Tampilkan postingan dengan label saingan usaha. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label saingan usaha. Tampilkan semua postingan

Jumat, 06 Januari 2023

Tuyul di Tempat Usaha?

Saya menulis ini dengan sedikit senyum-senyum,topik klenik,hal-hal gaib dan sesuatu tentang supernatural di internet ini selalu mengundang untuk dilihat,ditonton,dibaca atau disimak 

Konten-konten berbau gaib dan klenik selalu mendapat kunjungan banyak hits dan ditonton hingga berjuta views.

Di medsos atau YouTube misalnya,konten "Uka-uka" (istilah populer berasal dari nama acara sebuah stasiun tv tentang hantu dan hal gaib, topik hal dukun atau gaib dan jadi istilah ngetop untuk obrolan warung kopi),selalu ramai penonton.

Apalagi yang bisa meramunya dengan konten gaib settingan,berlindung di balik jenis konten hiburan.

Beberapa akun ada yang jadi viral dan bermasalah dengan delik penipuan,karena tidak disebutkan sejak awal bahwa kontennya hanya settingan dan untuk tujuan hiburan.

Menurut hemat saya,mungkin untuk konten hiburan yang digarap secara fair dan jujur dengan disclaimer di awalnya bahwa itu konten hiburan semata,masih bisa kita anggap tidak masalah sehubungan dengan pembohongan publik.

Namun yang parah banyak oknum kreator yang menayangkan konten bohong tanpa pemberitahuan bahwa itu hiburan.Untuk pemirsa yang awam sangat berbahaya karena semua kejadian dianggap nyata dan terjadi asli,sehingga ....bla..bla....dan seterusnya dan seterusnya...hehe..

Mohon maaf saya tidak bisa meneruskan komentar tentang itu...secara ranah internet saat ini sudah tak bisa dibendung konten apapun seperti bebas saja dibuat orang...!

Saya dalam hal ini merasa belum berhak dan tidak mau komentar menghakimi,pilihan terbaik mengakses konten ada di pilihan Anda semua.

                      ******

....kembali ke topik....:Tuyul di Tempat Usaha tertentu,Benarkah cerita itu.....?

Berawal dari cerita teman saya waktu indekost di sebuah kawasan Kota B,tahun 1992 an,sekitar tiga puluh tahun yang lalu.

Saat itu kami masih sekolah,dan saya indekost karena berasal dari luar kota,kampus kami berada di pusat kota dan indekostan pun di pemukiman pusat kota yang padat dan ramai.

Sebagai anak kost,tentu uang bulanan dari orang tua harus diusahakan cukup untuk 30 hari setiap kiriman datang.

Kiriman uang saat itu,jika Ayah atau Ibu tidak datang langsung ke kostan kita,uang atau bekal makanan dititipkan ke saudara atau ke Sopir angkutan satu jurusan ke rumah asal kita.

Zaman itu belum ada ATM,setahu saya belum ramai ATM yang ada juga biasa memakai jasa  kiriman Pos Wesel,dikirim lalu dicairkan di Kantor Pos dan Giro waktu itu.

Nah,saya suka diberi uang tunai bulanan sekitar 60 ribu rupiah,berbentuk uang kertas satu ribuan,lima ratusan uang kertas,dan logam 500 perak campur logam seratusan rupiah.

Jika bepergian tentu uang tunailah yang kita pikul,..eh bawa ...uang recehan dan pecahan kecil di dompet.Dompet kita melendung,kembung karena duit kertas pecahan seribuan.

Makanya zaman itu orang yang kaya suka disebut kalangan dompet tebal.Karena orang berduit kala itu kelihatan dari tebal dompetnya.

Jika saya makan,saya suka ke warung nasi yang ramai orang makan di sana.Konon kata kawan saya kalau makan di restoran atau warung nasi carilah warung yang ramai pengunjungnya,sebab dapat dipastikan rasanya enak dan jarang ada makanan basi dihangatkan lagi.Itu kata kawan saya...maaf!

Di dekat kostan waktu itu ada sebuah toko makan,warung nasi ramai sekali pada saat saya baru tinggal disitu.

Dan saya pun selalu makan di sana,karena tempatnya bersih,pelayannya bersih rapi,rasanya sih biasa saja standar sana dengan yang lain,tapi semua bahan makanan selalu segar dan tidak pernah ada nasi atau kuah basi,terasa masih segar.

Pelayan dan bossnya ramah,jika melayani mereka sangat profesional.

Tidak aneh,pengunjung yang makan disitu dan yang membawa ke rumahnya,makin hari makin banyak dan tidak jarang saya harus rela antri sepuluh sampai 20 menit.

Padahal saya hanya mau makan sama Tahu Tempe,oseng Leunca dan Oncom,Dadar Telor tambah kerupuk saja,8seharga Rp.250,-,dua ratus lima puluh rupiah.

Untuk anak kost level kami sungguh mewah makan seperti itu zaman dulu.

Warung nasi itu dari bulan ke bulan,hampir dua tahun saya berlangganan semakin ramai.

Tapi,suatu waktu saya ngobrol dengan teman beda kamar,di beranda rumah kost kami,dia sedang penelitian untuk tugas akhir kuliahnya dan mengambil di kota B.

Dia bertanya saya suka makan dimana,dia juga bertanya tempat makan yang murah,bersih,enak,dan dekat.

Maka saya rekomendasikan ke tempat biasa saya makan yang ramai dan bersih itu.

Teman saya terperanjat dan bilang,"...Oh, warung nasi Anu ya,yang sebelah Anu...Ih,jangan makan disitu Kang,kata warung sebelahnya yang saya waktu makan kemarin,tempat itu ada Tuyulnya....!!".

Kata tukang becak langganan saya keliling kota,warung nasi itu ada Tuyulnya makanya dia dua tahun ini ramai pengunjung,dan katanya-katanya lagi suka banyak pembeli yang sering hilang uang gak jelas.Teman saya lanjut terus bercerita.

Seterusnya setelah beredar kabar warung nasi itu ada Tuyulnya,saya juga agak terpengaruh,dan jadi sedikit enggan untuk makan di sana,takut cerita teman dan tukang becak langganannya bisa saja benar.

Dan saya takut uang bulanan saya yang pas-pasan dicuri Tuyul pula....wkwk!

Dengan cerita itu terdengar di telingaku,saya saja yang terus terang selalu menggunakan sebagian besar cara berpikir logis jadi terpengaruh juga Apalagi masyarakat saat itu masih banyak yang sangat percaya kepada hal demikian.

Akhirnya saya pun sering makan di tempat lain,selain saya juga tak selalu ada waktu di dekat kostan,pas pada jam biasa saya makan banyak menghabiskan waktu di tempat lain.

Lalu beberapa Minggu kemudian,saya sengaja mau makan di warung biasa itu,dan apa ternyata......saat itu saya mau makan malam sekalian nongkrong di perempatan...eh warung itu sudah tutup.

Iseng saya tanya ke Abang becak di pangkalan dekat situ.Ternyata kata mereka warung nasi itu beberapa bukan ini sepi pembeli,dan sudah seminggu warungnya tutup ..!

Aneh bin ajaib,bisikku...dalam hati.Jangan-jangan kabar dari teman saya tentang gosip warung berTuyul sudah membuat pelanggannya takut datang ,jadi sepi dan ...bangkrut.

Sungguh keji fitnah memang,karena mungkin ada pesaing usaha sejenis atau motif apa yang iri dengki,dia sebarkan gosip jahat berupa fitnah itu ke masyarakat,dan ampuh....warung nasi yang bersih,murah,sehat lagi ramai itu sekarang bangkrut,tutup usahanya karena sepi  pembeli,yang mungkin para pelanggan selain saya juga sudah termakan berita fitnah bahwa warung termaksud warung yang ada Tuyulnya.

Persaingan usaha di tingkat manapun tentu akan menimbulkan efek baik dan tidak jarang efek negatif.

Iri dan dengki sesama rekan usaha selalu ada,bahkan ada manusia jahat yang tega merusak usaha orang lain dengan rekayasa apapun demi usaha orang saingannya bangkrut.

Untuk jangka pendek,orang yang suka menjatuhkan saingan usaha orang lain dengan jahat mungkin merasa menang,boleh jadi usaha dia akan seperti maju.Tetapi jika bersaing kotor semacam itu dilakukan ke sesama rekan usaha tentu akibat buruk hukum karma akan menimpa pelaku jahat,hanya soal waktu balasan buruk itu akan terjadi kepada si pelaku ,mungkin nanti sore,Mungin besok atau kapan tidak tahu kita,tetapi pembalasan buruk akan terjadi pada saatnya.

Ternyata berita Tuyul di warung laris itu hanyalah cerita rekayasa saingan usaha saja,Tuyul hanya dijadikan korban saja oleh mereka penjahat yang suka iri dan dengki.

Semoga kita selalu ada dalam lindungan dan pertolongan Alloh Tuhan yang Maha Kuasa.

Semoga bermanfaat