Rabu, 11 April 2012

Cerpen :Kutemukan Cinta di Kota Bunga

Kutemukan Cinta di Kota Bunga
Oleh : A.Wierodjampang

"Winda,please...aku mencintaimu..ya habibti..!"katamu waktu itu,aku hanya menjawab dengan mencibir saja,ah semua lelaki suka begitu jika ketemu perempuan pikirku.


Sudah belasan kali atau mungkin pernah ratusan kali menerima kata-kata kuno seperti itu,...sayang aku cinta kamu,....Winda aku menyayangimu,...Winda menikahlah denganku,...Winda aku kangen kamu dan berpuluh ungkapan lainnya dari makhluk bernama pria,lawan jenisku.


Maka hari itupun  kujawab ungkapan kamu dengan cibiran bibir seksiku saja,kutanggapi dengan hati beku nan dingin saja,toh kalau lelaki berkata begitu, pasti ada maunya,apalagi selain menginginkan segera bisa tidur seranjang denganku,memeluk tubuh bahenol dan tubuh padat-ku,membolak-balik body aduhaiku,dan melepaskan nafsu mereka dengan erangan kepuasan diakhir hasratnya.

Ya  kurasa kamu juga begitu sama saja dengan makhluk lelaki lainnya,aku pengalaman dengan semua itu,tidak cukup sepuluh jari-jari tangan ini untuk sekedar menghitung para pengkhianatku untuk menghitung para bajingan yang kukenal,mereka hanyalah kumbang-kumbang kelaparan kepuasan semata yang selalu berkata palsu dengan gampang bilang, I love You Winda,I miss you Winda..dan ah..semuanya nonsen di ujung cerita.


"Habibti,liburan bulan depan maukah kau menemaniku ke Bali ..?' lagi-lagi ungkapan kamu memancing untuk selalu berpikiran negatif tentangmu.


Bali...?


Tak ada yang salah dengan kata Bali atau Hawaii atau Meksiko,Paris,Tokyo atau Hyderabad dan Moskow sekalipun,tetapi bagi pemuda lajang macam dikau mengajak seorang janda tanpa anak padaku ke Bali..?,ah siapapun pasti akan berpikiran negatif atau yang lebih ekstrim pasti akan berpikir kotor dan mesum dengan ajakan itu.


Lagi-lagi  hanya mencibir saja untuk sementara, tak akan berkata apapun padamu ,aku masih ragu kamu mencintaiku atau malah hanya sekedar ingin memangsa tubuh seksi ini..?sekedar ingin mengoyak-ngoyak hati ini?,entah mengapa pikiran dan hati ini selalu berprasangka mesum saja pada setiap lelaki yang berusaha "pedekate" ke aku.


Sudah rusakkah otakku,sudah parahkah mindset-ku pada yang namanya lelaki,pada yang bernama makhluk pria..?,semakin puyeng saja diantara semua rasa kegamangan akan sebuah bentuk kehidupan manusiawi,hidup berkeluarga.Dan aku tidak berhasrat lagi untuk hidup berkeluarga,nikah,kawin atau hidup bersama.


Mungkin karena masa lalu yang suram,pengalaman mengalami trauma dengan lelaki yang kebetulan semua yang mencoba mendekatiku adalah pria-pria haus nafsu,mereka munafikun yang mengaku cinta padaku padahal mereka sedang punya yang mencintai mereka di rumahnya,mereka ada yang menyayanginya di rumah,anak-anak dan isteri-isteri mereka,kekasih-kekash mereka yang para lelaki itu khianati ketulusan sayangnya.


Mereka mengaku duda-lah atau sedang bermasalah-lah dan sejuta kata palsu khasnya rayuan dan bohong pria hidung belang, lalu mengejarku demi mau mendapatkan keseksian dan kecantikan diriku ini,menyadari semua itu kadang  menyesal mengapa aku bernasib menjadi janda cantik,kenapa tidak jadi wanita biasa saja yang hidup berkeluarga dengan tenang-tenang saja dan hidup bahagia,yah..barangkali..hidup memang realtif toh..?oh no...!bisa juga oh yes.


Kini dengan kekiniannya aku sedang dikejar pria seorang pemuda warga Saudi,seorang pemuda bernama Sulaiman,dia mengenalku dua tahun yang lalu ketika aku masuk ke rumah keluarganya sebagai TKI migran,sebagai pembantu di rumah keluarganya,dan Sulaiman salah satu penghuni rumah majikan saat itu.


Waktu bekerja disana,Sulaiman jarang di rumah karena masih studi di Malaysia,konon sedang kuliah jurusan bahasa Inggris di sebuah Universitas di Malaysia.


Dalam kurun waktu dua tahun hanya bertemu kalau Sulaiman sedang libur panjang dari kuliahnya saja,itupun hanya sekedar melayani saja aku sebagai pembantu keluarganya dan dia sebagai anak majikan,tidak lebih. 


Sulaiman orangnya sopan,beradab, lembut kalau memerintah dan suka banyak permisi sangat jauh sifatnya dengan saudara dia yang lain.


Saat ini,Aku sendiri sudah dua bulan khuruj nihai (eksit) pulang ke rumah setelah bekerja selama tiga tahun di keluarga Sulaiman.


Sulaiman bisa mengontak, karena ketika  harus mengurus iqamah dan dokumen ke kantor imigrasi sampai yang mengantar ke Bandara di Saudi.dialah yang mengerjakan dan mengantarku,hingga ketika di mobil dalam perjalanan ke Bandara,dia minta nomor telepon rumah yang bisa dia kontak di Indonesia nanti.


Karena selama ini baik-baik dan lurus,aku beri nomor telepon rumah bibi,karena itulah sampai saat ini kami saling kontak lewat telepon,.Aku di Sukabumi dan Sulaiman di Saudi,ya akhirnya kita komunikasi juga di internet dan handphone.


"Ana (saya).. liburan bulan depan dan rencana mau ke Indonesia,menemui kamu..!" telepon terakhir tadi pagi.


Hanya mencibir lagi ,ah tidak  kupikir panjang-panjang,peduli amat kek,mau ke Indonesia mau ke Brunai,mau ke Australi mau ke manapun toh itu hak dia,apa urusan denganku,hehe..ya kalau sudah begini egois suka muncul,ya biarin aja mungkin seandainya bertemu pun aku hanya calon boneka dia saja calon lonte dia saja..,pikiran buruk menambah pikiran dangkal dan pikiran rusakku.


                                                                                    ***


Sebulan kemudian.....


"Hallo Winda habibti..aku sudah di Jakarta hari ini..besok aku mau jemput kamu ke sana.." suara khas dialek Arab Riyadh terdengar di seberang telepon nomor kartu Telkomsel,oh iya bener Sulaiman telah di Jakarta, sangat percaya karena nomor hpnya sudah nomor lokal.


Tidak heran karena dikontak sebelumnya sudah sama-sama tahu,hanya menjawab dingin saja,


"Ok saya tunggu,hati-hati ya...disini banyak penipu yang haus uang.."jawabku sekenanya..


Menurut mang Soleh,memang benar di kita suka banyak yang memanfaatkan orang asing demi uang,tidak jarang banyak yang menipu dan memeras mereka yang datang ,ya pantesan wisatawan mancanegara tidak terlalu banyak yang datang ke tanah air..ah masa bodoh...bukan urusanku,urusanku hanya Sulaiman saja,apa sih maunya dia jauh-jauh mau ketemu mantan pembantunya ?


Setelah berunding dengan paman pengganti almarhum ayah yang bertanggung jawab selama ini, kami memutuskan bertemu Sulaiman, aku saja yang menyambangi Hotel tempat menginapnya,bukan ke Bali tetapi langsung ke Hotel di kawasan Puncak-Cianjur,tempat pavorit warga Timur Tengah jika mereka wisata ke Jawa Barat.


Petimbangannya banyak kata Pamanku,untuk menjaga nama baik keluarga di mata masyarakat ,karena apa jadinya nanti jika tetangga melihat mantan TKW Saudi setelah pulang dua bulan ke rumah,lalu dijemput oleh warga Saudi untuk bertemu di hotel.


Tidak akan jauh dari sangkaan seperti ini,pasti aku disangka jadi pelacur atau wanita murahan atau wanita jalang haus kehangatan atau janda loyor dan lonte haus pelukan lelaki Arab,atau sejuta sangkaan jelek dan kotor lainnya,sebagaimana sangkaan pada umumnya yang trend di masyarakat kita yang kebanyakan munafik,suka iri dengan nasib orang lain,ah tidak semua itu hanya yang hatinya jahat dan jelek saja.Masa bodoh..!


Kami bertemtu di Hotel X,hotel bintang dua di kawasan Cipanas-Cianjur,setelah basa-basi Paman yang mengantar pamit pulang,tetapi Sulaiman melarangnya,dia bilang sudah di booking sebuah kamar untuk pamanku di hotel yang sama.


Sang surya di sebelah barat telah hampir terbenam sore akan berganti dengan malam,suasana kawasan wisata Cipanas yang sejuk,ditambah hujan yang turun gerimis menambah syahdu suasana sore itu,jalanan yang basah,bunga-bunga yang segar tersiram gerimis ,gemericik air hujan, rumput-rumput taman hotel dan pinggir jalan yang asri, bersih,hijau,kerlap-kerlip lampu di jalan,di restorurant,di villa-vila dan sebagian rumah penduduk lokal di kejauhan, membuat hati yang sedang gamang ini sedikit terobati dengan pemandangan tanah sorga kawasan ini.Indah.


Paman sudah masuk ke kamarnya di samping kamar Sulaiman,tinggal aku dan Sulaiman di ruangan tamu kecil ini,lampu yang temaram,bunga-bunga yang segar,gemericik hujan rintik terdengar seolah mendukung kami yang sedang bedua di ruangan ini untuk berbuat sesuatu yang mengasyikkan,yang enak,yang nikmat,yang puas dan yang melenakan,kami duduk di kursi panjang,Sulaiman di ujung sana dan aku di ujung satunya hanya sekitar setengah meter saja tubuh kami jaraknya.


"Winda..mau pesan minuman..cappucino atau apa terserah kamu..",Dia mulai bicara,sopan dan beradab,aku diam hanya  menatap matanya yang indah,bola mata hitam penuh gizi bentuk wajah khas timur tengah dengan bulu-bulu janggut habis di cukur rapi bersih menyisakan warna kehitaman seksi di dagu dan bibir atasnya.Buah bibirnya merah sehat karena  bukan pria perokok.


Aku takut juga,karena bagaimanapun suasana sangat mendukung untuk berbuat mesum atau apapun,apalagi banyak cerita teman wanitaku yang bilang tentang "pria singa padang pasir yang garang-garang" dan maunya terus beradegan ranjang.


Namun setelah  menjalaninya kini dengan diri sendiri,sama sekali tidak begitu,mungkin karena kebetulan saja  bertemu yang tidak seperti cerita-cerita miring temanku.


Kami menghabiskan waktu dengan ngobrol apa saja sampai jam dua belas malam,tanpa ada perilaku kurang  ajar apapun,sangat beradab,sangat sopan,sangat bermoral,malah ketika aku mencium keningnya untuk pamit pergi tidur ke kamar di sebelahnya,Sulaiman setengah kaget dengan segera menjawab,terima kasih honey..,ok good night,,selamat tidur habibti..,hanya itu.


Besoknya,Sulaiman mengajak  ke Kota Bunga Nusantara,kami berempat, Sulaiman,paman dan Sopir rentalan mobil Innova.


Di taman bunga kami berdua mencari tempat yang tertinggi yang bisa melihat dengan luas dan penuh ke setiap sudut hamparan bunga-bunga di sana.


Ketika matahari beranjak seperempat tumbak di atas langit,Sulaiman mengenggam tangan dan menciumnya,aku melirik kanan-kiri risih juga soalnya pengunjung sudah mulai berdatangan,kulihat ada seorang putri kecil yang melihat  dengan wajah polos dan bersih seolah mengiyakan aku harus membalas dan menerima menggengam tangan itu..sang putri kecil itu tidak tertawa tidak heran atau apapun dia hanya mengangguk,diam dan menunduk dengan senyum simpulnya yang manis.


"Winda,aku akan menjadikanmu sebagai isteriku. aku akan menikahimu Winda,aku mohon terimalah ..please..!",


Aku terdiam dalam genggaman tangan kekar berbulu halus itu,perlahan  kurebahkan diri dan jiwa ini di dada bidang atletis Sulaiman,bersyukur dalam hati, Terima kasih Tuhan.


Matahari terus beranjak dari suasana pagi menuju tengah hari,cerah sangat cerah diantara gerimis hujan yang mulai turun lagi ,di Kota Bunga Cipanas yang semakin segar menghampar.


Hatiku berkata " Aku serahkan jiwa raga dan hidup ini untuk hidup bersama denganmu Sulaiman".


Sang Putri kecil yang mengangguk perlahan tadi dengan senyum simpul manis itu kini tengah berada dipelukanku di istana kami,rumah kami...dia putri kami,,buah cinta kami...cinta yang kutemukan di Kota Bunga lima tahun yang lalu. 
                                                                   
                                                                       ***


(AWD)
(Kotabunga-cerpen-A Wierodjampang/2012)

0 comments: