Menjalani kehidupan ini memang kadang misteri,tidak tahu apa yang akan terjadi di esok hari.Semua rahasia mutlak berada di takdir Tuhan.Makhluk hanya wajib berusaha dan berencana,perkara akan terjadi atau tidak terjadi rencana itu,sepenuhnya adalah Kuasa Illahi.
Teman saya pagi ini mengeluh,dia sejatinya bukan tipe pengeluh selama ini,karena beliau berpendidikan lumayan tinggi,pergaulannya luas,kadang sesekali saya juga sering dimotivasi oleh beliau.
Tentang wawasan usaha dan pengalaman hidup,saya kira hampir sama dengan saya usianya beda tipis,kita sama-sama menjelang setengah abad.
Punya pekerjaan yang baik walau tidak berpenghasilan besar,tapi secara ekonomi dia termasuk cukup, cirinya belum pernah teman yang satu ini mengeluh meminjam uang ke saya, berarti secara keuangan dia saya kira cukup.
Namun ya begitulah,namanya kehidupan, tidak akan selalu sempurna.Masalah akan menimpa kepada setiap orang dalam bentuk dan macam yang berbeda.
Teman saya yang dilihat sudah mapan akhir-akhir ini sering mengeluh tentang saudara-saudaranya banyak yang menganggur,akibat hantaman wabah covid kemarin.
Ada hampir lima orang saudaranya yang sekarang tergantung kepada dia biaya hidupnya.Mungkin beberapa bulan ke depan masih dalam kondisi demikian.
Beruntung masih ada tabungan yang itupun harus "berdebat" panjang dengan istrinya,karena memang dia sendiri sedang membutuhkan cadangan uang buat biaya sehari-hari.
Satu sisi saudaranya wajib ditolong,sementara kondisi usaha mereka bahkan bisnis dia sendiri sedang merosot turun hampir menuju bangkrut.
Pokoknya teman saya kini sedang mengalami krisis keuangan keluarga,dan sumber penghasilan mereka masih kondisi sakit akibat pandemi panjang.Efeknya masih terasa walau sudah jalan dan buka kembali tetapi beban dan tanggungan kian bertambah akhirnya keuangan keluarga dia,krisis moneter.....!
Kebutuhan terus mendesak dan tidak bisa dielakkan,teman saya mulai pinjam sana pinjam sini karena panik biaya hidup dia dan tanggungan saudaranya yang belum bisa pulih.
Segala ikhtiar dan usaha mencari solusi terus dilakukan.Saya tahu teman saya itu orangnya tangguh,rajin,cerdas dan sangat pekerja keras.
Namun didera oleh kondisi yang terus menghantam keuangan pribadinya,terus menerus dengan kondisi ekonomi tidak menentu,teman pejuang ini akhirnya lesu juga.
Dia curhat bahwa dirinya saat ini mengalami kelelahan psikis dan sekaligus fisiknya.Mental pejuangnya sudah hilang karena terus dikikis oleh kesulitan dan kebuntuan hampir semua bentuk usaha yang ia lakukan mengalami jalan buntu.....!
Sangat tidak masuk akal...! Buntu...! Mentok..!
Saya sendiri bingung harus memberi saran apa.Hanya dalam kebuntuan obrolan kami berdua saya ingat guru spiritual saya,dan saya hubungi dia via WhatsApp.
Kuceritakan semua hal yang sedang kami hadapi,terutama masalah temanku.
Beliau salah satu rekan saya yang saya anggap salah satu guru kehidupan saya jika sedang banyak masalah,saya selalu curhat juga ke beliau...dan tidak jarang pencerahan banyak didapat dari obrolan dan pertemuan kami.
"Sekarang,ketika semua usaha sudah kita lakukan semaksimal mungkin,dan belum menghasilkan apapun yang diharapkan kita....tak ada jurus terbaik berikutnya selain dari......Pasrah dan Menyerahlah....kepada Takdir Tuhan..........!",Kata beliau melalui chating WhatsApp diketik bukan lewat panggilan suara.
Pasrah dan belajar Menyerah ketika semua usaha maksimal sudah dilakukan untuk menghadapi suatu masalah.
Dengan catatan,...Pasrah dan Menyerah adalah merupakan jurus pamungkas solusi sebuah masalah,setelah semua jurus ikhtiar dilakukan.
Perkuat Iman dan menyadari bahwa kita sebagai makhluk mempunyai keterbatasan.
Gimana pasrah dan menyerah? Bukankah itu sebuah sifat pengecut,penakut....?
Yah bedalah...Bukan Pasrah berarti malas atau menyerah sebagai penakut bin pecundang.
Maksud menyerah dan pasrah disini adalah Menyadari bahwa kekuatan usaha manusia terbatas,ada kekuatan yang paling menentukan berhasil dan tidak berhasil suatu ikhtiar adalah Kuasa Tuhan.
Menyerahlah kepada Tuhanmu,dan Tuhan akan membantumu dengan kuasaNya yang kadang tidak terukur dengan akal dan nalar manusia.
Wallohualam.
0 comments:
Posting Komentar