Kamis, 09 Agustus 2012

Setiap Lebaran Saya Selalu "Panik"

Oleh : Aang WD

Sebuah catatan ringan saja.

Panik,yes setiap lebaran tiba bagi saya yang termasuk golongan kecil secara ekonomi selalu panik dalam tanda kutip,setidaknya beberapa ratus ribu sampai jutaan rupiah harus disiapkan,untuk menutupi segala kebutuhan menyambut lebaran.

Kenapa dipaksain..?

Yaitu sampai saat ini saya juga heran,kenapa dipaksain ya kalau sekiranya enggak mampu,seadanya saja dan biasa saja.

Oh tentu saja itupun sudah sewajarnya dan seadanya serta biasa saja,justru kalau luar biasa dan tidak wajar anggaran belanja keluarga menjelang lebaran bisa nambah jumlah rupiahnya hehe.

Sebut saja misalnya tradisi di daerah atau kebiasaan dari sejak nenek moyang dulu,bahwa kalau lebaran tiba mesti deh membeli baju baru,saya sendiri sih masih bisa tidak untuk membeli yang baru,kadang sarung yang lima tahun lalu saja masih bisa saya gunakan dikenakan dengan baju koko lama.

Tetapi bagaimana dengan anak-anak dan isteri...?

Tentu ada perasaan tidak tega kalau mereka tidak ganti dengan baju baru di setiap lebaran.Meskipun kadang baju yang mereka beli tidak selalu dipakai pada saat hari H nya ,tetapi yaitu tadi kebiasaan di lingkungan kami yang seolah memanggil-manggil saku saya untuk mengeluarkan sejumlah rupiah demi baju lebaran atau istilah di kampung saya baju dulag.

Itu baru satu pos gan,baju lebaran,lalu pos yang lain diantaranya,membuat kue-kue lebaran meskipun tidak pasti akan ada tamu tetapi ya tetap acara membuat kue-kue lebaran selalu diajukan oleh isteri saya, anggaran kue-kue dan masakan lebaran,semacam ketupat,sayur mayur dan lain sebagainya hampir menghabiskan lima puluh persen dari total anggaran,wah doyan makan-makan juga ya ternyata hehe,dan inipun sebenarnya kalau mau hemat bisa dipangkas, sebab yang pada waktunya nanti semua makanan itu tidak termakan semua.

Akan banyak sisa-sisa lebaran,kue-kue dan sayur sisa lebaran di daerah saya suka disebut kakaren lebaran,yaitu kue dan makanan sisa yang diawetkan.

Ongkos-ongkos

Meskipun ada kendaraan sendiri baik sepeda motor atau mobil misalnya,tetap saja memerlukan pengeluaran ekstra kalau lebaran,yaitu banyak berkunjung ke sana kemari dan kegiatan wisata keluarga,dan tentu saja memrlukan BBM dan perawatan tambahan dari biasanya.

Termasuk jika keluarga ingin bertamasya lebaran ke tempat-tempat hiburan,duit untuk tanda masuk,jajan-jajan dan oleh-oleh juga menuntut disiapkan anggarannya,semua itu perlu uang tunai gan.

Maksudnya bukan "mengeluh" tetapi memang sudahlah demikian adanya.

Sebenarnya momen lebaran itu harus demikian,karena untuk apalah kita hidup dalam kegiatan rutin sepanjang sebelas bulan bergelimang keringat dan bercucur peluh demi keluarga,dan pada saat lebaranlah waktunya kita mencicipi sedikit hasil usaha kita sepanjang tahun itu.

Dengan mengetahui semua kebiasaan itu kita jadi waspada tidak panik lagi ketika Ramadhan tiba,sudah siap bekal uang dan materi  untuk satu bulan dan lebaran ke depan.

Yang karyawan ya bisa saja dari mengandalkan THR misalnya,atau yang wiraswasta mempersiapkan tabungan dan menganggarkan jauh-jauh hari untuk acara lebaran ini.

Idealnya terutama bagi yang moslem,selama sebelas bulan itu dipakai jor-joran lah untuk terus mengumpulkan rejeki dan bekal,lalu ketika bulan Ramadhan tiba sudah santai tidak terlalu ngebut kejar setoran,dan jika sudah siap,menyiapkan segala sesuatunya dengan matang,maka  pada saat Ramadhan tiba akan dengan tenang beribadah,kegiatan menambah kuantitas dan kualitas ibadah kita selain hanya menunaikan Shaum (puasa )saja,misalnya dengan ditambah banyak itikaf di mesjid,lebih giat shalat malam,mengikuti pengajian-pengajian.menderes Al Quran,pokoknya di bulan Ramadhan kita menggunakan 80 persen waktu untuk meningkatkan dan menyempurnakan tingkat ritual ibadah kita.

Hal begini hanya bisa dilaksanakan jika persiapan bekal materi terutama sudah dipersiapkan di awalnya,yaitu hasil usaha yang sebelas bulan sebelumnya setiap tahun.

Dari 12 bulan dalam setahun,maka kita konsentrasi satu bulan saja untuk penuh hanya mengurusi masalah ibadah dan dalam rangka memodifikasi diri dari yang kurang baik menjadi baik atau meraih hidup lebih baik dari tahun sebelumnya.Satu bulan penuh kita konsentrasi untuk berkontemplasi mendekatkan diri dengan Allah.

Lalu bagaimana mau beribadah dan konsentrasi dengan tenang di Bulan Ramadhan, jikalau bekal kita misalnya berbentuk uang dan materi kita kurang,karena memang tidak dipikirkan dan tidak direncanakan di sebelas bulan sebelumnya.

Kebanyakan kepala keluarga terutama,baru ngebut kejar setoran justru di waktu beribadah puasa,jadinya capelah,lesulah lalu tidak sedikit yang puasanya batal dengan dalih cape mencari nafkah dan menyiapkan uang untuk pemenuhan kebutuhan keluarga.

Dulu ketika belum menyadari betul bahwa mau diakui atau tidak diakui,bahwa saat Puasa dan Lebaran itu memerlukan anggaran ekstra, saya selalu panik kalau menjelang Bulan Puasa dan mau Lebaran.

Tetapi sekarang..bersyukur karena memang sudah pengalaman jadi meskipun tidak besar namun cadangannya sudah dipersiapkan jauh-jauh hari.

Panik sih tidak,tetapi pusing ya masih gan,pusing ngatur anggarannya..hehe ,apalagi semua harga-harga jenis barang selalu naik,dan itu pasti terjadi setiap tahun.

Ya.....namanya juga hidup mari.jalani saja kawan..!. Terima kasih telah membaca.

Selamat menjelang lebaran 1433 H.Mohon maaf lahir dan bathin.

0 comments: