"Menulis, bicara, berbuat, tidak pernah khusus untuk diri sendiri, langsung atau tidak langsung. Tidak ada seorang seniman berseni untuk diri sendiri, itu namanya Masturbasi”. (Dari : mataajinatha.blogspot.com/Mas Aji Natha)
Mendapat pengetahuan lagi tentang dunia menulis khususnya menulis di blog pribadi,bagi blogger yang kondisinya seperti saya,ngeblog sambil bekerja di sebuah tempat yang tertutup,berkunjung ke blog teman-teman selain menambah sahabat baru tentu saja juga menambah pengetahuan baru.
Salah satu yang menarik dari ulasan Mas Ajinatha tentang menulis yaitu untuk merenungi dan mempertanyakan kembali pada diri sendiri apa maksud sebenarnya kita menulis dan mempublish tulisan ke ranah umum,dalam berbagai bentuk terutama di internet ?,atau lebih khusus lagi di dunia blog.
Intinya apapun bentuk tulisan kita,ketika sudah di publish ke umum suka atau tidak suka akan berharap ada apresiasi dari khalayak ramai,untuk seterusnya meskipun tulisan itu di blog pribadi,di akun pribadi,atau di website pribadi,dengan ini semua selayaknya kita mempertimbangkan selera pembaca atau kepuasan pembaca.
Maksudnya alangkah lebih baik dan akan banyak apresiasi publik kepada karya tulis kita,jika tidak "egois" dalam isi tulisan yang di publikasikan apalagi bertujuan untuk bisa bermanfaat bagi umum.
Meskipun pada dasarnya ya silahkan saja semau agan-agan hehe,sebagai author, sebagai admin blog pribadi "kekuasaan" ada di tangan anda.
Namun layak dipertimbangkan,seperti berikut yaitu jangan lupa ketika sudah ada di ranah umum,karya kita perlu perhatian pembaca,setidaknya ingin karya kita disimak,dilihat atau dibaca bahkan ingin sekali sampai di apresiasi dan bisa bermanfaat bagi pembacanya.Itulah tujuan utama kita berkarya bukan.? paling tidak bagi saya pribadi begitulah.
Untuk tujuan tersebut, tidak bijak jikalau 'seenak dan semau gue lagi' dalam menulis.Terinpirasi oleh tulisan Mas Ajinatha termaksud,yaitu menulislah tetapi jangan masturbasi,(hanya memuaskan diri sendiri) tanpa menghiraukan kepuasan pembaca.
Bukankah pembaca menjadi tertarik membaca tulisan kita,jika mereka menilai isi sebuah tulisan itu ada manfaat atau tidak bagi diri pembaca ?
Kalau isi tulisan kita asyik dengan "dunia' sendiri,sangat kecil kemungkinan untuk menarik minat membaca bagi publik,karena misalnya konten berisi tema curhat lebay cenderung akan membosankan dan kurang manfaat bagi umum,meskipun sebenarnya bercurhat ria pun tidak diharamkan dan walau sedikit pasti bermanfaat.
Kalau isi tulisan terus menerus tentang topik curhat,tanpa meraba hasrat dan keinginan serta kehausan minat para pembaca atau publik,sangat kecil pembaca akan setia mengunjungi alamat blog kita lagi,karena anda sendiri pasti maklum,sangat jarang pembaca setia yang hanya mau mendengar segala curhat pribadi orang lain apalagi kebanyakan dan berlebihan.
Bukankah pembaca menjadi tertarik membaca tulisan kita,jika mereka menilai isi sebuah tulisan itu ada manfaat atau tidak bagi diri pembaca ?
Kalau isi tulisan kita asyik dengan "dunia' sendiri,sangat kecil kemungkinan untuk menarik minat membaca bagi publik,karena misalnya konten berisi tema curhat lebay cenderung akan membosankan dan kurang manfaat bagi umum,meskipun sebenarnya bercurhat ria pun tidak diharamkan dan walau sedikit pasti bermanfaat.
Kalau isi tulisan terus menerus tentang topik curhat,tanpa meraba hasrat dan keinginan serta kehausan minat para pembaca atau publik,sangat kecil pembaca akan setia mengunjungi alamat blog kita lagi,karena anda sendiri pasti maklum,sangat jarang pembaca setia yang hanya mau mendengar segala curhat pribadi orang lain apalagi kebanyakan dan berlebihan.
***
Misalnya,saya pribadi di awal-awal menulis pada blog adalah menganggap ini hanya kumpulan diary saja,yang namanya diary ya tulisan saya bikin seenak udel sendiri,kadang tema terlalu pribadi,lalu cara menulis belepotan seenak pribadi,dan pikiran dangkal saya waktu itu ya semau gue-lah,masa bodoh dengan orang lain masa bodoh dengan pembaca,mau baca silahkan atau mau melewatkan silahkan,itu pikiran dangkal saya di awal-awal.
Ketika merenung kembali sikap tersebut,dan seiring bertambah pengetahuan tentang seni menulis,ternyata prinsip awal saya nge-blog itu kurang baik,saya terlalu egois tidak mempertimbangkan sisi lain tentang menghargai publik,dan kalau bisa sampai memuaskan pembaca di pihak sana.
Ketika bagaimana saya cuek dengan tatabahasa,cuek dengan ejaan yang banyak salah ketik,cuek dengan bentuk tulisan yang semrawut dan acuh saja ketika banyak tulisan asal jadi malahan terlalu lebay dan sebagainya.
Dari sebab itu saya menyadari,oh kenapa tulisan saya jarang dilihat orang,jarang diapresiasi publik dan sepi pembaca,itu semua karena saya cenderung larut dalam memuaskan diri sendiri atau istilahnya "masturbasi" terhadap kepuasan hasil postingan sebuah tulisan dan kondisi begini sangat tidak "ber-seni".
***
Meskipun harus mmpertimbangkan dan menghargai pembaca,atau lebih khasnya selera dan kepuasan pembaca,tidak berarti kita harus tidak menjadi diri sendiri,tentu saja gaya dan pribadi kita tetap sabagai diri sendiri,namun selayaknya jika suatu karya kita yang di publish ke umum,kalau mau dihargai layaklah kita pertimbangkan pula tentang :menghargai' pembaca yang dikemas dengan baik dalam bentuk hasil tulisan,meskipun tulisan itu dimuat di lapak pribadi.
Itupun kalau mau "dilirik" publik.
***
Ini tulisan terinspirasi dari tulisan salah satu sahabat saya,mas Ajinatha di blognya,yang menyentakkan saya sendiri ketika saya selama ini memang kurang menyadari bahwa niat menulis segala cerita dan pengalaman ini,selain untuk memuaskan diri sendiri saya juga berharap bisa bermanfaat bagi teman pembaca semua siapapun yang menyimak tulisan sederhana di blog ini.
Belajar sambil proses terus berjalan,sambil bekerja dan terus memperbaiki apa yang masih sangat kurang,itulah saat ini yang bisa saya lakukan sebagai blogger pemula.
Jikalau selama ini tulisan saya masuk tulisan yang "masturbasi' hanya puas untuk diri sendiri,waduh anggap saja itu sebagai bahan pembelajaran untuk langkah selanjutnya,Masturbasi lebih baik daripada selingkuh, atau main copy paste tanpa permisi dari hasil karya orang lain,itu namanya selingkuh,bukan..? hehe...,malahan kalau mencuri tulisan orang lain itu namanya pencuri dan sangat terhina daripada seorang Masturbasi-oner..hehe.
"Masturbasi lebih baik daripada selingkuh (main copaste tulisan milik orang lain tanpa ijin pemiliknya)"
Salam blogger semua
"Masturbasi lebih baik daripada selingkuh (main copaste tulisan milik orang lain tanpa ijin pemiliknya)"
Salam blogger semua
***
Tulisan curhat ini,semoga bermanfaat terinspirasi dari: Tulisan Mas Ajinatha,Masturbasi,Menulis
4 comments:
Betul mas, kepuasan pelanggan (pembaca) adalan No 1, tp sy suka dgn kutipannya: "masturbasi lebih baik daripada selingkuh (main copaste tulisan milik orang lain tanpa ijin pemiliknya)"
Sukses terus Nuranibernada!!..
Halo Kang Rudi,
tulisan "masturbasi" yang orisinal hasil karya sendiri sejelek apapun adalah kebenggaan dan mulia,bila dibanding dengn "tulisan hasil curian dari karya orang lain"..
Di awal-awal "masturbasilah",lalu setelah itu perlahan-lahan bisa juga memuaskan pembaca,konsumen..
ini opini saya pribadi saja kang Rudi,bisa setuju atau tidak setuju hehe..
berbagi saja,salam semangat berbagi kang Rud.
semoga sehat selalu.
Hmm...,
rasanya kok ada yang ganjil dalam perasaan saya,
bahwa saya menulis bukan demi "memuaskan" orang lain, ya...
Bila tujuan menulis saya untuk memuaskan orang lain apalagi mengejar tingkat kunjungan, itu hanya akan melelahkan saya. Sebab saya akan kehilangan diri sendiri.
Bila lelah, maka saya akan menjadi tidak bisa produktif.
Bagi pribadi saya, blog pribadi adalah cara paling sehat untuk menjaga keseimbangan emosional saya. Tempat mengelola sampah (ide/gagasan yg selalu berlimpah), yang mungkin saja adalah sampah organik yang menyuburkan.
Blog pribadi adalah tempat paling pribadi untuk mendaur ulang "sampah", agar bisa lebih berdaya guna.
Sebab, keseimbangan itu sangat penting buat kesehatan jiwa.
Maka saya selalu menghormati setiap karya yang berproses menuju kebaikan.
Saya juga suka dengan tulisan mas Aji. Namun saya pikir, mas Aji pun punya saat-saat membebaskan dirinya dalam berkarya.
Ada karya2nya yang bagus/diterima baik, namun ada pula bagian karyanya yang tidak menggembirakan sebagian orang.
Bila kita ambil contoh sinetron remaja, dimana beliaunya juga menjadi salah satu pekerja seninya. Ada bagian masyarakat yang memuja dan menggemari karena merasa terhibur, namun ada bagian masyarakat lain yang komplain adanya tayangan tersebut.
Nah, itulah sebabnya, saya katakan bahwa saya lebih menyukai keadaan diri saya yang seimbang, agar terus bisa berkarya. Sebab tak mungkin karya saya dapat memuaskan seluruh konsumen. Ada segmen-segmen tertentu yang menyukai karya kita dan ada segmen lain yang mungkin saja membenci.
Duuhh..panjang banget ya?
Bahagia bisa berkunjung ke sini.
Salam bahagia dan terus berkarya...
Hallo Bu Aridha,salam berkarya juga.
Wah,saya lebih bahagia nih karena telah sempat "melirik" tulisan sederhana saya,ide sampah saya hehehe..
sepakat juga Bu dengan komentar ibu,maksud saya tentang masturbasi ini,yaitu dimana sebuah tulisan di publik yang keterlaluan memanfaatkan kebebasan pribadinya..itulah kira-kira bu..maksud intinya..
komentar ibu,sepakat yaitu tetap menjadi diri sendiri dalam ide dan gaya serta kepribadian.seperti saya singgung juga di atas,tentang jadi diri pribadi.
Sangat berbahagia sekali saya dengan kunjungan Bu Dosen dan teman semua.
salam persahabatan yang bermanfaat .
Selamat beraktivitas sahabat semua,full buat Mbak Aridha..
salam
Posting Komentar