Jumat, 28 September 2012

Sekilas Tentang TKW Informal dan PEMDA Kantong TKW

Bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup adalah hak asasi setiap manusia,termasuk menjadi TKI Wanita sebagai Pembantu Rumah Tangga di negeri orang.Seperti di Malaysia,Singapore,Taiwan,Timur Tengah dan lainnya.

Ketika kita beropini tentang dampak baik atau buruknya terhadap perseorangan tentu akan banyak tanggapan yang enak atau tidak enak,misalnya kok usil banget dengan pekerjaan mereka,atau biarlah itu kan hak pribadi mau kerja PRT atau yang lainnya ya terserah mereka.

Itu semua betul,namun sebagai bagian dari warga Indonesia layak dan sepatutnya sebagian kita yang peduli dengan keadaan begini,kondisi dimana negara mengijinkan warganya untuk bekerja hanya sebagai PRT di negeri orang.Terutama pemerintah daerah yang terkenal sebagai kantong-kantong penyuplai TKW.

Bukan mau mengulas tentang kebijakan perlindungan dan regulasinya,saya bukan ahlinya.Tetapi saya melihat ada dampak 'sosial' yang akan membahayakan negara dan budaya jika pengiriman PRT terus dilakukan oleh pemerintah.Dampak yang tidak akan terasa saat ini karena memang ada sedikit manfaat di situ,yaitu menambah devisa negara,menambah PAD pemda setempat dan secara instan bisa menaikan sedikit taraf ekonomi individunya sebagai TKI Wanita dan keluarganya.

Namun seolah banyak pihak menutup mata dengan dampak bahaya untuk masa depan,sebut saja fakta sebagai berikut,antara lain :

1.Banyak anak-anak terlantar dan menjadi badung di kampungnya karena kurang kasih sayang ibunya menjadi TKW bertahun-tahun.

2.Banyak terjadi perselingkuhan dan perceraian di kampung,karena suaminya selingkuh atau nikah lagi bahkan yang hanya main perempuan saja.

3.Budaya malas suami PRT dan Keluarga yang ditinggal di tanah air,mengandalkan uang kiriman dari TKW di luar negeri.

4.Rata-rata TKW setelah mereka kembali ke tanah air menderita stress bahkan depresi dari yang stress ringan sampai yang stress berat.

5.Keharmonisan keluarga secara bathiniah tidak lebih baik dari yang isterinya tidak menjadi TKI Wanita ke luar negeri.

Tidak dipungkiri bahwa manfaatnya juga banyak,namun mudaharatnya lebih banyak baik yang terjadi saat ketika masih menjalani menjadi TKI atau sesudah dan masa depan anak-anak dan keluarganya.

Meskipun tidak terjadi demikian kepada semua keluarga TKW,namun sebagian besar fakta adalah bahwa keluarga TKW kebahagiaan dan kesejahteraannya tidak lebih baik dibanding dengan yang tidak menjadi TKW isterinya,tidak sedikit setelah istrinya menjadi TKW malahan keluarganya hancur bercerai.

Seharusnya pemerintah daerah khususnya yang selama ini terkenal sebagai daerah kantong-kantong penyuplai TKW. malu dengan julukan sebagai daerah kantong TKW ini,Dan seterusnya mengupayakan pembukaan lapangan kerja serta lebih giat lagi membangun daerahnya.

Malu deh pak Bupati,daerah anda bisanya mengkesport TKW doang.Bangun dong..!

(adw-ryadh)

1 comments:

Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.