Minggu, 27 Mei 2012

Opini Pribadi Tentang TKI Migran Saudi dan Moratorium

By : Aang Wierodjampang

Moratorium pengiriman TKI Informal ke Saudi Arabia sejak Agustus 2011 yang lalu telah dilaksanakan,sejauh ini saya pribadi belum mendapat informasi pasti bahwa kapan akan dibuka kembali pengiriman TKW atau TKI informal ini ke Saudi Arabia.

Bahkan ada rumor yang menyatakan moratorium akan dibuka kembali sekitar tahun 2017,tetapi segala kemungkinan bisa saja terjadi,bisa dibuka atau ditutup tergantung RI dan Saudi.

Saya tidak berkepentingan secara langsung dalam hal itu,biar saja mereka yang berwenang bekerja, teriring doa semoga mendapat jalan terbaik untuk mengatasi masalah ini.

Saya hanya curhat saja,meskipun judulnya opini ya opini kecil-lah atau tepatnya menurut pendapat pribadi.

Dilema memang,satu sisi rakyat di lapangan di ranah kenyataan masih membutuhkan lowongan pekerjaan Pembantu Rumah Tangga di Saudi ini karena Saudi mempunyai daya tarik tersendiri bagi umat muslim.

1.Mereka bisa berkesempatan beribadah Umroh atau naik haji sambil bekerja di Saudi.
2.Saudi menggaji lebih baik daripada gaji pekerjaan PRT dan Sopir di Tanah air.
3.Syarat-syarat masuk Saudi untuk sektor informal,beberpa waktu ini sangat mudah.

Namun,dibalik daya tarik itu banyak muncul masalah yang diantaranya yang sudah ditemukan oleh Satgas TKI di KBRI dan BNP2TKI,misalnya saja:

-Pelecehan seksual kepada PRT oleh keluarga majikan.
-Waktu kerja yang mengharuskan ready, siap 24 jam,tidak ada jadwal kerja yang pasti.
-Aroma perbudakan masih ada di sebagian pola pikir kalangan majikan dan keluarganya.
-Banyak yang telat membayar gaji.
-Perbedaan adat dan budaya.

Dan lain-lain masih banyak poin masalah yang sedang di godok oleh yang berwenang saat ini.

                                                                                     ***

Dilemanya,adalah masih dibutuhkan lowongan ini untuk kalangan bawah di tanah air sebagai lowongan kerja instant yang memang bisa diandalkan karena nilai tukar uang gaji riyal ke rupiah menjadi nilai  gaji seorang PRT Saudi lebih banyak jumlahnya jika dibanding gaji PRT jika bekerja di Jakarta misalnya.

Tidak dapat dipungkiri sebagian besar rakyat kita masih banyak yang sangat membutuhkan atau maaf saya sebut masih berada di bawah garis kemiskinan,sangat membutuhkan uang tunai untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya,sedangkan hasil pekerjaan suami yang petani penggarap atau hanya kuli-kuli biasa yang tidak menentu,sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan dengan maksimal alias selalu kurang atau pendapatan tidak teratur dan di bawah standar hidup layak.

Bahkan untuk beberapa orang menjadi TKI ke Saudi banyak dijadikan pelarian dari kebangkrutan bisnisnya atau dari keterpurukan usahanya.

Tidak sedikit yang suaminya bangkrut di tanah air menjadi mendapat dana segar lagi dari gaji isterinya yang TKW di Saudi,atau banyak adik atau kakak-kakanya dan saudara TKW bisa berwirausaha setelah dibantu rekan TKW Saudi,dan contoh sinergi lainnya yang tidak bisa saya tulis semua.

Artinya,lowongan kerja TKI migran Saudi PRT atau tenaga kasar lainnya telah membantu sebagian roda pembangunan bangsa ini.Membantu memberi devisa bagi negara dan membantu di kenyataan sehari-hari kepada keluarga dan handai taulannya.

Masalah memang selalu akan muncul dalam bidang hal apapun,semoga dengan moratorium ini,penghentian sementara pengiriman TKI migran ke Saudi (TKI informal),bisa memberikan waktu untuk bernafas dulu,untuk merenungi kembali semua permasalahan,memberi kesempatan berpikir kembali kepada semua pihak untuk mendapatkan formula yang terbaik mengatur tentang ini.

Salam.

0 comments: