Selasa, 07 Mei 2013

Standar Ganda [ Gado-gado]

Situasi dan kondisi dalam kehidupan tidak bisa ditebak dengan tepat.Termasuk dalam hal prinsip dan keteguhan hati untuk bertindak dan bersikap.Suatu waktu di dalam blogging saya sudah berpendirian kepada diri sendiri,bahwa agar kegiatan blogging antara blog pribadi dan komunitas tetap berjalan harus berbagi tulisan ringan yang dikirim.

Tadinya saya sudah berketetapan di hati,untuk jenis reportase ringan maka saya akan kirim ke komunitas,dengan pertimbangan semoga informasinya langsung bisa diakses dengan cepat oleh banyak pembaca.Lalu,untuk opini dan curhat atau berbagi pengalaman ringan yang lainnya akan saya kirimkan ke blog ini,pribadi.

Dalam perjalanannya,prinsip pribadi itu ternyata dikhianati oleh diri sendiri.Nyatanya saya lupa pada tekad awal tersebut.Setelah sekian lama berjalan jadi terlena,apapun kategori tulisan saya kirim ke komunitas.Jadi standar ganda.

Beberapa peristiwa kehidupan lainnya pun pernah berstandar ganda.Ketika membuat "peraturan anggaran keluarga',kami selalu memberlakukan "kebijakan uang ketat",maklumlah penghasilan kami sangat pas-pasan.Jadi perlu displin tinggi dalam hal pengeluaran uang,hehe.

Kami suka simpan uang per amplop setiap bulannya untuk segala pos pengeluaran.Misalnya pos uang sekolah anak-anak,pos belanja rutin makanan minuman,pos kesehatan,pos tidak terduga dan pos tabungan.Dalam proses selanjutnya,karena keterbatasan anggaran,tidak jarang pos yang satu menarik jatah uang pos yang lainnya.Karena kurang kuat tekad dan disiplin diri,kadang pos untuk menabung saya sikat buat membeli rokok atau gula kopi hehe.Atau lebih parah lagi saya suka ambil uang di amplop anggaran sekolah anak,untuk membeli kanvas rem motor atau mobil.

Nah loh,pas sekolah anak-anak sudah waktunya bayaran ? Kami kelimpungan,dan sang bendahara (Isteri) tentu saja menyalahkan saya yang telah mempergunakan uang pos lain untuk pos yang bukan peruntukkannya.Beruntung isteri saya saleha,beliau tak melaporkan saya ke KPK,hehe.

Dalam arti sederhana,saya telah berstandar ganda.Kacau balaulah semua program keluarga,hanya karena saya tak konsisten dalam hal pengamalan sebuah standar.

Suatu waktu kami,saya,isteri dan mertua juga ibu kami berembug untuk memilih salah satu partai peserta pemilu.Juga memilih nama-nama anggota legislatif atau pilihan kepala desa atau daerah.Suatu malam kami sudah sepakat untuk memilih partai A saja,kami biasa kompak di keluarga.

Namun beberapa hari ketika akan masuk hari H-nya pemilihan,Ibu mertua dan Ibu saya melaporkan  dalam suatu pertemuan rutin keluarga malam hari.Ibu dan mertua lantas berubah haluan,kata mereka bahwa tak akan memilih partai A yang sudah kita sepakati bersama ketika itu.Hanya karena ibu dan mertua saya tadi pagi mendapat sebuah kerudung dari seorang kader sebuah partai ketika menghadiri pengajian di madrasah jemaahnya.

Ibu dan mertua kami sudah berstandar ganda dalam hal ini.Hehe.Terus selanjutnya sangat banyak ulah dan akivitas kami yang tidak bisa konsisten dalam melaksanakan sesuatu yang sudah kami buat sebagai standar hidup.

Mungkin masih banyak lagi standar ganda lainnya,terutama dalam hal berteman,dalam berkomunitas,dalam berpolitik,dalam beragama juga bisa saja kita orang banyak yang suka berstandar ganda.

Alasannya ada yang memang betul-betul terdesak keadaan,tetapi tidak sedikit yang punya maksud dan tujuan tertentu.Sudah diniatkan untuk plin-plan,demi mencapai sesuatu yang halal atau haram,mereka memang sudah berniat untuk berstandar ganda,baik standar yang berupa nilai-nilai maupun yang bersifat sikap dan tindakan.

Para pe-setandar ganda-er ini kita suka sebut si plin-plan.Atau si kutu loncat...? Wah gak nyambung ya ? Iya,si plin-plan inilah julukan yang paling tepat kiranya untuk yang suka berstandar ganda.Tidak terlalu usil saya kalau standar gandanya untuk urusan pribadi masing-masing.

Namun yang paling menyebalkan adalah ketika seorang pejabat publik atau hal yang berurusan dengan publik.Termasuk seseorang yang berposisi sebagai pemimpin atau pengelola (admin),sangat berbahaya bila mereka berstandar ganda dalam aktivitas membuat kebijakannya.

Jadi bahaya kalau pejabat publik bertandar ganda...? Ah,Anda sudah tahu apa akibatnya jika seorang pemimpin publik atau yang mengurus hajat orang banyak berkepribadian plin-plan...saya percaya Anda sudah lebih paham dari saya!

Salah satunya bahaya jika seorang pemimpin plin-plan dan berstandar ganda dalam bekerjanya adalah akan kacau balau semua program-program yang sudah disepakati.

Selamat pagi.

0 comments: