Oleh : Aang WD
Jaman memang sudah lain,ini sangat dirasakan oleh kita dalam kehidupan sehari-hari.Yaitu dimana uang tunai pada saat ini merupakan alat tukar paling penting,dalam guyonan kawan saya suka menyebut uang tunai adalah"bahan mentah yang fleksibel" sebagai alat tukar yang berlaku dimana-mana,terutama untuk kalangan ekonomi menengah ke bawah.
Sebut saja di kalangan biasa dan kebanyakan,dimana fungsi dan manfaat uang tunai sangat mendominasi dalam memenuhi segala kebutuhan hidupnya.
Dengan demikian,jika mau memberi sadaqah jariyah atau zakat sekalipun,menurut hemat saya akan lebih bermanfaat bila memberikannya dalam bentuk uang tunai,sehingga penerima amal jariyah bisa mengaturnya sendiri untuk dikelola sesuai keperluan dan kondisi masing-masing.
Prioritas pengeluaran dan pemenuhan kebutuhan hidup orang itu selalu berbeda satu sama lainnya,namun akan lebih mudah memenuhinya jika orang memiliki sejumlah uang.
Ada pengalaman saya beberapa tahun yang lalu,adalah seorang tetangga atau tepatnya sebuah keluarga yang kebetulan nasibnya masih di bawah garis kemiskinan,tak tahulah sebab pastinya yang jelas saat itu mereka termasuk keluarga sangat miskin.
Tetapi saya tahu,mereka bukan pemalas dan bukan pula orang yang peminta-minta,namun kalau dilihat dari kriteria sebagai orang yang berhak menerima zakat sudah masuklah.
Alkisah sebagai berikut,saat itu menjelang lebaran seperti biasa kalau bulan Ramadhan akan banyak orang yang bersedekah dan berzakat, saat itu mereka sangat membutuhkan biaya rumah sakit,belum ada Askeskin waktu itu,terjadi sekitar tahun 1996-an.
Cerita ini bukan tidak menghargai orang yang memberi tetapi dalam kontek lebih baik memberi sedekah dengan uang tunai maksudnya.
Saat itu tetangga saya ini sangat kelabakan mencari dana tunai untuk biaya rumah sakit anaknya yang di opname,walaupun menurut ukuran kita sedikit jumlahnya,tetapi bagi mereka sangat memberatkan biaya waktu itu,biaya sehari-hari untuk yang menunggu,untuk menebus obat,untuk makan minum yang di rumah,yang menunggu dan transport bolak-balik ke rumah sakit,itu semua butuh uang tunai bukan..?, singkat cerita banyak juga yang menyumbang diantaranya ada seorang kaya dari kota,namun menyumbang dalam bentuk bukan uang tetapi memberi hampir dua karung pakaian bekas,setelah itu datang lagi yang menyumbang masih pakaian bekas beberapa karton.
Hasilnya,tetangga saya itu mendapat banyak pakaian,sprei dan hordeng bekas,maklumlah sampah dari orang kaya,tentu saja tidak bisa segera diuangkan,disamping malu masa sih hasil sumbangan mau dijual lagi,lagian jarang ada yang beli pakaian bekas di tempat saya,adapun yang jualan loakan di pasar pakaian bekas hanya menaksirnya dengan harga yang sangat tidak manusiawi,bayangkan saja masa hampir dua karung pakaian bekas (sampah tepatnya),hanya ditaksir cuma 25 ribu rupiah saja.
Jadi ya terpaksa pakaian mengonggok di ruang tengah rumah miskin itu,sedangkan biaya yang dibutuhkan adalah uang tunai,pembaca tahu sendiri bagaimana pengeluaran uang tunai jika mempunyai keluarga yang selalu di rawat di rumah sakit.Sangat deras uang tunai keluar.
Lalu minjamlah tetangga saya itu ke Rentenir,biasalah uang bunga berbunga,karena kepepet dan memang mereka sangat cekatan dalam memberi pinjaman,walaupun nantinya padahal mereka akan mencekik si peminjam.
Saat itu,yang menyumbang sih banyak terutama makanan atau pakaian dan sebagainya,tetapi saya melihat adalah sangat pentingnya atau sangat memerlukannya bagi orang miskin dan akan sangat bermanfaat jika kita menyumbang dalam bentuk uang tunai.
***
Uang tunai bisa diatur dan dikelola disesuaikan dengan prioritas pengeluaran orang yang kita sumbang itu.Tulisan ini maaf-maaf sebagai share pengalaman saja,menurut hemat saya kalau kita berniat bersedekah,alangkah lebih bermanfaat dan lebih baik jika bersedekah itu dengan bentuk uang tunai.
***
Ulasan yang lebih panjang pasti akan melebar ke sebagai berikut,..wah enggak tahu terima kasih ya,sudah diberi minta nawar pula,atau yah kan namanya juga pemberian apa saja terima saja dong..,atau kan kita mampunya sedekah dengan baju bekas,(sedekah dengan baju bekas?,buang sampah itu woii..hehe),sedekah itu lebih baik dengan barang yang baik,Insya Allah wallahu alam bisawab.
Pasti akan sangat panjang mengulasnya,ulasan ini hanya mencoba memberi sedikit inspirasi saja atau masukan saja,dimana sedekah dengan uang tunai (tentu saja sedekahnya ke orang yang tepat,sangat melarat,sangat miskin dan bener-bener sedang membutuhkan),akan sangat bermanfaat dan menjadi tidak mubadzir untuk digunakan oleh penerima sedekah itu.
Hal demikian tentu saja dalam memberi kita niatnya untuk bersedekah dengan uang tunai kepada penerima yang sesuai,kalau untuk bersedekah dalam bentuk lain ya disesuaikan dengan punya kita dan dalam rangka apa yang akan disedekahinya.
Misalnya sedekah ke mesjid,bisa sedekah dengan tanahnya,dengan benda materialnya atau dengan tenaga,atau malah bisa saja dengan uang tunai diberikan ke panitia pembangunannya agar bisa diatur untuk memenuhi prioritas material yang akan dibelinya,jangan sampai besi dan keramik banyak,tetapi semen dan genteng tidak ada.
Ya misalnya saja,gambarannya bisa seperti itu
Berbeda pendapat boleh-boleh saja ya gan ?,ya pastilah pendapat pembaca pasti akan banyak yang berbeda pula,itu bagus artinya kita bersahabat..? ..bersahabat.???.iya bersahabat..wah tidak nyambung !,iya sambungin saja,bawa gampangnya..hehe..!meski berbeda pendapat tetapi tetap nyambung gitu gan maksudnya.He...
Salam.
Jaman memang sudah lain,ini sangat dirasakan oleh kita dalam kehidupan sehari-hari.Yaitu dimana uang tunai pada saat ini merupakan alat tukar paling penting,dalam guyonan kawan saya suka menyebut uang tunai adalah"bahan mentah yang fleksibel" sebagai alat tukar yang berlaku dimana-mana,terutama untuk kalangan ekonomi menengah ke bawah.
Sebut saja di kalangan biasa dan kebanyakan,dimana fungsi dan manfaat uang tunai sangat mendominasi dalam memenuhi segala kebutuhan hidupnya.
Dengan demikian,jika mau memberi sadaqah jariyah atau zakat sekalipun,menurut hemat saya akan lebih bermanfaat bila memberikannya dalam bentuk uang tunai,sehingga penerima amal jariyah bisa mengaturnya sendiri untuk dikelola sesuai keperluan dan kondisi masing-masing.
Prioritas pengeluaran dan pemenuhan kebutuhan hidup orang itu selalu berbeda satu sama lainnya,namun akan lebih mudah memenuhinya jika orang memiliki sejumlah uang.
Ada pengalaman saya beberapa tahun yang lalu,adalah seorang tetangga atau tepatnya sebuah keluarga yang kebetulan nasibnya masih di bawah garis kemiskinan,tak tahulah sebab pastinya yang jelas saat itu mereka termasuk keluarga sangat miskin.
Tetapi saya tahu,mereka bukan pemalas dan bukan pula orang yang peminta-minta,namun kalau dilihat dari kriteria sebagai orang yang berhak menerima zakat sudah masuklah.
Alkisah sebagai berikut,saat itu menjelang lebaran seperti biasa kalau bulan Ramadhan akan banyak orang yang bersedekah dan berzakat, saat itu mereka sangat membutuhkan biaya rumah sakit,belum ada Askeskin waktu itu,terjadi sekitar tahun 1996-an.
Cerita ini bukan tidak menghargai orang yang memberi tetapi dalam kontek lebih baik memberi sedekah dengan uang tunai maksudnya.
Saat itu tetangga saya ini sangat kelabakan mencari dana tunai untuk biaya rumah sakit anaknya yang di opname,walaupun menurut ukuran kita sedikit jumlahnya,tetapi bagi mereka sangat memberatkan biaya waktu itu,biaya sehari-hari untuk yang menunggu,untuk menebus obat,untuk makan minum yang di rumah,yang menunggu dan transport bolak-balik ke rumah sakit,itu semua butuh uang tunai bukan..?, singkat cerita banyak juga yang menyumbang diantaranya ada seorang kaya dari kota,namun menyumbang dalam bentuk bukan uang tetapi memberi hampir dua karung pakaian bekas,setelah itu datang lagi yang menyumbang masih pakaian bekas beberapa karton.
Hasilnya,tetangga saya itu mendapat banyak pakaian,sprei dan hordeng bekas,maklumlah sampah dari orang kaya,tentu saja tidak bisa segera diuangkan,disamping malu masa sih hasil sumbangan mau dijual lagi,lagian jarang ada yang beli pakaian bekas di tempat saya,adapun yang jualan loakan di pasar pakaian bekas hanya menaksirnya dengan harga yang sangat tidak manusiawi,bayangkan saja masa hampir dua karung pakaian bekas (sampah tepatnya),hanya ditaksir cuma 25 ribu rupiah saja.
Jadi ya terpaksa pakaian mengonggok di ruang tengah rumah miskin itu,sedangkan biaya yang dibutuhkan adalah uang tunai,pembaca tahu sendiri bagaimana pengeluaran uang tunai jika mempunyai keluarga yang selalu di rawat di rumah sakit.Sangat deras uang tunai keluar.
Lalu minjamlah tetangga saya itu ke Rentenir,biasalah uang bunga berbunga,karena kepepet dan memang mereka sangat cekatan dalam memberi pinjaman,walaupun nantinya padahal mereka akan mencekik si peminjam.
Saat itu,yang menyumbang sih banyak terutama makanan atau pakaian dan sebagainya,tetapi saya melihat adalah sangat pentingnya atau sangat memerlukannya bagi orang miskin dan akan sangat bermanfaat jika kita menyumbang dalam bentuk uang tunai.
***
Uang tunai bisa diatur dan dikelola disesuaikan dengan prioritas pengeluaran orang yang kita sumbang itu.Tulisan ini maaf-maaf sebagai share pengalaman saja,menurut hemat saya kalau kita berniat bersedekah,alangkah lebih bermanfaat dan lebih baik jika bersedekah itu dengan bentuk uang tunai.
***
Ulasan yang lebih panjang pasti akan melebar ke sebagai berikut,..wah enggak tahu terima kasih ya,sudah diberi minta nawar pula,atau yah kan namanya juga pemberian apa saja terima saja dong..,atau kan kita mampunya sedekah dengan baju bekas,(sedekah dengan baju bekas?,buang sampah itu woii..hehe),sedekah itu lebih baik dengan barang yang baik,Insya Allah wallahu alam bisawab.
Pasti akan sangat panjang mengulasnya,ulasan ini hanya mencoba memberi sedikit inspirasi saja atau masukan saja,dimana sedekah dengan uang tunai (tentu saja sedekahnya ke orang yang tepat,sangat melarat,sangat miskin dan bener-bener sedang membutuhkan),akan sangat bermanfaat dan menjadi tidak mubadzir untuk digunakan oleh penerima sedekah itu.
Hal demikian tentu saja dalam memberi kita niatnya untuk bersedekah dengan uang tunai kepada penerima yang sesuai,kalau untuk bersedekah dalam bentuk lain ya disesuaikan dengan punya kita dan dalam rangka apa yang akan disedekahinya.
Misalnya sedekah ke mesjid,bisa sedekah dengan tanahnya,dengan benda materialnya atau dengan tenaga,atau malah bisa saja dengan uang tunai diberikan ke panitia pembangunannya agar bisa diatur untuk memenuhi prioritas material yang akan dibelinya,jangan sampai besi dan keramik banyak,tetapi semen dan genteng tidak ada.
Ya misalnya saja,gambarannya bisa seperti itu
Berbeda pendapat boleh-boleh saja ya gan ?,ya pastilah pendapat pembaca pasti akan banyak yang berbeda pula,itu bagus artinya kita bersahabat..? ..bersahabat.???.iya bersahabat..wah tidak nyambung !,iya sambungin saja,bawa gampangnya..hehe..!meski berbeda pendapat tetapi tetap nyambung gitu gan maksudnya.He...
Salam.
0 comments:
Posting Komentar