Minggu, 16 Juni 2013

Duh,BBM Mau Naik Lagi Bulan Ini (Juni 2013)

Sulit menulis rangkaian kalimat ini ketika saya mau 'mencatat' ala catatan ringan berbagi rasa,tentang ketika BBM (Bahan Bakar Minyak) dikabarkan akan naik lagi harganya.Dari harga sekarang Rp.4500 per liter naik ke Rp.6 500 per liter premium.Solar juga akan naik tapi masih di kisaran di bawah harga premium.

Sebagai kalangan orang kecil atau orang ekonomi kecil, saya dan keluarga sudah pasti kena imbas secara langsung di kenyataan hidup.Dimana sudah pasti,setiap kenaikan BBM akan disertai pula oleh kenaikan segala harga jenis keperluan hidup.Dan hal ini akan membuat kami sekeluarga bingung bin panik mengatur ulang keuangan keluarga.

Sebut saja misalnya,harga ongkos angkutan umum bagi sekolah dan bepergian keluarga,harga sembako akan naik,sabun,minyak,popok bayi,harga baju,sayur mayur,ikan asin,terasi,bawang merah,bawang putih dan sebagainya.Semua pasti naik harganya!

Bagi keluarga sederhana macam kami,tentu akan berat,semakin berat beban ekonomi keluarga,di saat penghasilan rutin bulanan yang tetap saja nilainya,namun harga kebutuhan pengeluaran keuangan akan bertambah,karena harga-harga kebutuhan pada naik semua.Bisa-bisa meraca keuangan keluarga kami akan "defisit' juga beberapa bulan setelah naiknya BBM.

Di sisi lain,sebagai warga negara juga memaklumi,maklum kepada problema pemerintah yang konon,katanya defisit anggaran sudah melampaui nilai yang ditetapkan Undang-undang.Karena sebab terlalu banyak subsidi yang digelontorkan pemerintah kepada BBM salah satunya.

Untuk upaya mengurangi defisit anggaran itu,pemerintah mau tidak mau (simalakama),harus mencabut atau mengurangi sejumlah nilai subsidi itu,termasuk subsidi kepada BBM.

Dengan dicabutnya sebagian subsidi (pembayaran uang pemerintah ke BBM),maka harga jual di pasaran ,harga BBM jadi naik,karena bantuan nilai tertentu dair pemerintah sudah dicabut.

Kita memaklumi beban susbsidi yang memang sudah berat,juga lebih maklum dan ikut kena sengatannya ketika harga-harga di pasaran jadi naik.Nafas ekonomi keluarga kami,apalagi teman yang tingkat ekonomi keluarganya di bawah saya misalnya,pasti akan merasakan " sesak nafas' dalam hal mengatur keuangan keluarga.

Yang terjadi,maka akan terjadilah,begitu mungkin 'lukisan' perasaan saya dan keluarga menyikapi dicabutnya subsidi BBM yang direncanakan dimulai pekan depan bulan ini.

Sebagai rakyat,apapun yang dilakukan pemerintah asal dem kesejahteraan bangsa,tidak apalah kami terima dengan sedikit 'kesel' juga sih.Namun jika sebagai jalan terbaik untuk bangsa dan negara,kami rela 'pahit duluan' dengan naiknya berbagai harga barang kebutuhan hidup beberapa bulan kemudian.

Tetapi,mudah-mudahan mungkin bisa sehat lagi setelah berjalan beberapa waktu kemudian.Namun ada satu pesan kami kepada pemerintah,tolong bereskan kaum koruptor,karena jika tikus-tikus koruptor masih banyak dan memakan uang rakyat terus,apapun  yang dilakukan bangsa ini,akan tetap lambat mensejahterakan rakyatnya.

Meskipun akan pahit di hari pertama kenaikan BBM,namun apalah boleh buat bagi rakyat,kalau asli ini demi kesehatan ekonomi bangsa ke depannya,terpaksa kami "rela' harga BBM naik.

Semoga korupsi bisa terus diberantas,pengelola negeri semakin berpihak ke rakyat dan Indonesia yang sejatera maju terus segera tercapai.

****

0 comments: