Sengaja saya memilih kata "imej" artinya kesan atau gambaran selintas karena beberapa jaman dan masa telah berjalan demikian adanya.Termasuk imej ke suatu negara dipandang dari jenis banyaknya warga negara dimaksud yang datang dan bekerja pada umumnya di Saudi Arabia,sehingga menumbuhkan "imej"tersendiri bagi warga Saudi.
Misalnya,masing-masing imej negara di mata warga Saudi menurut jenis pekerjaan informal umumnya yang dikerjakan oleh kebanyakan warga asing di Saudi,seperti berikut :
Orang Indonesia imejnya di Saudi sebagai negara Sopir pribadi dan Pembantu Rumah Tangga
Bangladesh dikenal dengan nama Banggaliyun terkenal dengan sebagai negara petugas kebersihan,baladiyah nadifah
Suriah dikenal sebagai negara pedagang dan restaurant serta hotel dan sebaian guru.
Mesir sebagai pemasok sopir kontainer dan guru-guru,dokter dan pegawai kantoran,sekolahan
Hindia terkenal sebagai negeri pemasok pengusaha kecil,menengah dan besar
Philipina terkenal sebagai pemasok dokter,perawat,penjaga toko,restauran dan pegawai konstruksi
Yaman sebagai para pegawai dan pedagang di toko-toko
Hal di atas hanyalah sebuah "imej' selama ini yang dalam kurun waktu hampir tiga puluh tahun yang lalu berjalan seperti imej tersebut di atas.Padahal sebenarnya tidaklah semua warga negara di atas hanya berprofesi seperti itu saja,di kenyataannya banyak juga yang bekerja di bidang lain.
Tetapi imej adalah imej (gambaran),kesan yang sudah melekat sekian tahun karena kenyataan susah untuk dibuang,contohnya WNI atau orang Indonesia yang jika datang ke Saudi ketika bertemu di tempat umum maka mereka akan mengira kita adalah sopir rumahan atau sebagai pembantu rumah tangga.
Ya jangan sakit hati kalau disangka begitu oleh mereka hehe..sebab yaitu tadi "imej' PRT dan Sopir kepada warga Indonesia di Saudi sudah begitu melekatnya di kepala-kepala warga Saudi dan pendatang lainnya di sana,terutama bagi para warga yang kurang informasi tentang Indonesia.
Jadi sekali lagi jangan sakit hati atau kurang enak hati dan tersinggung jika suatu waktu (sekarang),anda berkunjung ke Saudi Arabia,dan berinteraksi dengan pendatang asing atau bertemu dengan keluarga Saudi yang belum kenal di jalanan,di toko atau di tempat umum lainnya.
Se-perlente dan se-keren apapun penamilan anda (kecuali ketika naik haji dengan identitas di leher bertuliskan : Indonesia, hehe),jangan tersinggung bila ada yang bertanya pada pria WNI ,"Hal inta sawag bait..?(apakah anda sopir rumahan..? )...atau yang bertanya pada wanita WNI,"..hal inta sugul khadamah...? (apakah anda bekerja pembantu rumah tangga..?)...tenang jangan tersinggung,memang imej mereka selama ini kepada WNI pada umumnya demikian adanya kok.
Semoga ke depannya nanti imej lebih baik bagi bangsa Indonesia kepada pendatang warga kita di sana semakin lebih baik,maaf bukan melecehkan profesi pekerjaan sopir dan pembantu,ini hanya mengangkat kenyataan saja.
Toh imej sebagai PRT dan sopir pun membanggakan Indonesia lho,sebab ternyata Orang Indonesia (TKI Informal) itu gemar bekerja dengan jenis pekerjaan halal dan berhati mulia,yaitu berani dan mampu bekerja demi keluarga walaupun jauh dari kampung dan negaranya dan tentu saja menghasilkan devisa negara bermilyar-milyar setiap tahunnya..nah..lho...!
Salam TKI.
Misalnya,masing-masing imej negara di mata warga Saudi menurut jenis pekerjaan informal umumnya yang dikerjakan oleh kebanyakan warga asing di Saudi,seperti berikut :
Orang Indonesia imejnya di Saudi sebagai negara Sopir pribadi dan Pembantu Rumah Tangga
Bangladesh dikenal dengan nama Banggaliyun terkenal dengan sebagai negara petugas kebersihan,baladiyah nadifah
Suriah dikenal sebagai negara pedagang dan restaurant serta hotel dan sebaian guru.
Mesir sebagai pemasok sopir kontainer dan guru-guru,dokter dan pegawai kantoran,sekolahan
Hindia terkenal sebagai negeri pemasok pengusaha kecil,menengah dan besar
Philipina terkenal sebagai pemasok dokter,perawat,penjaga toko,restauran dan pegawai konstruksi
Yaman sebagai para pegawai dan pedagang di toko-toko
Hal di atas hanyalah sebuah "imej' selama ini yang dalam kurun waktu hampir tiga puluh tahun yang lalu berjalan seperti imej tersebut di atas.Padahal sebenarnya tidaklah semua warga negara di atas hanya berprofesi seperti itu saja,di kenyataannya banyak juga yang bekerja di bidang lain.
Tetapi imej adalah imej (gambaran),kesan yang sudah melekat sekian tahun karena kenyataan susah untuk dibuang,contohnya WNI atau orang Indonesia yang jika datang ke Saudi ketika bertemu di tempat umum maka mereka akan mengira kita adalah sopir rumahan atau sebagai pembantu rumah tangga.
Ya jangan sakit hati kalau disangka begitu oleh mereka hehe..sebab yaitu tadi "imej' PRT dan Sopir kepada warga Indonesia di Saudi sudah begitu melekatnya di kepala-kepala warga Saudi dan pendatang lainnya di sana,terutama bagi para warga yang kurang informasi tentang Indonesia.
Jadi sekali lagi jangan sakit hati atau kurang enak hati dan tersinggung jika suatu waktu (sekarang),anda berkunjung ke Saudi Arabia,dan berinteraksi dengan pendatang asing atau bertemu dengan keluarga Saudi yang belum kenal di jalanan,di toko atau di tempat umum lainnya.
Se-perlente dan se-keren apapun penamilan anda (kecuali ketika naik haji dengan identitas di leher bertuliskan : Indonesia, hehe),jangan tersinggung bila ada yang bertanya pada pria WNI ,"Hal inta sawag bait..?(apakah anda sopir rumahan..? )...atau yang bertanya pada wanita WNI,"..hal inta sugul khadamah...? (apakah anda bekerja pembantu rumah tangga..?)...tenang jangan tersinggung,memang imej mereka selama ini kepada WNI pada umumnya demikian adanya kok.
Semoga ke depannya nanti imej lebih baik bagi bangsa Indonesia kepada pendatang warga kita di sana semakin lebih baik,maaf bukan melecehkan profesi pekerjaan sopir dan pembantu,ini hanya mengangkat kenyataan saja.
Toh imej sebagai PRT dan sopir pun membanggakan Indonesia lho,sebab ternyata Orang Indonesia (TKI Informal) itu gemar bekerja dengan jenis pekerjaan halal dan berhati mulia,yaitu berani dan mampu bekerja demi keluarga walaupun jauh dari kampung dan negaranya dan tentu saja menghasilkan devisa negara bermilyar-milyar setiap tahunnya..nah..lho...!
Salam TKI.
2 comments:
sopir atau pembantu,
ngga ada pilihan lain ya mas ang?
tetapi benarlah,
segala pekerjaan harus dicintai dan dilakukan dengan penuh kesungguhan,
disitulah makna profesionalisme seseorang,
jadi sopir ya jadilah sopir profesional, jadi pembantu juga yang profesional, jadi tukang batu ya jadilah TB yg profesional, demikian juga guru dan pekerjaan lain...musti mengerti pekerjaannya, musti setia pada perannya...
salam bahagia dan terus berkarya!
Mengutip kalimat ini mbak ...
"harus setia pada perannya"..sepakat.
dan peran yang disetiainnya itu usahakan peran yang baik bukan yang jahat...
hehe..selama ini imej mereka (warga Saudi) ke WNI...pada umumnya ya demikian..untuk WNI di Saudi imejnya adalah kalau ke pria sebagai sopir kalau ke wanita pasti ditanya : apakah anda khadamah..(pembantu) hehehe..
...selama pengalaman saya demkian Mbak Ridha..
terima kasih
Posting Komentar