Di blog sebelah,tepatnya di blog detik ada postingan berjudul,"Suami Mengantar 'Istri' Menjadi Pelacur".Saya jadi ingat cerita seorang tetangga kampung saya,beliau seorang TKW yang "diperas" oleh suaminya sendiri.
Sebut saja Marni (23 th),seorang TKW PLRT Saudi Arabia berasal dari sebuah kampung di Jawa Barat.Marni pergi ke Saudi setelah di kampungnya menikah dengan pemuda bernama D (25) dengan harus puas menjadi isteri keempat D,dengan sebelumnya dibohongi status D adalah duda.
Karena kawinnya "siri' (tidak tercatat di KUA),maka tanpa keterangan apapun (surat model NA dsb) tidak diperlukan saat walinya menikahkan empat tahun yang lalu.
Baru setelah usia pernikahan mereka hampir dua tahun,Marni baru tahu bahwa D itu adalah playboy kampung yang sudah beristri 3 orang sebelumnya,semuanya menjadi TKW di Luar Negeri.
Tidak berdaya,meskipun sudah tahu D mempunyai isteri tiga orang.Disamping Marni orang kampung udik hanya lulusan SD dan mengaji di kampungnya,juga Marni dan keluarganya sangat miskin.Sehingga ketergantungan nafkah hidup hanya kepada pemberian suaminya saja,yang mendapat uangnya hasil dari "memeras'isteri-isterinya yang sedang bekerja jadi TKW kebanyakan di Timur Tengah.
Keluarganya juga tidak bisa berbuat apa-apa,meskipun tahu Marni sangat menderita batinnya.
Lalu suatu ketika saat isteri tua si D ini pulang dari bekerja TKW nya,maka dengan dipaksa Marni untuk daftar ke PJTKI di Jakarta menjadi Pembantu di Timur tengah sebagai pengganti yang mencari uang bagi si koboy kampung itu,karena isteri tuanya sudah pada pulang kampung.
Biasanya isteri-siterinya digilir untuk diberangkatkan ke luar negeri,semacam "shift" saja layaknya.Bekerja jadi TKW bergantian dipaksa oleh suaminya.
Pendidikan yang rendah,kemiskinan yang menyelimuti keseharian mereka dan tentu saja kebodohan riil yang membuat keluarga Marni tidak berdaya.
Pemuda D yang buaya darat dan Jeger kampung ini,tentu saja sangat ditakuti di daerahnya.Selain dikabarkan jago Pelet dan jago Teluh (santet),juga tidak segan-segan si D ini selalu mengancam isteri-isterinya akan dibunuh atau akan disantet kalau berbuat macam-macam atau tidak menuruti aturannya.
(Ini fakta terjadi saat ini tahun 2012,abad internet dan ketika peradaban disebut-sebut sebagai masa menuju puncaknya,terjadi di sebuah daerah yang hanya kurang lebih berjarak 150 km saja dari DKI Jakarta).
Marni lalu pergilah ke PJTKI didaftarkan paksa oleh suaminya sendiri.Saat itu tahun 2008,kalau TKW sudah pasti lulus test kesehatan,maka PJTKI suka memberi uang "makan' kepada TKW atau keluarganya sekitar 3 juta rupiah.Dan untuk Marni tentu saja langsung "disikat 'habis oleh suami koboy kampung ini.
Sementara Marni ditinggal saja tanpa dibesuk sekalipun selama menunggu pemberangkatan di penampungan TKI.
Suaminya setelah mendapat uang makan 3 juta rupiah dari PJTKI,langsung pulang kampung dan bersenang-senang dengan isteri yang baru pulang dari TKW sebelumnya.
***
Dan terbanglah Marni,isteri muda Tuan Jeger kampung ke sebuah negara gurun di timur tengah.
Setelah empat bulan Marni dengan setia menelepon suaminya yang sedang berbulan madu lagi dengan isteri-isteri tuanya di kampung,untuk menerima kiriman gaji empat bulan hasil keringat Marni.
Sungguh Marni super setia ya...?
Mengapa Marni setia ? Atau kelihatan seperti setia.Sudah disakiti namun tetap mengabdi ke suaminya.
Kata Marni waktu cerita ke penulis adalah sebagai berikut :
Marni harus setia ke suaminya,karena takut kalau tidak mengirim ke suaminya maka keluarganya,kebetulan tinggal Ibu kandungnya saja,maka akan diancam dan terus ditagih uang kiriman yang tidak melalui si koboy kampung itu.
Dan yang lebih mengerikan Marni akan disantet sekeluarga.
"Hai Marni,kalau kamu tidak menuruti mengirim uang ke saya,kamu akan saya santet sekeluarga anda .."kata si D waktu menelepon ke Marni.
Maka terpaksa Marni mengirim uang hasil kerja TKWnya ke rekening atau atas nama suaminya.Dan uangnya sudah pasti "habis'.
Ketika Marni meminta diceraikan karena sudah tidak kuat lagi,maka dengan enteng si suami Marni berkata,
"..Mau cerai...?,oh boleh tetapi kamu harus membayar sepuluh juta rupiah,untuk membayar Talak ke saya...! " jawab suaminya.
Padahal talaknya itu adalah talak siri juga,bukan talak harus sidang dahulu di Pengadilan Agama.
Sampai saat ini Marni bagai memegang buah Simalakama.Mau cerai uang tidak bisa membayar uang Talaknya,mau tidak cerai jelas-jelas suaminya adalah orang jahat yang tidak mungkin akan membahagiakan hidupnya.
Marni pun semakin galau dan stress di akhir kontrak kerjanya yang sisa satu bulan lagi di sebuah keluarga baik-baik di Saudi Arabia.
Mau pulang ke tanah air takut dianiyaya dan didhalimi terus oleh suaminya,kalau tidak pulang umur Marni terus menjadi Tua di negeri orang dan uangnya di kampung sudah habis.
Marni tidak mau lapor ke aparat berwajib,karena jika berlaku demikian maka Marni sudah diancam oleh jeger kampung suaminya akan dibunuh.Dan biasanya,jeger di tempat Marni bukan hanya gertak sambal saja,banyak kenyataan memang mereka terbukti bisa membunuh karena mereka juga terpengaruh oleh Narkoba.
Miras dan narkoba ini didapatkan dari membeli dengan uang hasil keringat para isteri-isteri piaraannya sebagai TKW.
Lalu aparat setempat pada kemana nih...? Ada sih tetapi tak bisa berbuat banyak.Termasuk karena tidak ada laporan dari para korban,karena korban takut di santet atau diancam oleh suaminya sendiri agar jangan melapor atau hal apapun.Atau dibungkam untuk diam.
(Seperti diceritakan Marni (nama disamarkan) beberapa bulan yang lalu )
AWD-Riyadh.
Sebut saja Marni (23 th),seorang TKW PLRT Saudi Arabia berasal dari sebuah kampung di Jawa Barat.Marni pergi ke Saudi setelah di kampungnya menikah dengan pemuda bernama D (25) dengan harus puas menjadi isteri keempat D,dengan sebelumnya dibohongi status D adalah duda.
Karena kawinnya "siri' (tidak tercatat di KUA),maka tanpa keterangan apapun (surat model NA dsb) tidak diperlukan saat walinya menikahkan empat tahun yang lalu.
Baru setelah usia pernikahan mereka hampir dua tahun,Marni baru tahu bahwa D itu adalah playboy kampung yang sudah beristri 3 orang sebelumnya,semuanya menjadi TKW di Luar Negeri.
Tidak berdaya,meskipun sudah tahu D mempunyai isteri tiga orang.Disamping Marni orang kampung udik hanya lulusan SD dan mengaji di kampungnya,juga Marni dan keluarganya sangat miskin.Sehingga ketergantungan nafkah hidup hanya kepada pemberian suaminya saja,yang mendapat uangnya hasil dari "memeras'isteri-isterinya yang sedang bekerja jadi TKW kebanyakan di Timur Tengah.
Keluarganya juga tidak bisa berbuat apa-apa,meskipun tahu Marni sangat menderita batinnya.
Lalu suatu ketika saat isteri tua si D ini pulang dari bekerja TKW nya,maka dengan dipaksa Marni untuk daftar ke PJTKI di Jakarta menjadi Pembantu di Timur tengah sebagai pengganti yang mencari uang bagi si koboy kampung itu,karena isteri tuanya sudah pada pulang kampung.
Biasanya isteri-siterinya digilir untuk diberangkatkan ke luar negeri,semacam "shift" saja layaknya.Bekerja jadi TKW bergantian dipaksa oleh suaminya.
Pendidikan yang rendah,kemiskinan yang menyelimuti keseharian mereka dan tentu saja kebodohan riil yang membuat keluarga Marni tidak berdaya.
Pemuda D yang buaya darat dan Jeger kampung ini,tentu saja sangat ditakuti di daerahnya.Selain dikabarkan jago Pelet dan jago Teluh (santet),juga tidak segan-segan si D ini selalu mengancam isteri-isterinya akan dibunuh atau akan disantet kalau berbuat macam-macam atau tidak menuruti aturannya.
(Ini fakta terjadi saat ini tahun 2012,abad internet dan ketika peradaban disebut-sebut sebagai masa menuju puncaknya,terjadi di sebuah daerah yang hanya kurang lebih berjarak 150 km saja dari DKI Jakarta).
Marni lalu pergilah ke PJTKI didaftarkan paksa oleh suaminya sendiri.Saat itu tahun 2008,kalau TKW sudah pasti lulus test kesehatan,maka PJTKI suka memberi uang "makan' kepada TKW atau keluarganya sekitar 3 juta rupiah.Dan untuk Marni tentu saja langsung "disikat 'habis oleh suami koboy kampung ini.
Sementara Marni ditinggal saja tanpa dibesuk sekalipun selama menunggu pemberangkatan di penampungan TKI.
Suaminya setelah mendapat uang makan 3 juta rupiah dari PJTKI,langsung pulang kampung dan bersenang-senang dengan isteri yang baru pulang dari TKW sebelumnya.
***
Dan terbanglah Marni,isteri muda Tuan Jeger kampung ke sebuah negara gurun di timur tengah.
Setelah empat bulan Marni dengan setia menelepon suaminya yang sedang berbulan madu lagi dengan isteri-isteri tuanya di kampung,untuk menerima kiriman gaji empat bulan hasil keringat Marni.
Sungguh Marni super setia ya...?
Mengapa Marni setia ? Atau kelihatan seperti setia.Sudah disakiti namun tetap mengabdi ke suaminya.
Kata Marni waktu cerita ke penulis adalah sebagai berikut :
Marni harus setia ke suaminya,karena takut kalau tidak mengirim ke suaminya maka keluarganya,kebetulan tinggal Ibu kandungnya saja,maka akan diancam dan terus ditagih uang kiriman yang tidak melalui si koboy kampung itu.
Dan yang lebih mengerikan Marni akan disantet sekeluarga.
"Hai Marni,kalau kamu tidak menuruti mengirim uang ke saya,kamu akan saya santet sekeluarga anda .."kata si D waktu menelepon ke Marni.
Maka terpaksa Marni mengirim uang hasil kerja TKWnya ke rekening atau atas nama suaminya.Dan uangnya sudah pasti "habis'.
Ketika Marni meminta diceraikan karena sudah tidak kuat lagi,maka dengan enteng si suami Marni berkata,
"..Mau cerai...?,oh boleh tetapi kamu harus membayar sepuluh juta rupiah,untuk membayar Talak ke saya...! " jawab suaminya.
Padahal talaknya itu adalah talak siri juga,bukan talak harus sidang dahulu di Pengadilan Agama.
Sampai saat ini Marni bagai memegang buah Simalakama.Mau cerai uang tidak bisa membayar uang Talaknya,mau tidak cerai jelas-jelas suaminya adalah orang jahat yang tidak mungkin akan membahagiakan hidupnya.
Marni pun semakin galau dan stress di akhir kontrak kerjanya yang sisa satu bulan lagi di sebuah keluarga baik-baik di Saudi Arabia.
Mau pulang ke tanah air takut dianiyaya dan didhalimi terus oleh suaminya,kalau tidak pulang umur Marni terus menjadi Tua di negeri orang dan uangnya di kampung sudah habis.
Marni tidak mau lapor ke aparat berwajib,karena jika berlaku demikian maka Marni sudah diancam oleh jeger kampung suaminya akan dibunuh.Dan biasanya,jeger di tempat Marni bukan hanya gertak sambal saja,banyak kenyataan memang mereka terbukti bisa membunuh karena mereka juga terpengaruh oleh Narkoba.
Miras dan narkoba ini didapatkan dari membeli dengan uang hasil keringat para isteri-isteri piaraannya sebagai TKW.
Lalu aparat setempat pada kemana nih...? Ada sih tetapi tak bisa berbuat banyak.Termasuk karena tidak ada laporan dari para korban,karena korban takut di santet atau diancam oleh suaminya sendiri agar jangan melapor atau hal apapun.Atau dibungkam untuk diam.
(Seperti diceritakan Marni (nama disamarkan) beberapa bulan yang lalu )
AWD-Riyadh.
1 comments:
Maaf aku mau tanya ini kisah siapa dn ada jg nma sya tercantung..dn mirip ksah saya...?
Posting Komentar