Sukses, sangat relatif ukurannya bagi setiap individu tergantung target siapa,apa dan bagaimana,jikalau membahas sukses lebih dalam dan luas artikel ini akan kacau balau dan menjadi ulasan yang sangat panjang dan pasti menjemukan karena sudah pasti kalimat dan kata-katanya akan klise dan menjadi ngantuk karena hanya kumpulan dari banyak tiruan dan kutipan berbagai tokoh dan aliran tentang sukses.Terlebih lagi saya bukan ahli tentang ke”suksesan”.
Namun di bawah ini saya mau berbagi opini yang bahannya saya ambil dari sebuah acara bertemu teman lama masa SMA tahun 90 an dua puluh tahun yang lalu,dengan segala kesederhanaan penulisannya berikut saya bisa tulis demikian:
Sukses yang dimaksud kali ini adalah rangkaian aktivitas keberhasilan sebuah perjuangan sampai mencapai kepada tujuan.Tujuan itupun kita persempit lagi menjadi sebuah kata-kata yaitu memperoleh hasil materi, uang dan harta yang halal dan membawa ketenangan hidup.
Populernya ujung-ujungnya sukses itu memperoleh duit yang halal dan baik.Kalau dalam agama Islam memperoleh rejeki yang halalan dan thayiban sehingga rejeki tersebut menjadi berkah dan bermanfaat juga di berkati dan di ridloi Tuhan sehingga setelah tercapai ke tahap tujuan atau hasil-hasilnya itu membawa ketenangan dan ketentraman kepada si pejuang kesuksesan itu.
Omong kosong jikalau mau sukses tetapi menapikan materi atau mengabaikan hal yang bersifat materialistis.
Semua sendi-sendi kehidupan saat ini,zaman sekarang selalu memerlukan uang atau hal yang bersifat materi.Tetapi materi termaksud adalah materi yang membawa kebahagiaan menikmati jalan hidup ini.
Membangun mesjid,membangun gereja,membangun wihara,candi,mencetak kitab-kitab suci,mempropagandakan dan mensyiarkan materi dakwah,saat melahirkan,saat meninggal dunia,apalagi saat kita hidup,membangun semua hal adalah perlu benda atau materi dengan arti sempit, uang.
Kesuksesan menjadi manusia seutuhnya yang bertakwa kepada Tuhan,dimana seseorang telah bisa hidup mandiri dengan tidak tergantung secara langsung kepada orang lain.
Kemandirian untuk bisa mengais dan mencari rejeki,memutuskan suatu keputusan yang baik atau benar demi keselamatn dan eksistensi pribadinya,kemandirian untuk biasa berinteraksi dengan sesama makhluk hidup lainnya.Dan sedikit atau banyak bisa bermanfaat bagi keluarga,agama,bangsa dan negaranya sesuai level masing-masing.
Kesuksesan dalam suatu kehidupan adalah ketika kemandirian itu bisa berbagi sesuatu yang berharga dan bermanfat untuk diri sendiri,keluarga dan semua sesama.
Hal tersebut tidak cukup manusia menjadi pintar saja,tetapi memerlukan kestabilan emosi yang tinggi yaitu kecerdasan,kesabaran,ketenangan,keuletan,kerajinan dan ketekunan.
Tidak sedikit orang yang pintar malah tidak “sukses”,orang pintar tidak berhasil dalam usahanya karena yang pintar cenderung tak akan tenang dan tekun serta sabar dalam mencapai tujuan,bahkan kalau kepintaran tidak disertai kecerdasan akan membuat seseorang yang pintar menjadi dekat dengan congkak sombong dan percaya diri yang berlebihan,karena merasa telah menguasai segala ilmunya serta mengabaikan kepada hal-hal yang kecil yang hanya bisa di jalani dengan ketekunan,kesabaran,keuletan dan kecerdasan mengelola emosi.
Ada teman saya yang prestasi akademis waktu sekolah SMA dulu tahun 1990 an biasa-biasa saja,namun kerajinan,kecerdasan mengelola emosinya,dan keuletan serta ketekunan kalau menghadapi sesuatu telah nampak sejak masa itu.
Kondisi dia sekarang sudah menjadi orang yang berhasil atau “sukses”(dalam arti materi dan ketenangan hidup berkeluarga), padahal beliau merintis usahanya dan merintis karirnya dari pegawai honorer yang gajinya waktu itu hanya 20 ribu rupiah ,sert merintis usahanya dari sebuah warung pisang goreng bertihang bambu dan berdinding bilik bambu,ukuran dua ke tiga meter dengan dibangun sendiri.
Sekarang selain sudah menjadi Kasubag di instansinya menjadi tokoh panutan yang bersih dan berwibawa meskipun penampilan sehari-harinya sederhana saja,kadang beliau masih suka menyabit rumput di sawah depan rumahnya.Padahal jabatan sudah lumayan gaji sudah lumayan,warung tihang bambunya sekarang sudah berganti dengan rolling door yang mahal serta dinding tembok beratap beton,warungnya bukan pisang goreng lagi sejak tahun 2000an telah menjadi sebuah toko super market milik sendiri tanpa ada hutang ke pihak manapun.
Beliau sangat tenang hidupnya tidak ada yang menagih karena punya hutang.Baik hutang dagang ataupun hutang uang tunai di tokonya beliau selalu bertransaksi dengan kontan meskipun ada program kredit dari perusahaan penyuplai,akibatnya untungnya pun agak besar karena ada diskon yang bagus dari penyuplai karena dibayar selalu kontan.
Karir di pekerjaannya meskipun agak tersendat karena biasalah kalau orang yang sedikit lurus dan benar selalu ada konflik intern di instansinya malah banyak yang kontra karena tak mau berkolusi dalam korupsi,tetapi kebenaran selalu menang walau tak secepat temannya yang penjilat namun itu murni naik jabatan karena lama pengabdian dan pengalaman serta sesuai dengan kemampuan.
Saya juga suka "iri" kalau melihat teman yang satu ini,kecerdasan mengendalikan emosinya yang super hebat menurut saya,beliau jika melangkah apapun selalu tenang,kalem tetapi tepat dan tidak lambat penuh perhitungan yang matang serta rajin dan TEKUN bila belum berhasil.”Tekun”dan Rajin dengan berbalut kesabaran tinggi aduh ini yang paling sulit di tiru oleh saya.
Pada saat ini,beliau teman yang satu ini sudah berkeluarga sudah punya anak dua dengan isteri satu karena teman yang satu ini tak laku ke perempuan hehe…maklum penampilannya kurang keren,malah kelewat cuek menurut saya,tetapi kurang lakunya ke perempuan inilah juga menyumbang sukses nya beliau..(maaf teman hehe).Sehingga peluang untuk selingkuh dan bermain api dengan lawan jenis jadi kurang kesempatannya.
Sementara satu temanku lagi yang menurut kami otaknya cemerlang dengan prestasi akademisnya di sekolah selalu peringkat satu,malah dari SD sampai SLTA malah sampai PMDK ke sebuah PT,di tahun ketiga kuliahnya malah Drop out bukan karena tak mampu menyerap pelajaran mata kuliah kabarnya yaitu karena merasa mampu dan bisa gampang menguasai kepada sesuatu hal karena kepintaran otaknya yang hebat, teman yang satu ini menjadi aktivis di berbagai organisasi,lalu buka usaha mulai dari usaha bidang A sampai Z di jajal disamping masih kuliah yang akhirnya Drop Out.
Singkat kata dengan kecemerlangan otaknya beliau lupa diri dan agak serakah merasa mampu ini dan mampu itu,lupa bahwa keberhasilan memerlukan keuletan,kesabaran,ketenangan yang mantap,kedewasaan berfikir,kerajinan dan pandai serta cerdas memanaj emosi.
Akhirnya teman yang satu ini sekarang menjadi orang yang setengah bangkrut,usahanya tidak berjalan baik,hutang-hutangnya banyak ke berbagai lembaga keuangan dan rumahtangganya sudah cerai dua kali karena pinter,ganteng juga asalnya banyak duit.
Jadi perempuan pada mengejar dia waktu kepintarannya bermain segala bisnis dan kuliah dahulu.Sekarang dengan tiga anak kandung,dua anak tiri rumahtangganya kebanyakan tidak tenang karena sering diganggu dengan mantan-mantan pacarnya dahulu dan sering diganggu dengan para penagih dari berbagai lembaga keuangan,rumahnya sekarang ngontrak dan sudah hampir tak berdaya waktu kami mengadakan semacam re-uni bertiga di suatu tempat di Jawa Barat dua tahun yang lalu dikala saat saya cuti kerja berlibur ke rumah di Indonesia.
Hikmah yang bisa kita ambil bahwa kepintaran yang sombong dan congkak hanya akan membawa kita ke alam mimpi-mimpi di atas langit yang tidak akan membumi untuk dinikmati,hanya bisa dipandang orang bahwa itu sesuatu yang tinggi tetapi akhirnya di suatu saat pondasinya sudah rapuh,semua yang melangit karena hanya kepintaran itu akan ambruk dan menjadi hamparan sampah di hari berikutnya.
Kepintaran akan menjadi semakin tajam dan mumpuni bila disertai oleh kecerdasan mengatur emosi dan bisa mengelola ketekunan,kerajinan,kesabaran dan keuletan untuk dirangkai dan di sinergikan demi perjuangan kepada sebuah tujuan yaitu tahap-tahap sukses dan berhasil dalam hidup.
Kata sukses memang banyak arti dan sangat relatif,tetapi menurut kami yang sederhana dan simpel saja,ketenangan dan kesejahteraan berkeluarga,sehat jasmani dan rokhani,merdeka bebas dari tekanan kekhawatiran keuangan meskipun tidak berlimpah,tidak mempunyai hutang yang banyak dan apalagi hutang yang menumpuk dengan tidak terjamin kemampuan membayarnya,tidak cedera nama baik di keluarga atau di masyarakat,bisa memenuhi kebutuhan pokok sandang,pangan,papan dan kebutuhan tambahan secara mandiri,lalu di berkati dan diberi keimanan yang kuat kepada Tuhan kalau saya yang moslem di beri keimanan yang kuat dan kokoh secara spiritual ke Allah SWT.
Itulah sebagain kesuksesan yang selama ini di bahas di berbagai seminar atau pembahasan yang lebih panjang dan luas.
0 comments:
Posting Komentar