Sabtu, 17 Maret 2012

Ketika Harus Memilih Barang Bekas

Bicara barang bekas terbayang rongsokan bukan..?,ya termasuk itu,tetapi kali ini saya maksudkan barang bekas yang masih layak pakai,masih bisa di gunakan fungsinya hanya bukan didapat dengan membeli test atau baru.

Sebut saja misalnya HP bekas,Mobil bekas,Motor bekas,sepeda bekas atau alat rumah tangga lainnya.Bekas membekas (istilah saya saja nih),saya pengalaman dengan membeli HP bekas,tak perlulah saya sebut merknya takut nanti disangka penghinaan atau kampanye hitam hehe..

Maklum penghasilan saya sebulan tak seberapa,namanya gaji ya pasti selalu gampang meleleh,sebelum gajian bingung karena uang dah habis di tiga perempat bulan setelah dapat gaji masih juga bingung dengan banyaknya pos pengeluaran yang harus di tunaikan.

Berangkat dari pengahsilan saya yang jelas kurang dan tak seberapa,saya selalu mikir-mikir banyak pertimbangan,mengingat,membaca, melihat dan  menimbang bahkan harus mendengar dulu percakapan dengan Sang wakil ketua keluarga (isteri),mengenai belanja apa,beli apa dan buat apa duit gaji bulan ini.

Saya beruntung mendapat isteri yang "cerdas" hm..! cerdas apa terpaksa yah isteri saya..?,maksudnya kok bisa mengatur pengeluaran dengan kebijakan "uang ketat" menghadapi situasi ekonomi yang semakin serba mahal ini.Uang anggaran dapur dari saya selalu saja cukup di akhir bulan.padahal menurut ukuran IMF ciee..pakai standar IMF segala..ya biar seru gitu bacanya (sedikit di dramatisir hihi).Padahal kalau menurut ukuran standar wah uang disetor dari saya ke isteri sangat kurang..! (udah ah takut isteri saya ke GR an ).

Berangkat dari itulah,pendapatan sedikitlah lalu saya kalau mau membeli sesuatu suka mempertimbangkan kegunaanya,dari faktor fungsinya apa bener-bener mendesak perlu atau malah bisa ditangguhkan.

Alih-alih saya ikut mode yang sedang up to date,buat nambah gadget baru saja yang terkecil misalnya beli HP sedikit Smart (HP Pintar) saya menimbangnya harus lebih dari dua jam,ditambah satu cangkir kopi dan sebatang rokok,baru deh dapat keputusan Beli atau Tidak beli.

kembali ke taupik eh topik..

Pengalaman membeli barang bekas,HP saya pernah beli HP bekas yang berfitur standar ada kamera meskipun hanya 2 mp,lalu ada kamera webnya (3G),ada buat browsing internet,dan tentu saja ada mp3 serta kartu memory walau hanya 2GB.

Ceritanya dibelilah itu kamera bekas seharga 200 SAR,itupun duitnya hasil dari "puasa" merokok selama satu bulan (bukan berhenti lho,puasa.? artinya hanya mengurangi saja ).

Setelah dua hari saya pakai,jeprat jepret pakai kamera,narsis upload ke dunia maya,dan tak lupa nyhooting teman-teman di jalan,dan apa saja yang bisa difoto hehe..(penyakit saya kalau bawa kamera pengennya segala difoto..rencananya saya mau memoto Raja Saudi tetapi sayang tak pernah jumpa haha..

Tiga hari berlalu tanpa masalah apapun selain battereynya yang habis (ternag aja kan dipakai buat "shooting" terus),habis saya maunya punya kodak digital atau handycam canggih belum kesampaian hadeuh...makanya pas punya HP kamera bisa mode ficture dan video,penyakit saya langsung kambuh semua di video,sampai salahsatu teman dekat saya mau pergi ke WC masjid saja terpaksa aku relakan di foto.

Tiga hari,empat hari No problem,tak masalah,Mafi muskilah,oke-oke saja,nah hari keenam hp bekas di tangan saya sudah mulai ngadat-ngadat..ckck!

Pertama ngadat kalau sudah mode potret gak bisa klik bilts nya,hasilnya buram,malah kebanyakan hasilnya gelap gulita,dan di hari ketujuh itu HP bekas di pangkuan saya langsung koit..MATI!.

The end deh,tammat meskipun sudah saya ketok-ketok dan di pukul-pukul bahkan pernah di terapi pakai PC saya tetapi kan enggak nyala,sudah deh alamat tamat riwayatnya.

Besok harinya saya bawa ke counter HP di jalan Ahmad bin Hambal,yang terima Sudaniyun (orang sudan),katanya,"wah sadik (teman) ini yang mati rusak LCDnya !".

"Apapun yang rusak coba perbaiki berapa harganya kira-kira ?" tanya saya dengan hati mangkel dan khawatir takut mahal.

"LCDnya 100 riyal ongkosnya 30 riyal,ijmali (total general ) 130 riyal." kata Sudani tegas tanpa basa-basi.Lagian buat apa bisnis basa-basi ya..hehe..!,deuh saya bukan warga saudi gan..uang 130 riyal itu berarti banyak buat saya.

Singkatnya setelah merayu-rayu si Sudan dengan berbagai jurus rayuan maut ala Indonesia,akhirnya harga luluh di angka 125 riyal,dengan alasan kata si Sudan kamu bukan Saudiyin.(Warga Saudi),ya oke deh Acc.

"Kapan selesai ?" tanyaku." Besok setelah magrib." mpunya bengkel menjawab. (ah jadi kayak cerpen nih).

Setelah kerusakan tersebut disusul lagi dengan rusak anu,rusak anunya ininya itunya wah ribet dengan pengeluaran ke bengkel,belum termasuk waktu yang terbuang.-.wkwk kayak orang penting saja haha- pengeluaran buat HP bekas sialan itu hampir 250 riyal,artinya melebihi dari 100 % harga pembelian semula yang hanya 200 riyal.

Alih-alih mau ngirit bin hemat dengan membeli barang bekas,alhasil malah rugi duit 250 riyal belum waktu dan tenaga sampai pikiran,lah pikiran juga gan..memikirkan uang pinjaman buat nebus bengkenya hehe.

Kesimpulan...(wah kayak seminar aja ya..).

Membeli barang bekas apapun hati-hatilah sewaktu menaksir di awal mau transaksi,bila perlu bawalah serta "tenaga ahli" yang kompeten di bidangnya.Atau jeli-jelilah dengan kondisi barangnya,atau :

Belilah selalu barang yang baru atau asli atau masih perawan atau test,dan jangan lupa selalu beli barang ASLI di tempat yang terpercaya atau lebih bagus di agen-agen resminya.

Selamat berburu barang baru..hehe.



0 comments: