Senin, 13 Agustus 2012

TKI : Pemilu,Pilkada ? Waduh Terpaksa Beberapa Kali Kami Golput

Oleh : Aang WD

Maaf TKI yang saya maksud adalah TKI kelas teri macam saya,suka dipakai kata bersayap TKI informal,BMI.PLRT,PRT, dan seabreg kata bersayap lainnya,yang tidak lain adalah TKI Buruh yang hanya mengandalkan tenaga kasar tujuh puluh persen di dalam mendapatkan uang atau upahnya.

Diantara TKi itu atau kami karena sibuk dengan urusan dapur sendiri, jadi ah masa bodoh saja terhadap Pemilu atau Pilkada,toh tidak terasa sekali efeknya bagi kaum kami terhadap pergantian beberapa pemimpin.

Siapapun dari partay manapun atau orang hebat apapun yang memimpin kami kalau manajemen sistemnya  belum berubah dengan baik sesuai amanat rakyat, tidak terlalu terasa getar perubahannya di dapur dan rumah tangga kami.

Apalagi dengan banyak kampanye kedok-kedok agama,kedok faham tertentu dan lain sebagainya,malah kadang-kadang kami muak dengan segala janji-janji yang banyak palsunya.

Sampai saat ini,kami tidak tahu siapa sih nama wakil kami,wakil dari daerah kami yang duduk di kursi empuk Senayan?,tidak pernah tahu toh mereka yang mewakili kami malah bukan dari putra daerah kami,mana pernah mereka menyapa rakyat yang diwakilinya.Mereka malah sibuk mengurus uang balik modal bekas kampanye dulu dengan proyek-proyek yang bisa dihisap sebagian besarnya untuk kesejahteraan anak isteri mereka sendiri.

Sampai saat ini,entahlah nama wakil kami tahu saja tidak apalagi kenal siapa mewakili daerah apa.Yang kami tahu para TKI teri macam kami,bagaimana anak-anak bisa sekolah,bisa makan hari ini dan bisa aman tentram,harga sembako tidak naik dan jalan-jalan ke desa kami bagus agar ketika kami kembali ke kampuang tidak terlalu mahal dimita ongkos sama bus antar jemput TKI.

Mengenai siapa yang mau memimpin,siapa yang mau jadi gubernur,jadi bupati kami sudah tak peduli,kami masih terlalu peduli dengan perut kami,dapur kami,anak-anak kami dengan sekolahnya.

Toh mau si A ,si B atau si C dari partay merah,hijau,kuning,kelabu atau dari partay jingga sekalipun toh rasanya sama saja di kehidupan kami,selalu kekurangan dan miskin.

Makanya sorry ya kalau kalangan kami banyak yang golput,alias tidak sempat mencoblos atau mencontreng karena ya bukan anti pemerintahan ,tetapi semata-mata kami sibuk dengan perut sendiri,karena wakil-wakil kamipun dan oknum pejabat banyak sibuk dengan proyek korupsinya untuk mendapat titik kembali modal bekas biaya politik mereka masing-masing.

Karena kami merasa percuma memilih kalau perubahan lebih baik tidak ada,apalagi nanti kalau salah memilih ,disangka memilih orang dan wakil-baik-baik tetapi nyatanya tega luar biasa,malah memeras duit rakyat,dan menyakiti hati rakyat yang telah memilihnya.

Lalu..? ya begitulah sorry kami masih merasa perlu mengurus perut masing-masing,dan sebagian sudah jenuh terlalu banyak pemilihan,ritual pemilihan.Terlalu sering banyak prosesi pemilihan.Pemborosan uang,waktu dan perhatian,perhatian para pajabat fokus ke pemilihan,kepentingan rakyat dianaktirikan.

Tiap bulan selalu ada acara pemilihan anu dan pemilihan anu,jadi kapan membangunnya..? kapan kami diperhatikan?

Para calonnya yang rakus-rakus tidak cukup dan puas di satu jabatan,semua jabatan pemimpin mau dia masuki,mau dia daftar jadi calonnnya di semua tempat yang sedang ada pemilu.Semua dapil di acak-acaknya demi jabatan yang lebih tinggi,bukan demi mau membangun.ah..serakah.

Maka dari itu kami kurang perhatian, pantaslah kami juga kurang perhatian pada even-even yang menguras milyaran rupiah hanya untuk pesta gontok-gontokkan saling menjagokan calon-calonnya.

Maafkan kalau kami banyak golput,karena satu di tempat kerja tidak ada TPS (Tempat Pemungutan Suara).kedua kalaupun ada di KBRI ya jauh deh,majikan tidak mengijinkan,ketiga ya bosan saja terlalu banyak pemilihan,dan memboroskan anggaran pembangunan.

Coba duit pemilu itu untuk membangun.
Maaf ini hanya catatan dari seorang awam saja.yang melek kenyataan sehari-hari bukan hanya teori.
Salam cinta Indonesia.

0 comments: