Bila melihat sepintas saja rasanya ingin saya menyarankan kepada aparat terkait dalam hal mengatasi orang yang suka tawuran ini,yaitu ingin menyarankan kira-kira seperti berikut :
"Sudahlah mereka biarkan saja yang tawuran itu biar mereka pada mampus dan mati sendiri karena tawuran mereka,toh mereka ingin tawuran artinya mereka ingin mencari mati,polisi atau pihak yang mau mengamankan toh malah suka disalahkan dan tidak jarang malah menyerang balik kepada yang melerainya"
Jadi untuk warga yang suka tawuran,biarkan saja mereka berkelahi sampai mereka pada mati dan mampus sekalian oleh ulah mereka sendiri,jadi nanti yang suka tawuran mati sendiri ,musnah sendiri dan enggak merepotkan umum lagi,enggak merepotkan pemerintah lagi,jadi biarkan saja mereka pada mati dengan tawuran ulahnya sendiri.
Ya itu pikiran sepintas saking kesalnya kita pada orang yang sukanya berkelahi saja,sukanya bentrok saja,sukanya saling membunuh saja,sukanya merusak saja,secara mental mereka itu pikirannya sudah tidak normal lagi,maunya berdebat terus,maunya tidak akur terus ,maunya ribuuuut melulu,cape deh ngurusin orang kayak begitu,makanya biarin saja mereka melampiaskan segala nafsu setannya dan biarkan mereka pada musnah, mati oleh ulahnya sendiri.
Namun tidaklah demikian dengan etika hidup bersosial dan beradab apalagi bernegara,adalah tugas negara yang diamanatkan oleh UUD dan UU lainnya,yaitu kewajiban negara untuk melindungi setiap warganya,untuk mengurus warganya dan sebagainya.
Iya sih tetapi kalau warganya sendiri sudah tidak mau diurus dan egois serta keras hati tidak mau patuh dan taat kepada hukum yang berlaku ,maka coba saja biarkan aksi mereka itu (terutama) yang suka tawuran dan sok jagoan gaya primitif untuk beraksi dan biarkan mereka pada mati.
................nah lalu,............?
Mereka (warga) egois ...? ya disatu pihak memang banyak warga yang sudah demikian parahnya tidak mengindahkan lagi adab dan segala hukum dunia bahkan hukum agama yang mereka anut,namun di pihak lain munculnya berbagai konflik horisontal adalah karena :
"Lemahnya penegakkan hukum oleh negara",tidak berwibawanya lagi aparat hukum dan aparatur pemerintahan,sudah tidak berharganya lagi semua perangkat hukum karena perbuatan-perbuatan sejumlah oknum di sistem hukum yang korup,terlalu banyak oknum yang berkhianat terhadap amanat rakyat itu sendiri.
Konflik horisontal yang terus meningkat di kita berangkat dari berbagai sebab,namun yang paling pokok adalah ini sebuah Indikasi bahwa penegakan HUKUM dan kewibawaan perangkatnya di negara kita dalam keadaan kritis dan sudah hampir lemah serta loyo dan mandul.
Loyo dan mandul ke atas namun sangat runcing bahkan kejam ke tingkat bawah,sehingga menghasilkan kekecewaan menumpuk ditingkat "horisontal".(baca rakyat kebanyakan),akibatnya rakyat jadi prustasi dan cenderung sudah tidak terlalu mengindahkan lagi serta sudah kurang hormat lagi kepada perangkat dan hukum termaksud.
Akibatnya mereka melampiaskan dengan berbagai tindakan "primitif" karena itulah kemampuan gaya mereka untuk menyatakan "tumpukan kekecewaannya" yang bagai api dalam sekam terhadap sistem yang bobrok dan seakan tidak ada perbaikan signifikan di pengelola negeri ini.
Dimata rakyat bahwa sudah jarang pigur dan wakil mereka yang memperhatikan dengan serius kepentingan rakyat banyak,dimata mereka para wakil dan pejabat mereka hanya mementingkan perutnya sendiri,hanya mementingkan partaynya sendiri,mereka berjuang bukan atas nama rakyat tetapi berjuang atas nama partay,atas nama golongan mereka saja,berjuang demi perut keluarga dan kroni mereka saja.
Jadi jangan terlau menyalahkan juga kepada rakyat yang suka tawuran,sebenarnya tawuran antar warga,konflik horisontal dan semacamnya adalah isyarat bagi pengelola negeri ini,ini adalah tanda-tanda bahwa pengelola negeri "mendekati'kriteria kepada pengelola yang hampir gagal....???
****
Semoga konflik-konflik diantara sesama rakyat ini tidak semakin parah,mari berdamai,bersatu dan terus saling mengingatkan dalam kebaikan.Salam.
"Sudahlah mereka biarkan saja yang tawuran itu biar mereka pada mampus dan mati sendiri karena tawuran mereka,toh mereka ingin tawuran artinya mereka ingin mencari mati,polisi atau pihak yang mau mengamankan toh malah suka disalahkan dan tidak jarang malah menyerang balik kepada yang melerainya"
Jadi untuk warga yang suka tawuran,biarkan saja mereka berkelahi sampai mereka pada mati dan mampus sekalian oleh ulah mereka sendiri,jadi nanti yang suka tawuran mati sendiri ,musnah sendiri dan enggak merepotkan umum lagi,enggak merepotkan pemerintah lagi,jadi biarkan saja mereka pada mati dengan tawuran ulahnya sendiri.
Ya itu pikiran sepintas saking kesalnya kita pada orang yang sukanya berkelahi saja,sukanya bentrok saja,sukanya saling membunuh saja,sukanya merusak saja,secara mental mereka itu pikirannya sudah tidak normal lagi,maunya berdebat terus,maunya tidak akur terus ,maunya ribuuuut melulu,cape deh ngurusin orang kayak begitu,makanya biarin saja mereka melampiaskan segala nafsu setannya dan biarkan mereka pada musnah, mati oleh ulahnya sendiri.
Namun tidaklah demikian dengan etika hidup bersosial dan beradab apalagi bernegara,adalah tugas negara yang diamanatkan oleh UUD dan UU lainnya,yaitu kewajiban negara untuk melindungi setiap warganya,untuk mengurus warganya dan sebagainya.
Iya sih tetapi kalau warganya sendiri sudah tidak mau diurus dan egois serta keras hati tidak mau patuh dan taat kepada hukum yang berlaku ,maka coba saja biarkan aksi mereka itu (terutama) yang suka tawuran dan sok jagoan gaya primitif untuk beraksi dan biarkan mereka pada mati.
................nah lalu,............?
Mereka (warga) egois ...? ya disatu pihak memang banyak warga yang sudah demikian parahnya tidak mengindahkan lagi adab dan segala hukum dunia bahkan hukum agama yang mereka anut,namun di pihak lain munculnya berbagai konflik horisontal adalah karena :
"Lemahnya penegakkan hukum oleh negara",tidak berwibawanya lagi aparat hukum dan aparatur pemerintahan,sudah tidak berharganya lagi semua perangkat hukum karena perbuatan-perbuatan sejumlah oknum di sistem hukum yang korup,terlalu banyak oknum yang berkhianat terhadap amanat rakyat itu sendiri.
Konflik horisontal yang terus meningkat di kita berangkat dari berbagai sebab,namun yang paling pokok adalah ini sebuah Indikasi bahwa penegakan HUKUM dan kewibawaan perangkatnya di negara kita dalam keadaan kritis dan sudah hampir lemah serta loyo dan mandul.
Loyo dan mandul ke atas namun sangat runcing bahkan kejam ke tingkat bawah,sehingga menghasilkan kekecewaan menumpuk ditingkat "horisontal".(baca rakyat kebanyakan),akibatnya rakyat jadi prustasi dan cenderung sudah tidak terlalu mengindahkan lagi serta sudah kurang hormat lagi kepada perangkat dan hukum termaksud.
Akibatnya mereka melampiaskan dengan berbagai tindakan "primitif" karena itulah kemampuan gaya mereka untuk menyatakan "tumpukan kekecewaannya" yang bagai api dalam sekam terhadap sistem yang bobrok dan seakan tidak ada perbaikan signifikan di pengelola negeri ini.
Dimata rakyat bahwa sudah jarang pigur dan wakil mereka yang memperhatikan dengan serius kepentingan rakyat banyak,dimata mereka para wakil dan pejabat mereka hanya mementingkan perutnya sendiri,hanya mementingkan partaynya sendiri,mereka berjuang bukan atas nama rakyat tetapi berjuang atas nama partay,atas nama golongan mereka saja,berjuang demi perut keluarga dan kroni mereka saja.
Jadi jangan terlau menyalahkan juga kepada rakyat yang suka tawuran,sebenarnya tawuran antar warga,konflik horisontal dan semacamnya adalah isyarat bagi pengelola negeri ini,ini adalah tanda-tanda bahwa pengelola negeri "mendekati'kriteria kepada pengelola yang hampir gagal....???
****
Semoga konflik-konflik diantara sesama rakyat ini tidak semakin parah,mari berdamai,bersatu dan terus saling mengingatkan dalam kebaikan.Salam.
0 comments:
Posting Komentar