Tampilkan postingan dengan label Cerpenku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerpenku. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 04 Agustus 2012

Cerita Mini Fiksi : Tersandera

Oleh: Aang Wierodjampang

Alkisah adalah seorang Kepala Desa,yang kalau dilihat dari gaya penampilannya begitu meyakinkan,ya misalnya dilihat dari asal pendidikannya lumayanlah lulusan SLTA ditambah dengan pendidikan-pendidikan nonformal serta kursus-kursus keahlian lainnya termasuk pelatihan semi militer hansip ,latihan pertahanan sipil gan,wah kabar terakhir beliau ini adalah peserta terpavorite dan lulus "dengan rengking satu" atau apa gitu istilahnya..wah..hebat pokoknya,waktu pelatihan semi milter tersebut.

Sabtu, 19 Mei 2012

Cerita Mini (Cermin) : Pak Mahmud

By : Aang Wierodjampang

Tinggi badannya seratus enam puluh centi meteran,berbadan langsing namun tegap,, hitam berotot,penuh berisi dengan perangai wajah yang lugu tetapi tetap simpatik,baris gigi yang sehat dan mengkilap karena tidak merokok,menjadikan kang Mahmud sedap dipandang jika tersenyum.

Model rambut sedang seukuran satu centimeter menambah kesederhanaan namun tetap berwibawa ketika sudah berseragam polisi hutan.Sikapnya yang simpatik dan selalu ramah namun tegas jika sudah berhadapan dengan para bangsat kayu dan hasil hutan rakyat yang menjadi wilayah kerjanya.

Kang Mahmud,begitu nama yang ngetop di lingkungan tepian hutan Lindung milik pemerintah itu,terletak di wilayah Desa Halimun dan Desa Mekarwangi.

Kamis, 17 Mei 2012

Cerpen : Warung Cinta di Tepi Dermaga

By : Aang Wierodjampang

" Asiih...,Bagaimana si Risna sudah beres ngurus masuk sekolahnya,...?" suara Mamih dari kamar sebelah setengah berteriak karena bersaing dengan suara tape recorder yang memutar lagu Poppy Mercury diselingi dangdut panggung yang heboh.

Suara tape recorder yang sember dan nyaring berisik, menjadikan suara Mamih  tak terdengar jelas oleh Kurniasih,janda kembang yang baru delapan bulan ikut Mamih mojok di warungnya.

Senin, 30 April 2012

Cerpen : Bupati

Cerpen  -   Bupati

By : Wierodjampang

"Tadi sudah aku katakan,selama ini saya sudah dua kali minta bertemu,tapi dia angkuh.. " kata Yeni mengedipkan mata penuh misteri,menuturkan tentang Janah pada Mia kakaknya yang sedang menjenguk khusus pada hari ini.

Yeni meminta Janah kepala perawat disana untuk bertemu langsung dengannya di ruangan karena ada kepentingan.Namun Janah atau Ibu Janah malah ngambek buat apa ngobrol sama pasien dan janjian lagi,katanya ketus tadi pagi.

Sebenarnya jam besuk sudah selesai namun Mia meminta ijin khusus pada kepala ruangan perawatan yang ditempati Yeni untuk bisa menunggu Yeni malam ini.kepala ruangan yang judes dan sangat jutek itu mengijinkan setelah ceramah sana-sini tentang tata tertib Rumah sakit ini dan tetek bengek lainnya,Mia mengangguk-angguk saja ngikut irama Kepala Perawat siang itu dengan senyum disungging tanpa dilepas penuh.

Entah pelajaran apa yang dipelajarinya di sekolah perawatnya dahulu,atau memang dia saja yang bersifat begitu,mungkin para perawat disini umumya berasal dari keluarga yang hancur berantakan ayah ibunya atau dari keluarga yang tidak bermoral namun nasib mengantar wanita-wanita itu jadi perawat dan atau menjadi kepala ruangan perawatan Yeni saat ini.Atau apakah sitem yang salah dengan pengelola tingkat atas atau direktur BUMN ini.

Kamis, 12 April 2012

Cepen : Bunga Kertas di Selabintana (bag.1)

Cerita Tiga Bagian :
Bunga Kertas di Selabintana
Oleh : A.Wierodjampang







Sukabumi,3 April 2001


Jasmine sudah bersiap untuk angkat kaki dari rumah kostan yang baru ditempatinya satu tahun itu,entah mengapa Yasmin mendadak mau pindah,bahkan ketika Haji Barkah pemilik rumah kost-kostan menanyakan alasan pindahnya pun,Jasmine tetap bungkam,hanya menjawab tidak ada apa-apa hanya untuk mencari suasana baru saja,katanya.


Rencana pindahnya masih di Sukabumi  dari Tanjungsari sekarang  pindah ke sekitar Benteng sebelah selatan Sukabumi.


Jasmine sudah dapat calon tempat kost yang baru itu,namun masih di reparasi," butuh empat hari neng,perbaikannya.." kata Mang Engkus pemilik kost-kostan calon tempat barunya.

Rabu, 11 April 2012

Cerita Mini : Klimaks

Klimaks
Oleh : A.Wierodjampang


"mas aku horny nih...mojok yu..!" kuputuskan kalimat itu yang kuketik berikutnya,tidak kusangka si mas di seberang sana menjawab.


"ok..maksudnya mojok gimana..?" jawaban dari sana,ih pura-pura bloon nih anak..pikirku.


"ya mojok dunk mas..biasa..,ngeseks gitu..di video call " wah aku sengaja memancing menunggu reaksinya,beberapa menit berlalu,tak ada jawaban.lalu...


"wah aku tak biasa mbak,ajarin dunk..!(lalu pakai ikon nyengir).." ah kamu nyengir gebleg..rutukku dalam hati.
"yah kamu kan cowok mas..masa gue yang ajarin..." aku jawab lagi dengan mengetik cepat di keyboard.


Memancing reaksinya....


lama tak ada jawaban akhirnya aku penasaran kususul dengan chat berikut..


" mas,cepetan dunk aku dah horny banget nih..mau segera..aku kesepian mas..",..jiah aku pancing lebih dalam.


.......masih tak menjawab,gila kemana nih anak,apakah sibuk chatting dengan teman wanita lain..?,atau sedang mandi dulu,atau...?atau..? ah peduli amat tetapi ya tetap rasa di hati membara..walau kuusahakan tegar dan tenang.


layar acer 14 inchiku tetap tak bergeming,tak ada pesan masuk ke kolom chatting akunku..gila kemana nih anak ?


......coba aku pancing lagi..


"mas kok lama sieh,ayo dunk buka celananya..hidupkan kameranya..aku bener horny mas.." 
"iihh..kemanaaaa sieehh..mas aku udah enggak tahaann..aku kesepian mas..please puasin aku"
kususul dengan kalimat berikutnya.


Waktu terus beranjak ke tengah malam,tanda online akun dia masih menyala,hatiku semakin berdebar ingin aku rasanya menumpahkan segala rasa ini sekarang saja,aku ingin klimak saat ini,bener-bener sudah tak bisa kukendalikan lagi.


Aku harus puas malam ini,aku sebagai Dewi Seksi nama profilku harus bisa menaklukan nama Profil di seberang sana yang sedang chatting sama aku.


Nama profilnya bagus, Jaka Lelana dengan foto palsu sebuah gambar Tengkorak yang dipalang dengan gambar tulang,begitu kata Teh Mimin ketika aku tanyakan akun beliau ini nama profil Jaka Lelana.


kira-kira seperempat jam kemudian kolom chattingku terisi lagi, ya dari dia Jaka Lelana.


"halo sayang dewi seksi..masih on ?",tanya dia di seberang sana.
....masih oon aku dari tadi menunggumu ,hujatku dalam hati sambil tetap mengetik..dan berpikir harus tenang...,tenang...kendalikan nafsu liarmu..begitu kata hati.


"Dewi mau gaya apa nih..ayo mas ladenin.." chat berikutnya muncul,wah gila juga nih orang..aku balas,


"gaya apa aja mas..aku kan yang penting puas..hihi..wkwkwk" sengaja aku dibikin centil dikit.


"nih mas udah siap..hayo buka dunk kameranya.."..kubuka kamera web-nya..dan dia sudah nongol dengan wajah aslinya,ya... wajah kucing garong itu..wajah yang selama ini aku hormati....aku sayangi,...aku rindui.


Lalu kubuka kamera web di laptopku...dan..blits....terpambang aku dan dia, Dewi Seksi nama akun palsuku dan Jaka Lelana juga akun palsu suamiku.


Lalu mas Setyo Ramelan Setyadi, suamiku yang di akun palsunya di dumay Jaka Lelana itu terkejut bukan main,dia lalu bicara di kamera web itu jelas sekali " Mamah....???!!!"


....Aku tak kuasa menahan rasa sakit dihati ini dan aku dengan sekuat tenaga membalas percakapan telepon webnya berusaha dengan jelas,sekuat tenaga...


"O...Jadi suamiku suka begini ya kalau sedang online di dunia maya dengan teman-teman wanita di akunnya,"


"Iya Ayah,....ini aku Risma isteri ayah,sudahlah yah... besok ayah pulang ke rumah !,kita bereskan selanjutnya di Pengadilan Agama,.....kita Cerai...!!"


Dan klik komputerku kumatikan off.Pedih dan hati panas membara,Tuhan jodoh kami hanya sampai di sinikah?....


(Cerpen:AWD/2012)


Notes: semua nama dan tempat peristiwa hanya karangan dan mohon maaf kalau tertulis nama asli anda.
isi dan cerita ini hanya fiktif belaka,fiksi.terima kasih.

Cerpen :Kutemukan Cinta di Kota Bunga

Kutemukan Cinta di Kota Bunga
Oleh : A.Wierodjampang

"Winda,please...aku mencintaimu..ya habibti..!"katamu waktu itu,aku hanya menjawab dengan mencibir saja,ah semua lelaki suka begitu jika ketemu perempuan pikirku.


Sudah belasan kali atau mungkin pernah ratusan kali menerima kata-kata kuno seperti itu,...sayang aku cinta kamu,....Winda aku menyayangimu,...Winda menikahlah denganku,...Winda aku kangen kamu dan berpuluh ungkapan lainnya dari makhluk bernama pria,lawan jenisku.


Maka hari itupun  kujawab ungkapan kamu dengan cibiran bibir seksiku saja,kutanggapi dengan hati beku nan dingin saja,toh kalau lelaki berkata begitu, pasti ada maunya,apalagi selain menginginkan segera bisa tidur seranjang denganku,memeluk tubuh bahenol dan tubuh padat-ku,membolak-balik body aduhaiku,dan melepaskan nafsu mereka dengan erangan kepuasan diakhir hasratnya.

Ya  kurasa kamu juga begitu sama saja dengan makhluk lelaki lainnya,aku pengalaman dengan semua itu,tidak cukup sepuluh jari-jari tangan ini untuk sekedar menghitung para pengkhianatku untuk menghitung para bajingan yang kukenal,mereka hanyalah kumbang-kumbang kelaparan kepuasan semata yang selalu berkata palsu dengan gampang bilang, I love You Winda,I miss you Winda..dan ah..semuanya nonsen di ujung cerita.


"Habibti,liburan bulan depan maukah kau menemaniku ke Bali ..?' lagi-lagi ungkapan kamu memancing untuk selalu berpikiran negatif tentangmu.


Bali...?


Tak ada yang salah dengan kata Bali atau Hawaii atau Meksiko,Paris,Tokyo atau Hyderabad dan Moskow sekalipun,tetapi bagi pemuda lajang macam dikau mengajak seorang janda tanpa anak padaku ke Bali..?,ah siapapun pasti akan berpikiran negatif atau yang lebih ekstrim pasti akan berpikir kotor dan mesum dengan ajakan itu.


Lagi-lagi  hanya mencibir saja untuk sementara, tak akan berkata apapun padamu ,aku masih ragu kamu mencintaiku atau malah hanya sekedar ingin memangsa tubuh seksi ini..?sekedar ingin mengoyak-ngoyak hati ini?,entah mengapa pikiran dan hati ini selalu berprasangka mesum saja pada setiap lelaki yang berusaha "pedekate" ke aku.


Sudah rusakkah otakku,sudah parahkah mindset-ku pada yang namanya lelaki,pada yang bernama makhluk pria..?,semakin puyeng saja diantara semua rasa kegamangan akan sebuah bentuk kehidupan manusiawi,hidup berkeluarga.Dan aku tidak berhasrat lagi untuk hidup berkeluarga,nikah,kawin atau hidup bersama.


Mungkin karena masa lalu yang suram,pengalaman mengalami trauma dengan lelaki yang kebetulan semua yang mencoba mendekatiku adalah pria-pria haus nafsu,mereka munafikun yang mengaku cinta padaku padahal mereka sedang punya yang mencintai mereka di rumahnya,mereka ada yang menyayanginya di rumah,anak-anak dan isteri-isteri mereka,kekasih-kekash mereka yang para lelaki itu khianati ketulusan sayangnya.


Mereka mengaku duda-lah atau sedang bermasalah-lah dan sejuta kata palsu khasnya rayuan dan bohong pria hidung belang, lalu mengejarku demi mau mendapatkan keseksian dan kecantikan diriku ini,menyadari semua itu kadang  menyesal mengapa aku bernasib menjadi janda cantik,kenapa tidak jadi wanita biasa saja yang hidup berkeluarga dengan tenang-tenang saja dan hidup bahagia,yah..barangkali..hidup memang realtif toh..?oh no...!bisa juga oh yes.


Kini dengan kekiniannya aku sedang dikejar pria seorang pemuda warga Saudi,seorang pemuda bernama Sulaiman,dia mengenalku dua tahun yang lalu ketika aku masuk ke rumah keluarganya sebagai TKI migran,sebagai pembantu di rumah keluarganya,dan Sulaiman salah satu penghuni rumah majikan saat itu.


Waktu bekerja disana,Sulaiman jarang di rumah karena masih studi di Malaysia,konon sedang kuliah jurusan bahasa Inggris di sebuah Universitas di Malaysia.


Dalam kurun waktu dua tahun hanya bertemu kalau Sulaiman sedang libur panjang dari kuliahnya saja,itupun hanya sekedar melayani saja aku sebagai pembantu keluarganya dan dia sebagai anak majikan,tidak lebih. 


Sulaiman orangnya sopan,beradab, lembut kalau memerintah dan suka banyak permisi sangat jauh sifatnya dengan saudara dia yang lain.


Saat ini,Aku sendiri sudah dua bulan khuruj nihai (eksit) pulang ke rumah setelah bekerja selama tiga tahun di keluarga Sulaiman.


Sulaiman bisa mengontak, karena ketika  harus mengurus iqamah dan dokumen ke kantor imigrasi sampai yang mengantar ke Bandara di Saudi.dialah yang mengerjakan dan mengantarku,hingga ketika di mobil dalam perjalanan ke Bandara,dia minta nomor telepon rumah yang bisa dia kontak di Indonesia nanti.


Karena selama ini baik-baik dan lurus,aku beri nomor telepon rumah bibi,karena itulah sampai saat ini kami saling kontak lewat telepon,.Aku di Sukabumi dan Sulaiman di Saudi,ya akhirnya kita komunikasi juga di internet dan handphone.


"Ana (saya).. liburan bulan depan dan rencana mau ke Indonesia,menemui kamu..!" telepon terakhir tadi pagi.


Hanya mencibir lagi ,ah tidak  kupikir panjang-panjang,peduli amat kek,mau ke Indonesia mau ke Brunai,mau ke Australi mau ke manapun toh itu hak dia,apa urusan denganku,hehe..ya kalau sudah begini egois suka muncul,ya biarin aja mungkin seandainya bertemu pun aku hanya calon boneka dia saja calon lonte dia saja..,pikiran buruk menambah pikiran dangkal dan pikiran rusakku.


                                                                                    ***


Sebulan kemudian.....


"Hallo Winda habibti..aku sudah di Jakarta hari ini..besok aku mau jemput kamu ke sana.." suara khas dialek Arab Riyadh terdengar di seberang telepon nomor kartu Telkomsel,oh iya bener Sulaiman telah di Jakarta, sangat percaya karena nomor hpnya sudah nomor lokal.


Tidak heran karena dikontak sebelumnya sudah sama-sama tahu,hanya menjawab dingin saja,


"Ok saya tunggu,hati-hati ya...disini banyak penipu yang haus uang.."jawabku sekenanya..


Menurut mang Soleh,memang benar di kita suka banyak yang memanfaatkan orang asing demi uang,tidak jarang banyak yang menipu dan memeras mereka yang datang ,ya pantesan wisatawan mancanegara tidak terlalu banyak yang datang ke tanah air..ah masa bodoh...bukan urusanku,urusanku hanya Sulaiman saja,apa sih maunya dia jauh-jauh mau ketemu mantan pembantunya ?


Setelah berunding dengan paman pengganti almarhum ayah yang bertanggung jawab selama ini, kami memutuskan bertemu Sulaiman, aku saja yang menyambangi Hotel tempat menginapnya,bukan ke Bali tetapi langsung ke Hotel di kawasan Puncak-Cianjur,tempat pavorit warga Timur Tengah jika mereka wisata ke Jawa Barat.


Petimbangannya banyak kata Pamanku,untuk menjaga nama baik keluarga di mata masyarakat ,karena apa jadinya nanti jika tetangga melihat mantan TKW Saudi setelah pulang dua bulan ke rumah,lalu dijemput oleh warga Saudi untuk bertemu di hotel.


Tidak akan jauh dari sangkaan seperti ini,pasti aku disangka jadi pelacur atau wanita murahan atau wanita jalang haus kehangatan atau janda loyor dan lonte haus pelukan lelaki Arab,atau sejuta sangkaan jelek dan kotor lainnya,sebagaimana sangkaan pada umumnya yang trend di masyarakat kita yang kebanyakan munafik,suka iri dengan nasib orang lain,ah tidak semua itu hanya yang hatinya jahat dan jelek saja.Masa bodoh..!


Kami bertemtu di Hotel X,hotel bintang dua di kawasan Cipanas-Cianjur,setelah basa-basi Paman yang mengantar pamit pulang,tetapi Sulaiman melarangnya,dia bilang sudah di booking sebuah kamar untuk pamanku di hotel yang sama.


Sang surya di sebelah barat telah hampir terbenam sore akan berganti dengan malam,suasana kawasan wisata Cipanas yang sejuk,ditambah hujan yang turun gerimis menambah syahdu suasana sore itu,jalanan yang basah,bunga-bunga yang segar tersiram gerimis ,gemericik air hujan, rumput-rumput taman hotel dan pinggir jalan yang asri, bersih,hijau,kerlap-kerlip lampu di jalan,di restorurant,di villa-vila dan sebagian rumah penduduk lokal di kejauhan, membuat hati yang sedang gamang ini sedikit terobati dengan pemandangan tanah sorga kawasan ini.Indah.


Paman sudah masuk ke kamarnya di samping kamar Sulaiman,tinggal aku dan Sulaiman di ruangan tamu kecil ini,lampu yang temaram,bunga-bunga yang segar,gemericik hujan rintik terdengar seolah mendukung kami yang sedang bedua di ruangan ini untuk berbuat sesuatu yang mengasyikkan,yang enak,yang nikmat,yang puas dan yang melenakan,kami duduk di kursi panjang,Sulaiman di ujung sana dan aku di ujung satunya hanya sekitar setengah meter saja tubuh kami jaraknya.


"Winda..mau pesan minuman..cappucino atau apa terserah kamu..",Dia mulai bicara,sopan dan beradab,aku diam hanya  menatap matanya yang indah,bola mata hitam penuh gizi bentuk wajah khas timur tengah dengan bulu-bulu janggut habis di cukur rapi bersih menyisakan warna kehitaman seksi di dagu dan bibir atasnya.Buah bibirnya merah sehat karena  bukan pria perokok.


Aku takut juga,karena bagaimanapun suasana sangat mendukung untuk berbuat mesum atau apapun,apalagi banyak cerita teman wanitaku yang bilang tentang "pria singa padang pasir yang garang-garang" dan maunya terus beradegan ranjang.


Namun setelah  menjalaninya kini dengan diri sendiri,sama sekali tidak begitu,mungkin karena kebetulan saja  bertemu yang tidak seperti cerita-cerita miring temanku.


Kami menghabiskan waktu dengan ngobrol apa saja sampai jam dua belas malam,tanpa ada perilaku kurang  ajar apapun,sangat beradab,sangat sopan,sangat bermoral,malah ketika aku mencium keningnya untuk pamit pergi tidur ke kamar di sebelahnya,Sulaiman setengah kaget dengan segera menjawab,terima kasih honey..,ok good night,,selamat tidur habibti..,hanya itu.


Besoknya,Sulaiman mengajak  ke Kota Bunga Nusantara,kami berempat, Sulaiman,paman dan Sopir rentalan mobil Innova.


Di taman bunga kami berdua mencari tempat yang tertinggi yang bisa melihat dengan luas dan penuh ke setiap sudut hamparan bunga-bunga di sana.


Ketika matahari beranjak seperempat tumbak di atas langit,Sulaiman mengenggam tangan dan menciumnya,aku melirik kanan-kiri risih juga soalnya pengunjung sudah mulai berdatangan,kulihat ada seorang putri kecil yang melihat  dengan wajah polos dan bersih seolah mengiyakan aku harus membalas dan menerima menggengam tangan itu..sang putri kecil itu tidak tertawa tidak heran atau apapun dia hanya mengangguk,diam dan menunduk dengan senyum simpulnya yang manis.


"Winda,aku akan menjadikanmu sebagai isteriku. aku akan menikahimu Winda,aku mohon terimalah ..please..!",


Aku terdiam dalam genggaman tangan kekar berbulu halus itu,perlahan  kurebahkan diri dan jiwa ini di dada bidang atletis Sulaiman,bersyukur dalam hati, Terima kasih Tuhan.


Matahari terus beranjak dari suasana pagi menuju tengah hari,cerah sangat cerah diantara gerimis hujan yang mulai turun lagi ,di Kota Bunga Cipanas yang semakin segar menghampar.


Hatiku berkata " Aku serahkan jiwa raga dan hidup ini untuk hidup bersama denganmu Sulaiman".


Sang Putri kecil yang mengangguk perlahan tadi dengan senyum simpul manis itu kini tengah berada dipelukanku di istana kami,rumah kami...dia putri kami,,buah cinta kami...cinta yang kutemukan di Kota Bunga lima tahun yang lalu. 
                                                                   
                                                                       ***


(AWD)
(Kotabunga-cerpen-A Wierodjampang/2012)

Firasat di Bandara Soetta (Cerpen)

Firasat di Bandara Soetta

Oleh : A.Wierodjampang

"..Fatma..taali..fatma kesini...!" majikan perempuan yang sering kusebut mama memanggilku dari lantai dua rumah besar ini,"..tayib Mama..alhin...(baik mama,sebentar saya datang..)..." aku menjawab dari  dapur, sedang mencuci piring yang terakhir di wastafel .

Kututup keran air dengan setengah berlari  meniti tangga yang menghubungkan lantai satu ke lantai dua tempat madam, majikanku warga Saudi tadi memanggil.

Di lantai dua tepatnya di ruang tengah ada ruangan khusus harim,wanita dan anak-anak keluarga ini berkumpul,saya bersyukur dalam hati mendapat majikan dan anggota keluarganya yang sangat beradab,sopan santun layaknya adat  kami di kampung.

Senin, 09 April 2012

Cerpen : Beliau

"Beliau"

Oleh : A.Wierodjampang
                                                       
Sudah enam kali beliau datang untuk memastikan penerimaan atau penolakan yang akan aku putuskan,beliau tidak datang sendiri ,hanya melalui para bawahannya atau tiga kali terakhir hingga hari ini yang beliau utus Mang Empud sopir pribadi beliau.

"Hanya kata iya atau tidak saja Neng,untuk saat ini..,"kata sopir beliau ketika aku masih bungkam di kursi panjang reyot ruang tamu.

Menemui sopir beliau saat ini aku hanya sendiri saja,kebetulan Emak sedang pergi bersama si Bungsu ke adiknya di Tasikmalaya.

"Entahlah Mang,saya masih harus memikirkannya dengan matang,mamang kan tahu sendiri bagaimana resiko dengan status kawin siri begitu,apalagi sebagai isteri simpanan,,"aku menjawab antara sadar dan
tidak,tapi setidaknya  telah menghormati beiau dengan menjawab pertanyaan sopirnya.

"Menurut Mamang mah neng,terima saja !,perkara resmi atau tidak resmi,wah jaman sekarang yang resmi pun tidak menjamin hidupnya bahagia ," Mang Empud sopir sekaligus utusan beliau saat ini mencoba mengompori aku, mang Empud sangat kental feodalnya,mental kuli sekali dan sangat loyal sama beliau yang disebut mereka Bapak itu.

"Coba lihat si Risma yang nikah resmi,tidak dimadu, hanya mengandalkan cinta dengan si Jajang sampai saat ini masih saja belum punya rumah," mang Empud lebih jauh memberi contoh anaknya yang beberapa tahun silam tidak menerima lamaran seorang pejabat tinggi di Jakarta untuk dijadikan isteri simpanannya,tetapi Risma memilih Jajang pujaan hatinya yang hanya bekerja sebagai karyawan pabrik kemasan air minum di daerahku.

"Kata 'Bapak' kalau eneng sudah berkata iya saja,perkara akad nikahnya nanti di atur lagi,maka segera akan bapak kirim uang buat membuat rumah eneng,membeli sawah atau kebun dan akan dibukakan rekening dengan nama eneng sendiri,dengan saldo awal tiga puluh juta" panjang lebar sopir beliau setengah membujukku.

"Rekening sendiri atas nama aku..saldo awal tiga puluh juta ,lalu sebulan tiga juta...?" pikirku mulai agak sumbang kalau tidak termasuk goyah juga,iya punya rekening sendiri di bank bagi wanita kampung nan papa seperti aku adalah impian tersendiri,apalagi kata mang Empud nanti "Bapak" akan selalu mengirm uang setiap bulan tiga juta rupiah,semacam resiko dari suami ke isteri.

Hebat juga ya "belau" yang suka di sebut Bapak oleh anak buahnya,mau ngasih ke isteri simpanannya tiga juta sebulan,belum nanti pertemuannya kata mang Empud setiap Bapak ada maunya aku harus menginap di Hotel yang bintangnya tiga,ini masih kata mang Empud.

"Bagaimana neng,mamang harus segera memberitahu 'Bapak' hari ini,keputusan iya atau tidak,sekalian sebentar lagi mamang juga mau pamit,untuk persiapan besok mau ngantar 'Bapak' turba ke Jawa Timur."tambah mang Empud.

Suara sopir beliau  memotong lamunanku yang semakin memusingkan hati dan kepala ini,antara butuh materi dan juga tak mau mengorbankan cinta ini,lalu berpikir pula apa nanti kata masyarakat dan tetangga,bahwa aku jadi isteri simpanan salah satu pejabat di republik ini.

Bukan bangga tetapi malu,karena jelas aku hanya mengharapkan mobil,kebun,rumah,sawah dan uangnya saja.hal ini akan jelas kelihatan oleh umum karena mereka tahu siapa aku dan keluargaku asalnya,hanya keluarga yang kurang mampu,beberapa kali Emakku kebagian uang BLT,dan sampai saat ini kami masih terdaftar resmi sebagai penerima beras miskin,rumahku sudah tidak layak disebut rumah lagi,reyot,tua ,dindingnya sudah banyak yang lapuk dimakan rayap,dan mungkin dua atau tiga tahun lagi rumah ini akan roboh dan hancur.

Mang Empud keluar sebentar dari rumah reyotku, terdengar menelepon dari handphonenya, mungkin bicara dengan si beliau "Bapak" itu yang menginginkan diriku menjadi gundiknya.

Bermula ketika beliau melihat aku di lapang Desa, saat itu aku menonton acara gunting pita sebuah proyek pemerintah di kampungku, beliau ikut dalam rombongan para gegeden pejabat yang meresmikannya.

Sejak saat itu kata mang Empud,Bapak tertarik dengan aku.lalu beliau menyuruh mencari tahu tentang aku.Dengan menginvestigasi siapa diriku ke tetangga dan penduduk sekitar rumah.

Sejak sepeninggal suami yang kawin lagi entah dimana,sudah delapan tahun ini hidup menjanda,padahal sudah punya si bungsu putri tersayang yang sekarang sudah berusia lima tahun,namun si bungsu lebih dekat ke Emak,bahkan ke aku sukanya memanggil teteh saja,kata panggilan ke kakak perempuan di daerahku.

Aku dan suami dulu menikah atas cinta kami berdua,namun perjalanan takdir memang tidak bisa ditebak oleh akal sehat,suatu waktu suami pergi yang katanya untuk merubah nasib dengan menjadi TKI ke Saudi ,namun belakangan ada kabar dari tetangga sebelah desa bahwa suamiku telah kawin lagi di Jeddah dengan sesama TKI wanita di sana.

Sejak saat itu  hanya bisa pasrah saja,surat cerai tidak ada, apapun status secara tertulis tidak punya, padahal dahulu kami resmi menikah dengan akta nikah di KUA.

Setelah berunding dengan pihak mertua maka aku dikasihani oleh mereka,atau memang sengaja mereka juga tak mau lagi bermenantukan aku wanita penganggur,miskin dan papa yang selalu membebankan diri ini hanya ke suami saja,mereka menyetujui aku menggugat cerai ke pengadilan untuk mendapatkan surat janda.

Biaya sidang perceraian ini menghabiskan semua celengan tabungan dan satu kalung emas hasil kerja keras ketika ada lowongan kerja menjadi buruh harian di sebuah perkebunan yang sekarang sudah bangkrut,untuk biaya mengurus terbitnya surat janda sebagai penegasan status perkawianku.

Untuk memenuhi keperluan aku,putriku dan Emak,kami bertiga tinggal di rumah tua warisan mendiang ayah,rumah reyot hampir roboh ini,aku bekerja jadi pelayan toko di tengah kota dengan gaji hanya empat ratus ribu rupiah terpaksa  pulang pergi ke tempat kerja dengan jalan kaki,menerobos pematang sawah yang membatasi rumah dan komplek pertokoan di tengah kota.

                                                                                     ***

Sopir beliau yang tadi menelepon telah selesai,sebelum pamit tadi mang Empud menyerahkan sebuah Tas  berukuran sedang,"ini..dari beliau.."kata mang Empud."jangan lupa neng jawaban ditunggu minggu depan beliau akan datang langsung menemui eneng di Hotel Mekarsari,nanti eneng saya jemput..oke,permisi.tapi sebelumnya akan menelepon dulu ke eneng hari Sabtu jam 7 pagi." mang Empud  panjang lebar menerangkan hasil pembicaraan teleponnya barusan.

Ketika kubuka tas itu isinya ada baju-baju buat putriku,dua buah amplop dengan tulisan satu nama Emak satunya lagi namaku, Lisnawati .

Dan yang terkejut ada handphone Blackberry seri terbaru BB bold 9790..yang sudah di setting aktif lengkap langsung kring,kata mang Empud ini buat komunikasi Lisna dengan beliau.

Ah bikin puyeng , mana berani menenteng hp apalagi secanggih itu, cukup tahu diri aku malu dengan siapa diri ini,rumah reyot,bekerja hanya buruh harian dan kepentingan komunikasiku tidaklah menuntut hp secanggih itu,dan apa kata tetangga nanti melihat barang canggih semahal itu bagi ukuran seorang janda ,bukankah harga hp itu hampir lima juta rupiah lebih dimiliki oleh janda semiskin aku,pasti akan mengundang prasangka yang tidak-tidak bahkan akan mengundang fitnah.

Ah tidak,kuputuskan untuk berkomunikasi sehari-hari dengan membeli hp biasa saja,asal bunyi dan bisa ngomong jika sesekali beliau menghubungi.

Sebagai janda delapan tahun  cukup pengalaman untuk menjaga nama baik diri ini,meskipun konsekwensinya aku di cap oleh kaum lelaki sebagai janda judes dan jutek,namun harga diriku masih berkibar di lingkunganku,sebagai janda aku tidak membuat khawatir para isteri tetangga suaminya akan kepincut aku,aku selalu pasang sikap dewasa dan jutek malah judes jika sesekali banyak suami tetangga menggoda.

Delapan tahun menjanda nama baik dan harga diri tetap terjaga,walau aku sendiri merasa lelah dan payah dengan itu,karena harus selalu bisa mengendalikan diri dalam hal apapun terutama berinteraksi sosial di lingkungan.

Atau aku harus bisa menahan hasrat biologis ketika malam-malam jendela kamarku diketuk pria hidung belang para suami tetanggaku..sialan..!

Dalam hati terdalam ketika syetan datang akupun kadang berniat untuk membuka jendela kamar dan mendapatkan sekedar kehangatan jiwa dan hati ini,tetapi segera niatan itu pergi lagi setelah kukerahkan semua keteguhan keimanan dan menyebut nama Tuhan berkali-kali.

Mungkin atas hasil investigasi anak buahnya beliau dengan hasil baiklah makanya "beliau" memilih aku mau dijadikan isteri ketiga atau keempat atau malah kedua belas  tidak tahu pasti,yang jelas menurut mang Empud aku harus bersedia hanya dinikahi  agama saja,nikah siri tanpa akte nikah,namun kewajiban sebagaimana layaknya suami isteri tetap akan tertunaikan sesuai waktu yang tersedia.

Masih kata mang Empud,namun jika beliau cocok sampai masa pensiun ,maka tidak menutup kemungkinan akan menikah resmi berakta nikah.Akad nikahnya diulangi nanti..wueekk..!

Deuh pusing sampai saat ini semua penjelasan orang-orang "beiau' malah menambah keruwetan pikiranku,dilema antara terima atau tidak,,semakin sulit saja mengambil keputusan.

Kalau aku terima tawarannya,harta dan uang pasti aku dapatkan namun aku sebagai isteri simpanan yang hidup tidak normal,ketemu suami sembunyi-sembunyi belum waktu yang tidak sepenuhnya kumilikki,belum nanti kalau hamil dan punya anak,belum ini belum itu,secara manusia aku ingin rasanya menolak saja.Pasti ribet berkeluarga macam begitu.pasti ya pasti ribet..!

Namun disisi lain aku dan Emak membutuhkan seorang pelindung dan seseorang yang membiayai hajat hidup kami,segala kebutuhan sandang,pangan, papan kami,tidak seperti saat ini kami berkubang di lumpur kemiskinan yang nyata,yang sangat jauh dibawah hidup layak,meskipun harga diri kami baik-baik saja di mata lingkungan namun kehidupan keluarga kami sangat tidak nyaman kadang kami kelaparan dan sama sekali tidak ada yang peduli.

Tiap hari tiap jam tiap detik aku dan emak selalu berpikir keras besok mau makan apa,besok beli beras darimana uangnya,bagaimana kalau kami sakit,bagaimana kalau rumah reyot ini roboh...dan serba kekurangan lainnya,,lalu..sekarang ada peluang untuk keluar dari lumpur kemiskinan ini.tetapi harus aku tukar dengan hatiku ini,dengan diriku ini.menikah dengan "beliau" yang anak buahnya suka memanggil "bapak" atau sesekali "pak Boss".

Jam di ruang tengah menunjukkan tujuh pagi,semalaman aku tidak tidur,sampai subuh tiba masih saja belum menemukan jawaban yang harus aku katakan sebentar lagi,ada sms semalam dari Jakarta,dari mang Empud sopir sekaligus mak comblang beliau.

"Ass.-neng besok Bapak mau telepon jam 7 pagi,silahkan dijawab langsung ya..salam empud" itulah bunyi SMS semalam.

Jam 06.59 dan ..kriing..kring...,nada dering bunyi, betul tepat jam 06.00 hp jadulku berbunyi....."hallo..sama neng Lisna...?"suara dari sana.

"..oh iya saya sendiri pak..ini sama siapa.emm maaf,,,.?"jawabu sedikit gugup.

"oh kebetulan...ini saya Ibu Rita sponsor dalam PT.ANU, di Jakarta,ini tentang lamaran kamu jadi TKI di Hongkong itu sudah saya acc dan siap berangkat besok ke Jakarta temui saya disini,tolong dipersiapkan ya !,Lisnawati bin Sugandi ya..?"

Aku bersujud syukur..lamaranku untuk jadi TKI Migran di Hongkong diterima,setelah dua bulan sebelumnya aku mendaftar lewat temanku di toko tempat bekerja secara diam-diam tak memberitahu  Emak..

Dan jawabannya kok bisa sekarang ya..barengan sama jadwal mang Empud , jadwal Beliau..?

Ah tidak perlu aku pikirkan,kini  telah mendapat jalan terbaik untuk merubah nasibden gan hasil keringat diri sendiri,dengan tanpa harus menjawab,Iya kepada beliau.

Lalu kring lagi hp ku berbunyi,terlihat dar daftar kontak namanya "Beliau"...kring..kring..kring...-Ah dibiarin hingga bunyi dering itu berhenti sendiri,mungkin bosan karena tidak aku angkat.Masa bodoh,itu kan kontak dari si pengecut pengkhianat keluarganya,dari Bandot tua yang serakah.

Ingin rasanya aku melempar hp itu ke comberan atau ke kakus pembuangan kotoran kamar mandiku,tetapi ya sudahlah...!

                                                                                 ***

Saat ini aku berada di pesawat udara yang akan mengantarkanku ke Hongkong,ke sebuah dunia baru yang akan merubah nasib miskinku setidaknya aku akan punya uang lebih besar dari hanya sekedar gaji pelayan toko di tanah air,walau disini hanya menjadi babu tapi lebih berharga daripada hanya sebagai tempat palampiasan para beliau-beliau bandot-bandot tua di tanah air sendiri.

Bersyukur aku telah bisa lepas dari nafsu jalang para oknum pejabat biang kerok kebobrokan negri ini,dengan menjadikan kami para wanita tak berdaya jadi isteri-isteri simpanan mereka.

Dan yang menyakitkan mereka melecehkan dengan cara kawin siri karena merasa bisa segalanya dibeli oleh uang dan harta,yang kemungkinan harta itupun hasil dari memeras uang rakyat bahkan bisa saja hasil dari korupsi....ya bisa saja...ah melamun terlalu jauh dikau Lisna..! 

Tamat   
Belajar bikin cerpen lagi gan..
Ilustrasi:flickr.com
                                                   

Cerpen : Kutunggu di Pantai Jayanti

Cerpen sederhana oleh : A.Wierodjampang


" Panggil saja aku 'nyai', sayang...! " suara lembut,halus dan mempesona itu terdengar lagi di ruangan yang hanya Dimas dan wanita itu saja berdua.


"Baik nyai,tapi kenapa saya sampai ada di tempat ini..?" setengah bergumam tapi jelas terdengar,semacam pertanyaan namun lirih dengan pita suara yang bergetar sedikit serak,Dimas mencoba mengiyakan sekaligus bertanya.


"Tidak penting sayang,cerita kamu bisa sampai di haribaanku,aku telah lama memendam rasa ini dari sejak kehadiranmu di dunia barumu itu,dunia yang sedang kalian dan semua isi bumi gandrungi," lanjut suara emas sangat merdu milik seorang perempuan tengah baya namun masih cantik dan ayu dengan pakaian khas seperti layaknya pakaian ratu-ratu Jawa jaman kisah Nyai Loro Kidul atau keturunannya di dongeng-dongeng orangtua jaman dahulu.