Kamis, 05 Januari 2023

Pura-pura Kesurupan Bag.2

 ..cerita ini sambungan dari.....:Cerita teman:bag.1

Cerita sebelumnya:

Kang Soleh sedang menghadiri acara hajatan kakaknya menikahkan keponakannya.Cerita di acara hajatan zaman baheula,model tahun 60 dan tahun 80an.

***

Hajatan nikahan waktu itu di rumah kakaknya termasuk hajatan orang menengah biasa,era itu kakaknya sangat dihormati sebagai seorang Mantri Guru (Sebutan untuk kepala sekolah SD) waktu itu.

Profesi guru zaman itu sangat dihormati dan disegani,termasuk tokoh terpandang di kampungnya bahkan sekecamatan kakak Mang Soleh ini terkenal kebaikan dan suka menolong,walau gajinya pas-pasan tetapi penghormatan kepada seorang guru SD kala itu begitu tinggi dari masyarakat yang rata-rata tidak lulus SD malahan masih banyak yang buta huruf.

Guru di desa waktu itu dianggap manusia istimewa,pintar,menak (ningrat),dan dianggap orang paling tahu.

Guru SD zaman itu tidak aneh jika sewaktu-waktu bisa jadi konsultan hukum atau menjadi tempat untuk menyelesaikan konflik sosial di lingkungannya.

Malahan bisa juga sewaktu-waktu jadi penasehat keluarga yang sedang konflik dan ucapannya masih sakti guru zaman itu.

Tidak aneh ada banyak guru dimanfaatkan secara politik oleh pemerintah saat itu untuk meraih simpati partai tertentu.

Dan sangat ampuh,ajakan seorang guru zaman dahulu bisa menghipnotis banyak suara jadi pemilih sesuai yang disarankan guru yang dipolitisir partai berkuasa saat itu.

Begitu wibawanya guru pada era itu.Bahkan profesi guru bisa menaikkan status sosial secara tidak langsung yang asalnya anak petani biasa jika berhasil jadi guru otomatis penghargaan masyarakat menjadi naik level ke kalangan menengah secara penghargaan masyarakat walaupun secara ekonomi guru saat itu terkenal dengan PNS gaji kecil.

Nah,Kaka mang Soleh yang lagi hajatan ini dia kebetulan seorang guru senior,dia sudah jadi Kepala Sekolah Dasar.

Tidak aneh ketika punya hajatan menikahkan anaknya banyak yang membantu,menolong,mendoakan dan menyumbang sukarela karena buah dari sikap dan perilaku baik dan kebaikan beliau selama ini.

Hajatan yang tadinya mau secara sederhana berhubung secara biaya Pak Mantri Guru ini bukan termasuk orang kaya.Tetapi pada waktunya simpati masyarakat diluar perhitungan Kakak Mang Soleh ini.

Dua hari lagi menjelang hari akad tikah,di rumah Pak Hajat sudah ramai orang yang datang menyumbang dengan berbagai bawaan.Orang datang seperti di pasar rakyat sangat ramai.

Ada yang menyumbang Beras,Sayuran,Buah-buahan,Khewan Ternak,Domba terkumpul belasan ekor,Ayam hampur ratusan ekor,kueh-kueh kering lokal,Opak,Ranginang,Wajit,Dodol,Kue Ali,dan makanan lainnya menumpuk di kamar khusus yang sengaja disiapkan oleh panitia.

Tempat untuk menyimpan stok makanan dan kue disebut Goah ( kamar khusus logistik) lengkap dengan kepala gudangnya.

Dari sinilah nanti distribusi kueh dan makanan untuk tamu undangan atau untuk kue balasan bagi yang nyumbang diatur.

Saking banyaknya orang yang hadir,sanak famili kenalan dari kampung jauh menginap bersama di sekitar rumah pak hajat.

Sebagian tidur di kamar dan rumah  pak hajat,sebagian lagi numpang nginap dan menunggu hajat usai di rumah tetangga atau saudara yang dekat,atau yang lelaki numpang nginap di mushala atau mesjid DKM terdekat.Tak ada yang menginap di hotel atau villa saat itu 

Satu hari menjelang ajad tikah puncak acara hajatan,suasana rumah dan lokasi sangat ramai,pengunjung tamu,pedagang kaki lima dadakan dan penonton membaur jadi satu.

Ramai hilir mudik keluarga besar bercampur layaknya keramaian terjadi di pasar tradisional.Sangat Ramai dan....sibuk.

Di tengah keramaian tersebut,Kang Soleh ingin memanfaatkan momen langka tersebut untuk menunjukan dirinya,ingin diakui sebagai Soleh yang punya kelebihan.

Rasa ingin dihargai tetapi Soleh minim prestasi,tidak sehebat di kenyataan seperti kakaknya yang dengan sendirinya masyarakat menghargai secara alami karena berbagai kebaikan yang diperbuat kakaknya untuk masyarakat.

