Senin, 28 Januari 2013

Miras dan Narkoba dari Kampuang hingga Senayan


Ketika masih di kampung,saya suka menonton live show berbagai acara hiburan.Dari show Dangdut panggung sampai Kesenian tradisional.

Yang marak dan meriah, penonton bisa  joget-joget dan asyik jep-ajep dengan murah di bawah panggung konser.Gratis dan ya asik saja berdesak-desakan dan tidak malu karena ramai-ramai bersama konco-konco yang kenal maupun yang tidak kenal,apalagi konsernya malam hari.

Yang paling sik-asik ketika ada hajatan keluarga atau sahabat,apalagi hiburanya ada konser dangdutan,baik dangdut asli komplit maupun hanya diiringi oleh organ tunggal saja.Karena didukung oleh sound system dan dalam suasana hajatan,tak urung suasanapun jadi meriah.

Tidak jarang artis-artis yang tampil sungguh “indah’ dipandang.Terutama oleh kaum saya,lelaki normal dan dewasa.Meskipun kadang melihatnya harus mencuri-curi kesempatan karena disamping kami ada anak isteri juga,hehe.

Sebenarnya sih risih juga,rasanya gimana gitu melihat artis-artis seronok,kadang sesekali celana dalamnya kelihatan (maaf),meski risih namun dalam lubuk terdalam naluri lelaki saya,dan mungkin juga kaum pria semua akan merasa…,senang!

Selanjutnya biasalah ada acara saweran,berjoget bersama,sebagai ungkapan ikut berbahagia kepada yang punya hajat.Tidak jarang banyak “pejabat’ setempat,ya setingkat kampung mulai dari Pak RT,Kades,bahkan Camat juga suka ikut berjoget sekedar hiburan dan ikut bahagia.

Di atas panggung,tentu ada teman aparat keamanan yang dengan “seremnya’sesekali menghardik penonton “mabuk’ yang mau menyentuh tubuh artis panggungnya.

Penonton ada yang mabuk ? Iya! Bahkan konon,kata teman saya Mas Jarot,ketua ojeg perempatan di kampung saya,artis yang seronok dan seperti tidak tahu malu di atas panggung itupun,sebelum naik panggung “ada’yang nenggak dulu minuman keras.

Ya saya tidak tahu pasti.Tidak melihat dengan mata sendiri toh.

Namun suatu waktu saya jadi ketua hajatan salah seorang keluarga saya.Dan hiburannya mengundang macam hiburan pentas panggung seperti itu.Lalu ketika  sedang mempersiapkan berbagai rangkaian acara hajatannya,saya dibisiki paman saya,katanya dari pemimpin group hiburan meminta jatah uang buat “doping’.

Saya tidak mengerti saat itu.”Doping buat apaan,Om?” tanya saya.Lalu Om saya menjawab ,” Itu buat kru hiburan dan artis (penyanyi) .Biar manggung dan konsernya memuaskan’”

“Iya apaan,namanya…?’ saya pura-pura tidak mengerti.

Om saya menjawab,” Itu beli minuman keras.Minuman beralkohol dan anu,***…!”.

“Lah…?”Saya pura-pura heran,”Memangnya harus gitu,Om? Itu kan masuk ke memakai Narkoba bukan?”.

“Bisa ditangkap dan dipenjara Om!” jawab saya dengan antara khawatir dan penasaran.

Om saya menjawab sambil berbisik ,” Alaah….,itu sudah biasa kok.Sini mana duit buat belinya?!”.

***tamat.

Catatan : Maaf ini hanya catatan ringan seusai pengalaman pribadi saya saja.Tidak berlaku untuk semua bagi para teman artis atau seniman dimanapun kita berada.Saya percaya masih banyak teman di dunia ini yang baik-baik dan berada di jalur yang lurus.
Salam hangat.

2 comments:

lama tidak hadir, moga komen ini bisa di klik, mas Aang.
test test test...

salam bahagia dan terus berkarya!

Test,dimonitor Mbak ! hehe

Bagus ,muncul terima kasih banyak Mbak.

salam hangat slaam bahagia selalu.semoga.

salam hangat.