Minggu, 11 November 2012

Ketika Tersinggung Oleh Orang Lain

Hidup memang memerlukan "seni tersendiri" dalam menykapi dan menjalaninya.Sebut saja misalnya dalam hidup bertetangga dan berkomunitas.Entah itu di dunia nyata maupun di dunia maya.ketika diri kita sudah berhubungan dengan orang lain,dalam proses interaksi selanjutnya suka muncul berbagai permasalahan.

Terutama menyangkut harga diri masing-masing individu,yang ketika dalam berhubungannya sudah  pasti akan melibatkan dan bersentuhan,mau atau tidak mau akan berhubungan baik secara sosial ataupun secara fisik dengan orang di luar diri kita.

Kadang-kadang suatu waktu harga diri bisa dihargai,atau malah dilecehkan oleh orang lain.Lalu biasanya banyak orang langsung tersinggung,dan pada tingkat paling buruk akan marah dan bertengkar.Baik bertengkar secara urat syaraf atau malah bisa beradu otot di beberapa kasus.

Cara mengungkapkan ketersinggungan itupun berbagai bentuk,sesuai kualitas individu yang tersinggungnya.Ada yang menyikapinya dengan "dewasa",ada yang malah seperti 'anak-anak',atau ada yang grasa-grusu,ada pula yang seperti orang kesetanan.

Terpancing oleh orang yang menyinggungnya sampai ingin membalas "menyinggung" lagi si pelaku penyinggung harga dirinya,atau bahkan ingin balas dendam sampai si penyinggung celaka dan mampus.

***
Teori tentang kedewasaan dan kebaikan menyarankan,bahwa ketika diri kita tersinggung,sikap yang paling ideal (menurut teori) adalah menyikapinya dengan Tenang dan Dewasa.

Lebih jauh agama Islam menyarankan lewat Ayat Suci agar bersabar,(Innaloha ma'a sobiriin,Sesungguhnya Allah bersama orang yang sabar ).Atau dengan mencontoh perilaku mulia Rasulullah SAW,yaitu tidak melawan dengan frontal,Rasulullah disebutkan dalam berbagai riwayat hadist yaitu ketika menghadapi orang yang mendhlaliminya (menyinggung harga diri kita) adalah "mendoakan kaum dhalimin itu untuk segera mendapat hidayah dari Allah".

***

Teori dan praktek sering banyak tidak bisa selalu gampang diamalkan.Bahkan oleh para ahli teori sekalipun (baca:intelektual,kaum berpendidikan,bahkan ahli agama).Teori atau ilmu pengetahuan dan tingkat pendidikan yang tinggi,tidak lalu menjamin menjadi bijaksana ketika dirinya disinggung orang.

Ketika diri kita disinggung orang,baik secara fisik tubuh disenggol atau sengaja di dorong di jalanan misalnya.Atau disinggung tentang harga diri (secara moral) pada diri kita,maka kebanyakan rasa nafsu balas dendam saja yang membara.

Dalam keadaan demikian pada umumnya,Kecerdasan Emosional (EQ)dan Kecerdasan Spiritual (SQ) seseorang bisa jatuh sampai ke titik terendah.EQ dan SQ dirinya menjadi bernilai nol.Biasanya yang hadir di kepala hanyalah ingin "balas dendam",atau ingin membayar dan ingin menghajar orang yang telah menyinggungnya.

Padahal jika direnungi lebih dalam,ketika diri kita disingung orang lain,mungkin saja ada perilaku kita atau tingkah laku dan sikap kita di masa lalu, yang menyinggung orang lain.Bahkan bukan saja menyinggung diri orang lain,mungkin perilaku dan sikap kita pernah menyakiti bahkan mendhalimi orang lain tanpa pernah kita sadari sebelumnya.

Mungkin saja kita pernah menyinggung orang lain atau bahkan lebih jahat dari orang yang menyinggung kita saat ini.Semua itu perlu "sadar diri' dan penguasaan emosi tingkat tinggi tentunya.

Dan Tuhan mengirim teguran kejahatan kita di masa lalu dengan "disinggung harga diri " oleh orang lain saat ini.(Penganut kepercayaan pasti akan meyakini tentang ini,dengan nama atau istilah seperti :karma,siksa,ujian,siksaan dan cobaan).

Bahkan mungkin kita suatu waktu di masa lalu pernah berbuat "jahat" kepada orang lain,sehingga saat ini diri dan harga diri kita disinggung dan diganggu orang lain.

Instrospeksi diri,dewasa dan mempertinggi serta mengasah terus kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual agar kecerdasan berpikir yang sudah hebat di diri kita tidak lantas menambah kesombongan diri saja.

Instrospeksi diri adalah lebih baik menurut saya,ketika orang lain menyinggung dan merendahkan diri kita.Bersabar dan berdoa agar yang "men-jahati' diri kita diberikan hidayah oleh Tuhan.

***

Atau pilih cara yang paling kuno dan kampungan sekali...ajak adu jotos saja....! hehe.Artinya peradaban kembali ke beberapa tahun sebelum masehi kalau begitu.

Semuanya terserah anda sidang pembaca.Ini hanya berbagi opini saja hehe,,dan tanpa mau menyinggung siapapun.

Terima ksasih telah membaca,salam hangat selalu.


0 comments: