Minggu, 27 Mei 2012

Mengapa Sebagian Sadaqah Harus Sembunyi

By : Aang Wierodjampang

Pengalaman saya dengan gerutuan seorang teman TKI sopir di sebuah rumah tetangga saya di Riyadh,beliau bekerja sebagai sopir pribadi di rumah Tuan B Warga Saudi dong tentu saja.

Nah suatu waktu majikan teman saya itu disuruh mengantarkan Uang 2000 riyal Saudi ke Kantor BAZ nya Saudi,uang itu sebagai sadaqah jariyah keluarga majikan sopir tersebut.

Alkisah di antarkanlah itu uang 2000 riyal atau setara (Rp.4,800.000) uang Indonesia,ke Kantor Urusan Jariyah itu lalu mendapat kuitansi sebagi tanda bukti uang telah benar  diserahkan ke yang berwenang.

.........lalu....?

Nah ini dia yang saya maksud,hehe..teman saya yang sopir ini kan orang butuh ya.lagi mangap mencari duit di negeri ini..hehe..matanya selalu hijau kalau melihat duit.

Teman itu datang ke kamar saya dan menggerutu,lebih tepatnya cemburu haha..katanya," wah ini si boss sadaqah uang 2000 setiap bulan,tetapi ke saya (sopirnya) kok pelit amat tak kasih sadaqah atau hadiah apapun selain gaji pokok doang (gajinya 1200 riyal)".lalu lanjutnya ," padahal  mbok ya..,ke saya begitu sadaqahnya,uang 2000 riyal kan banyak,bisa buat makan anak-anak setahun tuh kalau saya," Temanku terus menggerutu..wkwk.

Nah, makanya kalau kita mau sadaqah jariyyah dianjurkan oleh agama jangan sampai tahu siapapun,diibaratkan bila tangan kanan memberi tangan kiri jangan sampai tahu,biarlah hanya Tuhan yang tahu amal sadaqah kita.

Mungkin salah satunya untuk menghindari rasa "sakit hati" orang-orang di dekat kita,semacam teman TKI sopir tadi yang merasa dianak tirikan,ke dia majikannya pelit tetapi sadaqah ke tempat lain kok royal dan besar-besar,yang walaupun benar sehari-hari sopir tadi itu selalu menjadi bagian hidup mereka,menjadi orang dekat mereka dan menurutnya dia layak sebagai orang yang berhak diberi sadaqah..(?).

.........dengan sedikit canda saya komentari gerutuan temanku ini ........

" Wah sobat itu kan bukan milik dan rejeki kita,lagian kok jangan terlalu mau deh menjadi sebagai orang yang berhak menerima jatah sadaqah orang..,kalau bisa kitalah yang menambah uang itu buat ikut sadaqah juga..."kataku yang di respon terheran-heran oleh beliau..wkwk...(aku kelihatan sok alim wahahah).

"Ah kamu munafik, duit 2000 riyal itu setara5 juta rupiah lho,kan lumayan hampir gaji sopir dua bulan tuh kalau bekerja.." teman saya masih mnggerutu..jiahh...ngeyel mau jadi nasab barang "kotoran" orang lain hehe..

Sadaqah jariah,apalagi zakat dan semacamnya itu hakikatnya adalah "kotoran" seseorang yang dibersihkan dengan cara dikasihkan ke orang lain...(waah kalau enggak setuju ..oke deh..silahkan komentar di bawah gan !)..hehe,jadi kalau teman saya ngotot mau saja sebagai orang yang berhak penerima barang atau uang zakat ,yaa..sama saja dengan mau dan selalu mengharap menerima "kotoran" orang.

(Catatan:kata.. "kotoran" dalam tanda kutip,silahkan artikan dan terjemahkan dengan baik-Penulis)

Kecuali memang jika untuk yang sangat berhak menrimanya,rejeki itu adalah haknya, misalnya terlalu miskin,fakir dan miskin,yang sedang melarat,sedang ditimpa bencana, dll.

Lagian keukeuh amat sih ini teman saya mau jatah barang begituan,dasar mental peminta-minta dipiara.

********

Jika kita akan bersadaqah jariyyah lebih baik sadaqah jariyyah oleh tangan sendiri,dilakukan dengan bersembunyi hanya pihak yang berkepentinganlah yang mengetahui amal mulia kita itu.Supaya orang-orang di dekat kita tidak menimbulkan cemburu dan timbul fitnah kejelekkan yang lainnya.

Salam.

0 comments: