Oleh : A.Wierodjampang
Kesan dan gambaran tentang seseorang dalam pikiran orang lain suka disebut Citra diri,atau sehari-hari kita kenal juga image (imej),gambaran diri .
Citra asli diri kita di mata umum tidak bisa direkayasa,karena citra diri asli hanya akan timbul hasil dari semua kumpulan gerak dan tingkah laku kita yang nyata terlihat,terdengar dan terbaca oleh masyarakat atau umum.
Sebut saja sebuah citra seseorang misalnya seorang
yang bercitra sebagai orang baik,orang jelek,orang biasa-biasa saja,orang jahat,penipu,penolong,penyabar,
sombong,baik hati,cerdas,pemarah,orang jet set,miskin
pengasih dan lain sebagainya.
Meskipun dalam perkembangannya citra bisa saja dipalsukan,yaitu dengan selalu menjaga jenis citra itu,image orang terhadap kita bisa kita rekayasa dengan proses pencitraan.
Ketika citra atau image kita dibuat sedemikian rupa agar tercipta gambaran umum ke kita sesuai dengan citra apa yang kita inginkan walaupun hanya untuk sekedar menipu publik.
Yang jelas semua orang ingin dirinya bercitra selalu baik,bukan..?,sangat naif jika ada yang mau ingin citra dirinya jelek.
Malah sebagian orang ingin citranya melebihi dari hanya sekedar orang melihat dirinya baik saja, tetapi ditambah dengan ingin mencitrakan dirinya sebagai diri yang hebat,kaya,genius,super duper baik,dan lain-lain yang kesannya besar-besar dan tinggi-tinggi.
Lalu munculah kata jaim,jaga imej yaitu selalu menjaga gambaran dan kesan umum ke dirinya dengan hanya mengenal yang baik-baik saja,kekurangan dan kelemahannya sengaja ditutup-tutupi demi menjaga imej atau citranya tadi.
Jaim sah-sah saja kenapa tidak..? namun jaim yang terlalu mencolok apalagi tidak didukung oleh kenyataan hanya akan menghasilkan cibiran publik bila suatu waktu pencitraannya terbukti berbanding terbalik dengan gambaran palsu yang selama ini ditutupinya.
Dalam sehari-hari kitapun tidak jarang suka jaim di depan teman atau rekan dan tetangga,ya jaga imej bahwa kita lagi banyak susah..begitu..?hehe..oh ..ya salah..! susah kok di jaimin ya hehe....!sorry..!
Yang benar ini,suka kita jaga image di tetangga atau masyarakat atau teman bahwa kita harus tergambar di tmereka sebagai seorang yang dermawan,seorang yang hebat,seorang yang lebihlah dari mereka.
Dan kita sepanjang waktu akan cape..karena harus terus menjaga jangan sampai kelemahan kita diketahui orang,akan sibuk terus membungkus citra diri dengan yang baik-baik saja,dari hal terkecil sampai hil terbesar kita selalu terkekang dan terbatasi serta terbelenggu oleh pencitraan kita.
Akankah lingkungan menjadi berpandangan dan menggambarkan diri kita sesuai dengan pencitraan yang dibangun kita..?
So pasti akan melihat kita sesuai dengan penjagaan citra itu,apalagi jika pencitraannya disertai oleh kenyataan sebagai kepribadian baik asli diri kita.
Namun jika pencitraan kita hanya di permukaan saja tidak disertai hati dan pribadi yang sesuai dengan jaim kita,hati-hati bukannya citra yang baik yang akan didapat,malahan akan terbalik,setelah publik tahu bahwa pencitraan kita palsu cemoohan,cibiran dan hinaanlah yang akan didapat.
Citra diri atau kesan,gambaran umum ke diri kita akan baik jika hal-hal yang baik itu di jadikan kepribadian diri,bukan hanya dijadikan sebagai lipstik saja dengan selalu jaga imej atau Jaim,atau sebagai kedok saja,citra yang hanya kedok dan kepalsuan tak akan bertahan lama,sudah pasti di ujung nanti hanya akan terhina dan malu sendiri atau malah dimalu-maluin orang lain.
Menjaga citra diri yang benar hanya bisa dengan membangun dan membentuk kepribadian yang baik terus menerus dan memperbaiki serta membuang segala kekurangan diri terus menerus.(AWD)
Ilustrasi : Shutterstock
Kesan dan gambaran tentang seseorang dalam pikiran orang lain suka disebut Citra diri,atau sehari-hari kita kenal juga image (imej),gambaran diri .
Citra asli diri kita di mata umum tidak bisa direkayasa,karena citra diri asli hanya akan timbul hasil dari semua kumpulan gerak dan tingkah laku kita yang nyata terlihat,terdengar dan terbaca oleh masyarakat atau umum.
Sebut saja sebuah citra seseorang misalnya seorang
yang bercitra sebagai orang baik,orang jelek,orang biasa-biasa saja,orang jahat,penipu,penolong,penyabar,
sombong,baik hati,cerdas,pemarah,orang jet set,miskin
pengasih dan lain sebagainya.
Meskipun dalam perkembangannya citra bisa saja dipalsukan,yaitu dengan selalu menjaga jenis citra itu,image orang terhadap kita bisa kita rekayasa dengan proses pencitraan.
Ketika citra atau image kita dibuat sedemikian rupa agar tercipta gambaran umum ke kita sesuai dengan citra apa yang kita inginkan walaupun hanya untuk sekedar menipu publik.
Yang jelas semua orang ingin dirinya bercitra selalu baik,bukan..?,sangat naif jika ada yang mau ingin citra dirinya jelek.
Malah sebagian orang ingin citranya melebihi dari hanya sekedar orang melihat dirinya baik saja, tetapi ditambah dengan ingin mencitrakan dirinya sebagai diri yang hebat,kaya,genius,super duper baik,dan lain-lain yang kesannya besar-besar dan tinggi-tinggi.
Lalu munculah kata jaim,jaga imej yaitu selalu menjaga gambaran dan kesan umum ke dirinya dengan hanya mengenal yang baik-baik saja,kekurangan dan kelemahannya sengaja ditutup-tutupi demi menjaga imej atau citranya tadi.
Jaim sah-sah saja kenapa tidak..? namun jaim yang terlalu mencolok apalagi tidak didukung oleh kenyataan hanya akan menghasilkan cibiran publik bila suatu waktu pencitraannya terbukti berbanding terbalik dengan gambaran palsu yang selama ini ditutupinya.
Dalam sehari-hari kitapun tidak jarang suka jaim di depan teman atau rekan dan tetangga,ya jaga imej bahwa kita lagi banyak susah..begitu..?hehe..oh ..ya salah..! susah kok di jaimin ya hehe....!sorry..!
Yang benar ini,suka kita jaga image di tetangga atau masyarakat atau teman bahwa kita harus tergambar di tmereka sebagai seorang yang dermawan,seorang yang hebat,seorang yang lebihlah dari mereka.
Dan kita sepanjang waktu akan cape..karena harus terus menjaga jangan sampai kelemahan kita diketahui orang,akan sibuk terus membungkus citra diri dengan yang baik-baik saja,dari hal terkecil sampai hil terbesar kita selalu terkekang dan terbatasi serta terbelenggu oleh pencitraan kita.
Akankah lingkungan menjadi berpandangan dan menggambarkan diri kita sesuai dengan pencitraan yang dibangun kita..?
So pasti akan melihat kita sesuai dengan penjagaan citra itu,apalagi jika pencitraannya disertai oleh kenyataan sebagai kepribadian baik asli diri kita.
Namun jika pencitraan kita hanya di permukaan saja tidak disertai hati dan pribadi yang sesuai dengan jaim kita,hati-hati bukannya citra yang baik yang akan didapat,malahan akan terbalik,setelah publik tahu bahwa pencitraan kita palsu cemoohan,cibiran dan hinaanlah yang akan didapat.
Citra diri atau kesan,gambaran umum ke diri kita akan baik jika hal-hal yang baik itu di jadikan kepribadian diri,bukan hanya dijadikan sebagai lipstik saja dengan selalu jaga imej atau Jaim,atau sebagai kedok saja,citra yang hanya kedok dan kepalsuan tak akan bertahan lama,sudah pasti di ujung nanti hanya akan terhina dan malu sendiri atau malah dimalu-maluin orang lain.
Menjaga citra diri yang benar hanya bisa dengan membangun dan membentuk kepribadian yang baik terus menerus dan memperbaiki serta membuang segala kekurangan diri terus menerus.(AWD)
Ilustrasi : Shutterstock
0 comments:
Posting Komentar