Yang disebut bisnis atau kegiatan usaha kecil jaman sekarang dilihat dari nilai modal awal yaitu yang dibawah jumlah modal awal 200 juta rupiah sampai 0 juta rupiah,yang termasuk usaha paling kecil yaitu usaha yang bermodal awal dibawah 1 juta rupiah.Ini rumusan dalam artikel ini saja,supaya terlokalisir gambaran usaha kecil yang saya maksud.
Klasifikasi tersebut dilihat secara umum saja,karena bukan artikel karya ilmiah,sepertinya saya tak perlu buka-buka atau nulis definisi apa dan bagaimana itu Usaha kecil,saya mau angkat berdasarkan pengalaman nyata,pernah berperan sebagai pelaku "pengusaha kecil dan sangat kecil "ini.
Membuka Usaha saat kapanpun entah itu di kala krisis melanda atau sedang tidak krisis ekonomi di negara kita, menurut saya peluangnya tetap sama,yaitu bisa menguntungkan,atau bisa mendapat untung jika manajemennya baik,sehat dan disiplin tinggi.Ditambah dengan ulet,rajin,tekun dan cerdas memanfaatkan peluang serta yang tidak kalah pentingnya di dalam suatu usaha adalah selalu bertindak dan bertingkah laku lurus dan benar menurut moral,agama dan aturan etika lainnya,termasuk kejujuran di berbagai bidang dan sikap.
Disamping segala faktor kejujuran dan selalu benar secara mental dan moral,lurus tidak bolak-belok hehe..,(istilah saya saja ),patut di perhitungkan pula hal-hal yang bersifat kenyataan di lapangan,termasuk pengelolaan yang baik,disiplin dan cerdas.
Modal Awal
Untuk membuka suatu usaha,apalagi usaha jenis rintisan yang memulai dari langkah nol besar,perlu yang namanya Modal awal,biasanya harus berbentuk uang tunai,properti dan bentuk jenis usahanya .Faktor lainnya terlalu melebar kalau kita sharing juga disini.
Kita fokuskan saja ke modal awal yang berbentuk uang tunai,karena ini yang paling riskan dan sensitif terhadap apakah uang itu akan menuai untung atau malah buntung,atau malahuang modal menguap lalu lenyap perlahan dan bangkrut.
Modal awal berbentuk uang tunai yang paling sehat adalah modal milik sendiri,bukan "uang panas",artinya uang yang benar-benar hasil dari mendapatkannya dengan cara yang serba tunai tidak ada sangkut pautnya dengan masalah hutang piutang.
Uang milik sendiri yang "dingin",yang paling tidak kalau suatu usaha belum bisa menghasilkan sekitar 6 bulan ke depan dari sejak usaha dibangun,uang tesebut tidak harus dibebani bunga-bunga renten atau bunga pinjaman,bebas beban karena uang statusnya "sehat' milik sendiri.
Jangan terkecoh dengan teori "nekad" bahwa memakai uang milik orang lain akan semakin memacu anda bergiat dalam usaha!,secara semangat karena "tertekan' memang iya, jadi tambah semangat dan giat jikalau memakai uang modal milik orang lain ,tetapi jangan salah,perkembangan dan kondisi perekonomian hari ini tidak bisa diprediksi dan diperkirakan selalu tepat,meskipun insting bisnis anda sudah mapan,apalagi masih amatiran harus membuang jauh-jauh "modal nekad memakai uang pihak lain,uang bank atau uang pinjaman yang bunga berbunga"!,jikalau usaha kita mau maju dan membawa ketenangan serta dapat membuahkan hasil dan keuntungan atau laba.
Kecuali juga jika anda siap "ribet' cape hati cape pikiran dan akan terus cape tubuh,mendingan kalau keberuntungan berpihak ke kita,kalau hoki tak kunjung muncul,musnah tak berartilah semua "kecapean' anda itu.Meskipun dengan semangat '45 semua dikerahkan jiwa raga anda buat bisnis yang dibangun dari hutang,tak akan ada hasil yang terlalu bagus,malahan tidak sedikit yang malah terbelit jurus "gali lobang tutup lobang".Lebih baik hindari saja modal nekad,teori memang indah tetapi kenyataan tidak seindah teori berpikir terlalu nekad dan konyol,bila terlalu berani berhutang untuk membuka usaha.
Pinjaman modal dari pihak lain pada umunya tidak akan ada yang gratis,free atau tanpa bunga,karena pihak lain meminjamkan uangnya ke anda karena tergiur,tertarik oleh harapan akan adanya penghasilan atau bunga-nya,tanpa mengharap itu maka tak akan ada investor yang akan tertarik dan menanam modal di usaha kita.
Untuk kalangan usaha kecil disaat perekonomian selalu gonjang-ganjing,krisis terus,dan ketetapan harga jual dan beli tidak stabil,akan besar kemungkinan anda selalu rugi,baik rugi waktu,rugi nilai lebih atau rugi secara kesempatan.
Di dalam situasi ekonomi global atau nasional tidak menentu,tentu saja usaha kita akan terimbas juga,karena hidup usaha kita termasuk ke mata rantai sistem perekonomian itu akibat globalisasi ekonomi.
Misal kata jika BBM (minyak bensin) naik,automatis semua bahan baku,dan biaya operasional usaha kita akan ikut naik,kegiatan transaksi jual dan beli kita akan menjadi berubah terus dari sejak perhitungan awal kita,selisih harga akan berbeda-beda dan di pos-pos tertentu akan harus ada penyesuaian bahkan harus ada "dana buat nombok" akibat selisih harga di rencana dan selisih harga di kenyataan akan berbeda,malah bisa lebih jauh perbedaannya.Alhasil perhitungan peluang jadi banyak meleset.
Akibatnya,jangan harap untuk ambil untung atau laba,untuk eksis usaha saja itu sudah bagus,disinilah perlu dan pentingnya modal uang tunai kita di awal-awal dan kalau bisa seterusnya jangan memakai uang bunga berbunga,karena pihak pemberi pinjaman biasanya tidak mau tahu,apakah usaha anda beruntung atau tidak beruntung,bunga pinjaman dan apalagi kredit tetap saja harus berjalan dan terus menumpuk.
Berbagai teori tentang modal sehat ini pasti banyak versi dan jenisnya,sebagai gambaran teori ada yang mengatakan bahwa lebih bagus memakai duit pihak lain,karena akan semangat dan terus giat,atau ada juga teori yang katanya boleh saja berhutang tetapi rasio perbandingan antara hutang dan harta usaha 50:50 atau 70;30 ,70% harta sendiri 30 % hutang,ya semuanya bisa saja dijalankan.
Namun saat ini dengan kondisi perekonomian riil yang tidak menentu ditambah oleh kebijakan di tingkat nasional tidak selalu mantap dan tetap untuk periode yang lama,ditambah pengaruh ekonomi global yang langsung terasa di lokal,maka jalan yang paling aman dan sehat buat membuka perdana usaha kecil atau mau menyehatkan usaha kecil yang sudah ada,pertimbangkan sebagai berikut:
"Jangan punya 'Hutang' ke pihak manapun"
Namanya hutang tidak ada yang aman dan sehat,hutang artinya pinjaman kita ke pihak lain,dan pihak lain tak akan menghutangkan uang atau barangnya ke kita untuk di usahakan,jikalau tidak ada kompensasinya yaitu ingin "lebihnya", bunganya,baik dalam keadaan untung maupun rugi bahkan ketika terjadi bangkrut,dan pokoknya harus selalu siap ada dan tunai (kontan) untuk di kembalikan sesuai perjanjian.
Teori ini sangat kuno,ketinggalan jaman,klasik dan sangat-sangat menciutkan nyali sebagian penganut "usaha modal nekadisme",sesuai dengan kelasnya masing-masing,ya terserah pembaca,tetapi pengalaman saya pribadi,yang namanya hutang dalam bentuk apapun adalah sebuah bakteri dan virus atau hama yang berbahaya bagi kelangsungan usaha kita,apalagi usaha kelas kecil-kecilan,apalagi usaha kecil banget kalau terus bermain dengan hutang,niscaya cepat atau lambat usaha itu akan gulung tikar juga atau bangkrut,hanya masalah waktu saja.
Jikalau hanya untuk sekedar usaha terlihat "hidup"saja dengan berhutang sih bisa saja,tetapi "hidup'nya usaha yang berhutang ibarat manusia yang hidup bernyawa tetapi mempunyai "penyakit" yang suatu saat akan mengancam jiwanya,Hidup tetapi tidak sehat.Itulah gambaran usaha yang berhutang.
Pilih mana ?, mau sehat,bukan?,gampang "jangan berhutang"! Biar bentuk usaha kecil tetapi sehat dan bugar,menguntungkan mendapat laba dan bebas dari beban membayar kreditan atau bunga berbunga.
Penulis : A.Wierodjampang
4 comments:
wah infonya detail bang....
Maksih mampirnya Mas atau Mbak
salam persahabatan,
hanya catatan-catatan ringan saja mas enggak detail hehe...
salam hangat makasih.
setuju!!! saya jg sudah kapok usaha modal ngutang... hehehe
setuju!!! saya jg sudah kapok usaha modal ngutang... hehehe
Posting Komentar