Sosok kakaknya yang dihormati masyarakat bukan karena fisik materinya,hanya seorang pengajar yang baik hati dan berkepribadian tulus jika menolong masyarakat.

Sedang kan Soleh adiknya belum banyak berbuat,senasa hidupnya dia habiskan untuk berpoya dan sibuk sombong sana sini.

Giliran saat ini dia akan mencoba mencalonkan diri jadi Lurah di desanya akan memanfaatkan kerumunan masyarakat simpatisan kakaknya yang Soleh asli.

Kang Soleh pun memutar otak,aku harus cari perhatian masyarakat saat ini,begitu pikirnya saat itu.

Kebiasaan dan budaya di masyarakat waktu itu selain menghargai dan menghormati kaum priyayi,ningrat dan rasa feodal lainnya,masyarakat di desa Soleh masih menghormati juga kepada orang yang dianggap "pintar" atau punya kemampuan diluar nalar atau yang dianggap bisa berhubungan dengan roh-roh pembantu hidup manusia,menurut kepercayaan masyarakat saat itu.

Pikiran kang Soleh langsung mendapat ide,pada saat ini di keramaian pesta kakaknya dia mau menunjukkan siapa dia.

Ingin menunjukkan bahwa dia punya kemampuan luar biasa yaitu bisa berhubungan dengan alam gaib.

Supaya masyarakat menghormati dan simpati untuk memilih dis jadi Lurah yang kurang enam bulan lagi akan digelar di kampungnya.

Pikiran Soleh yang minim prestasi buat masyarakat,saya harus bisa mengelabui rakyat kampung,biar mereka menganggap aku sakti,lanjut pikirnya sekotor demikian.

Tiba hari akad tikah anak kakaknya sampai waktu yang ditentukan.Selang dua jam setelah akad nikah selesai,Soleh tiba-tiba di tengah kerumunan tamu,sanak saudara yang sedang bahagia,tiba-tiba Kang Soleh menggeram seperti suara Harimau,mengaum dan dia kesurupan.

Sangat menarik perhatian semua orang di tengah keramaian,di titik kumpulan inti hajatan Soleh kesurupan...!

Sontak tetua betanya:"....Kenapa kamu Soleh...?".

Soleh menjawab,"....Auuummm......gerrr...hrengg....akuh bukan Soleh,akuh ...eyang kalian....".

...sontak semua terpaku seluruh mata memandang Soleh,yang sengaja matanya dimeremkan.

Ratusan warga yang hadir jadi pada penasaran dan mau melihat Kang Soleh.

Pancingan Soleh berhasil,perhatian warga yang hadir semua terpusat ke dirinya.

Dia pun meneruskan akting bodohnya,mengaum dan sesekali berdehem wibawa agar semua lebih memperhatikan dirinya 

Lalu diapun berceloteh menyathan bahwa saat itu yang bicara bukan dirinya,tetapi Eyang Siliwangi yang masuk ke dirinya.

Ingin mengatakan pesan sesuatu kepada warga kampung semua,bahwa Desa ini akan maju dan makmur jika yang jadi lurahnya adalah si Soleh.

Mengaku eyang Pajajaran dan petatah petitih kuno konyol Kang Soleh terus nyerocos dan mulai....ngawur ..!

Soleh tak peduli,yang penting warga sudah mendengar dan memperhatikan dia,dan menyatakan pilihlah si Soleh agar jadi Lurah berikutnya di kampung ini.

Hampir setengah jam rangkaian acara pernikahan jadi tertunda karena Soleh pura-pura kesurupan Eyang.

Dan Soleh baru sadar ketika satu ember air mengguyur seluruh kepala dan tubuhnya disiramkan dan satu pukulan keras ke dadanya,pukulan dan air satu ember itu berasal dari telapak tangan kakaknya yang punya hajat.

"Soleh......adikku,tolong sudahi sandiwaramu..kembalilah kamu ke jalan yang lurus...!".Kata kakaknya bijak dan membuat Soleh sadar dan menangis.

Soleh setelah itu pergi ke luar kampungnya karena malu permainan bohongnya diketahui oleh semua warga.

Dan tentu besoknya akan ramai jadi bahan pembicaraan warga Desanya.

Soleh malu dan akhirnya dia pergi ke Jakarta terus memperbaiki diri,dan sekarang walaupun tidak kesampaian jadi Lurah di kampungnya,karena tidak pernah bohong lagi,kini dia dipercaya jadi Manajer di sebuah Bengkel mobil lumayan besar di sebuah kawasan Jakarta.

Dan bertemu dengan saya di sebuah garasi,lalu dia bercerita tentang ini.

Tamat.

...seburuk apapun masa lalu,jika hari ini baik dan istiqamah baik,Tuhan akan membuat hari esokmu akan baik pula.....

***

0 comments: