Kawasan kota Jakarta pusat "dikuasai" oleh jaringan group pedagang kopi instan memakai sepeda.
Sepeda bukan kendaraan bermotor,terus bisa didorong di panggul jika perlu kalau bertemu jalan buntu.
Sepeda di jalanan kota tidak dilarang seperti kendaraan Becak zaman dahulu,khususnya di wilayah DKI Jakarta
Memanfaatkan jarak terlalu jauh ke kios atau warung di komplek perkantoran atau tempat wisata dan gedung-gedung mewah di daerah ini,para pedagang kopi instan menggunakan sepeda untuk tempat berjualannya.
Selain bersifat mobile,jualan kopi instan di sepeda dianggap lebih lincah dan praktis untuk menembus pasar konsumen kopi murah instan di antara antar gedung dan kantor yang memang tidak ada mengijinkan ada warung atau kios di depannya.
Sedangkan pejalan kaki dan pegawai atau karyawan membutuhkan minum kopi untuk sekedar jeda istirahat atau menemani mereka nongkrong di depan kantor.
Kreatif dan tentu salut kita pada semangat berusaha mereka ini.
Meskipun sedikit agak runyam hehe untuk pemandangan di trotoar bersih dan rapi,tetapi kadang saya juga jajan ngopi membeli pada mereka.
Seduh kopi hitam,guyur air panas dari termos dan kopi instan siap diseruput walau hanya diseduh di cup plastik tipis yang jika tak hati-hati bisa luber itu air kopi panasnya.
Untuk harga mereka mematok harga pasaran sama dengan harga kalau kita membeli dari warung kopi di ujung gang atau kampung kita.
Selamat berjuang kawan,jangan lupa bawa selalu tempat sampahnya,jaga kebersihan dan kita semua menjemput rezeki dari segala jalan dan bentuk usaha.
Semoga halal dan berkah,hasilnya untuk menghidupi anak istri,bahkan ada yang mampu membiayai kuliah anaknya hasil dari berjualan kopi instan bersepeda di kota Jakarta.
Ini sebagian aktivitas mereka saya foto di jalan Cikini Raya Menteng Jakarta pusat.
Pedagang Kopi Sepeda di Cikini Jakarta Pusat ( Foto milik bernadaindo) |
Di Cikini Jakarta Pusat |