Saya punya teman tetangga kamar,jiran kalau dalam bahasa Arabnya,seorang sopir pribadi asal negara Kenya,seperti yang pernah saya muat di tulisan Ali Diberi Hutangan Malah Menolak linknya di bawah tulisan ini gan.
Nah Mang Ali ini "nyantrinya" bukan main deh,artinya bukan penampilanya saja yang selalu pakai baju tob dan kopiah haji,tetapi bener-bener perilakunya juga nyantri banget.
Jika tidak sibuk super darurat Mang Ali ini selalu saja sudah hadir di mesjid semenit sebelum adan berkumandang setiap waktu shlalat akan tiba.
Terus nyantrinya juga begini,kalau lewat ke depan kamar saya ketika berangkat ke mesjid lalu melihat saya sedang santai di balik pintu kamar yang kelihatan dari jalan raya,Mang Ali hanya mengucapkan salam dan apa kabar saja,setelah saya jawab salamnya,dia ya terus saja berlalu tanpa kata-kata.
Lha herannya kok enggak ngajak-ngajak saya gitu hehe,pikirku dalam hati,Ya ngajak atau bahkan memaksalah untuk ikut ke mesjid,secara saya kelihatannya sedang santai bukan..?,Buuukaann hehe..!
Satu kali dua kali,tidak terasa betetangga dengan Mang Ali yang nyantri banget ini sudah hampir tiga tahun lebih,selama lebih dari tiga tahun itu pula Mang Ali setiap tiba saat waktu shlalat selalu ke mesjid di waktu awal,selama tiga tahun lebih saya saksikan tidak berubah,bahkan semakin rajin yaitu setelah selesai shalat di mesjid , setelah salam akhir lalu berdiri dan lari hehe,tetapi beliau mengaji al-quran dulu atau berdoa dengan sangat khidmat.
Terlihat khidmat ya kelihatan setelah selesai salam beliau serius berdzikir tanpa suara ,namun seperti diam membisu tetapi saya yakin di hatinya sedang menghadap dan berdoa kepada Allah.
Lalu karena setelah lebih dari tiga tahun,selama itu pula setiap waktu shlalat tiba selalu lewat di depan kamar saya,dan kalau kelihatan saya masih ada dengan santai di depan kamarku,dia mengucap salam dan berlalu tanpa mengajak sekalipun selama tiga tahun setengah berkata atau mengucap sepatah kata saja mengajak saya ke mesjid.
Ini yang membuat saya penasaran,sekali waktu saya sengaja ketika beliau lewat mau ke mesjid pada saat adzan berkumandang,lewatlah di depan saya,saya sengaja pura-pura malah mencuci mobil ,eh tetap saja beliau hanya mengucap salam dan bertanya kabar,dan..berlalu saja melenggang ke arah mesjid dengan santai.
"Asalamualaikum,kep halik ya sadik..Tamam?Thayib..?" (Asalamualaikum,apa kabar sobat,baik,bagus..?).
hanya itu tidak mengajak ke mesjid ya,atau berdakwah wak-wek-wok padahal jelas waktu itu sudah adan berlalu dan beliau mau ke mesjid,sedangkan saya masih sibuk dengan mobilku,mencuci (pura-puranya nih),penasaran kok tidak usilan begitu ya..?
Satu kali,dua kali ,tiga kali dan seterusnya saya sengaja malahan seperti mengundang dengan sangat agar dia usil atau apalah mengajak saya shalat bareng ke mesjid atau apalah begitu seperti layaknya yang sok alim di sekitar dunia lainnya.
Umur beliau sudah 60 tahun saat ini,tetapi penampilan fisik dan tubuhnya seperti seumuran saya empat puluh tahunan.
Kemarin ,lama-lama setelah menunggu saat yang tepat lebih dari tiga tahun ciee..,saya penasaran juga,dengan sikap pribadinya yang sangat rajin dan tekun serta taat ,paling tidak penilaian itu di mata saya selama tiga tahun lebih bersama atau dekat dengannya.
Dan selama itu pula tidak pernah usil dengan saya tentang beribadah dan tidak pernah menghardik saya atau meng-khutbahi-saya dengan anu,,harus anu atau dan anu-anu lainnya,padahal ilmu agamanya dia itu sangat dalam dan mumpuni cukuplah untuk membawa diri sendiri mah,ini ketahuan dari sering saya mengobrol tentang berbagai topik agama dan kehidupan di kamarnya,kalau sedang berkunjung.
Dan saya tahu banyak tentang dia sangat nyantri dan berilmu banyak tentang agamanya,dari kesaksian saya hampir setiap hari menimba ilmu di kamarnya,yang tidak ada waktu luang selain bekerja,membaca kitab agama dan al-Quran serta kalau sedang ada waktu berkunjung, menjawab pertanyaan-pertanyaan saya tentang apapun.
Namun saya heran ketika mau pergi ke mesjid beliau tidak pernah sekalipun mengajak dan meng-usilin saya yang sering kurang giat kalau ke mesjid di awal waktu haha..ngaku deh.
Ketika rasa penasaran sudah sampai ke ubun,maka saya tanya,kenapa kamu tidak pernah usil dan mengajak saya secara lisan pergi ke mesjid bersama-sama kamu..?,demikian saya bertanya padanya.
Ali abu Ibrahim,seorang sopir rumahan asal negara Kenya benua Afrika yang religius ini menjawab:
"Maaf kawan,saya terlalu sibuk memikirkan dan mengurus diri sendiri jika soal ibadah" jadi saya tidak sempat melihat kamupun kawan yang terdekat untuk sekedar menegur kamu tentang ibadah,saya sedang fokus dengan ingin melakukan ibadah terbaik diri sendiri"
"...Lha..." kata saya kemudian," ..bukankah wajib mengajak orang lain bahkan menegur bila perlu pakai pemukul menyuruh dan mengajak melaksanakan ibadah shalat?"
"Oh tentu saja harus mengajak orang lain,tetapi cara mengajaknya itu berbeda-beda,cara saya mengajak kamu ke mesjid tidak dengan kata-kata lisan,tetapi cukup saya lewat di depan rumah kamu dan menyapa dengan salam,coba kalau kamu kuajak dengan lisan pada saat yang tidak tepat..pasti kamu tersinggung.."
Lalu lanjutnya,"jika kamu merasa orang beriman,dengan lewat saja saya di depan kamu setiap waktu shalat,pasti hatimu akan sadar sendirinya tanpa tersinggung oleh ajakan lisan dari saya,yang bukan apa-apanya kamu..bukan bapakmu,bukan ibumu..bukan pula uwakmu..hehe,lagian kalau kamu pergi ke mesjid karena ajakan saya, itu artinya kamu ibadah karena ajakan saya bukan ibadah karena Allah Tuhan kita.."
Saya : "(............?).Ah, kau kawanku,Ali...!"
(Tamat)
Masih tentang kawan Ali ini gan : Ali Tidak Mau Diberi Hutangan
0 comments:
Posting Komentar