dimanapun anda berada.

Termasuk dalam kebebasan berekspresi di blog-blog pribadi dan di situs web atau di komunitas jurnalis warga dan semacamnya,maka tidak menutup kemungkinan seorang penulis akan diserang umat pemeluk suatu keyakinan,jika dalam menulisnya tidak mengindahkan dan tidak mempertimbangkan "sensitivitas agama dan keyakinan"termaksud.

Hikmahnya

Semoga kita dalam berekspresi di ranah manapun terutama di blog pribadi atau internet,kita selalu diberi petunjuk oleh Allah,agar kita bisa sharing atau berbagi hal-hal atau konten yang bermanfaat,dan semoga menulis di kesempatan apapun niat utama kita adalah untuk Ibadah.

Berekspresi saat ini memang sudah demikian bebasnya,tetapi tidak berarti bebas bablas tanpa batas,minimal kita tahu diri dan mawas diri saja,bahwa konten yang kita buat bukan semata-mata hanya untuk sarana "masturbasi' diri kita saja,hanya puas di diri priabdi saja.

Tetapi juga menyadari bahwa ada hak orang lain pula diluar yang harus kita hormati,serta jangan diremehkan tentang" sensitivitas keyakinan",semua bentuk dan macam keyakinan.Karena bila diremehkan hal ini,bisa saja kasus seperti ke film laknat tadi terjadi juga pada situs web anda bahkan ke diri penulisnya.Naudzubilahimindzalik.

Salam damai semua,semoga aktivitas blogging di dunia maya,menjadi nilai ibadah bagi diri kita dan bisa bermanfaat sedikit atau banyak bagi sesama.Dan jangan lupa hindari konten yang akan mengundang konflik dan yang sensitive terutama topik dan tema tentang keyakinan.

Semoga bermanfaat.

0 comments: