Mungkin secara hukum syariat Islam tidak mengharamkan kegiatan berfoto-foto atau membuat video ketika kita sedang ber-umrah atau naik haji.Untuk sekedar dokumentasi dan mengabadikan momen langka dalam hidup kita,saya rasa sah-sah saja.Terutama jikalau diniatkan dengan diri sendiri sebagai pengingat,bahwa:"oh. kita toh sudah melaksanakan Umro,atau Oh,kita ini sudah haji atau hajjah dong," berkata kepada diri sendiri.
Namun lain halnya jika niatnya ingin pamer,nah ini yang suka menjadi tipis dan melenceng dikhawatirkan niat sekedar untuk dokumentasi pribadi menjadi niat 'pamer' atau riya.Tentu saja ibadah yang diniatkan untuk bisa pamer ke makhluk adalah menjadi sia-sia menurut hukum syariat.
Ibadah haji atau umrah adalah bagian dari ibadah yang terang dipesankan dalam hukum Islam.Bahkan naik haji bagi yang mampu lahir bathin adalah rukun Islam yang ke-5.
Sebagai ibadah tentu saja harus semuanya berangkat dari satu niat suci,yaitu karena dalam rangka memenuhi perintah Allah.Tidak ada alasan lain kita melaksanakannya selain hanyalah karena Allah atau dalam bahasa Arabnya,Lillahitaala.
Lalu kalau zaman sekarang dimana kepemilikan gadget dan kemajuan zaman sudah menyentuh jemaah,teknologi dokumentasi melalui fasilitas kamera saku,kamera hape,tablet atau semacamnya sudah menjadi sebagain gaya hidup jemaah.Tidak salah jika dalam rangkaian pelaksanaan ibadah umrah atau hajji juga diselingi atau ada waktu berfoto-foto ria.
Kegiatan berfoto atau bervideo ria lebih baik jika dijaga ketertibannya,yaitu tidak lantas jadi menganggu kegiatan rukun dan syarat ibadah yang harus ditunaikan.
Bisa saja berfoto-foto setelah Tawaf berakhir misalnya,atau ketika Sa'i sudah kita tunaikan dan atau setelah rukun-rukun haji dan umrah ditunaikan barulah kita berfoto ria.
Karena jika berfoto tanpa mengenal waktu,maka kembali ke diri kita sendiri,Apa niat utama kita mau berhajji atau umrah,atau malah ingin jadi 'Fotografer' di sana...? Jawabannya kembali ke diri masing-masing.
Yang jelas,kegiatan mendokumentasikan ritual ibadah di zaman kita saat ini,tidak selalu jelek asal tahu tempat dan waktunya saja.
Bahkan bagus untuk selalu mengingatkan diri kita,bahwa kita sudah haji atau sudah pernah umrah,dan menjadikan sadar diri terus menerus karena selalu melihat semua dokumen foto dan video diri kita saja.
Dan lebih baiknya pula,dokumentasi itu harus dijaga dari publikasi diri yang berlebihan dan dijaga dari semua perasaan "riya' atau pamer ibadahnya kepada manusia lainnya.
Niatkan dokeumentasi hanyalah buat peringatan ke diri sendiri,itu lebih baik dan terjaga dari kriteria pamer atau riya,sehingga amal ibadah kita menjadi sia-sia,karena niat ibadahnya bukan karena Allah,tetapi karena ingin pamer.
Selamat malam semua,salam sejahtera.
Namun lain halnya jika niatnya ingin pamer,nah ini yang suka menjadi tipis dan melenceng dikhawatirkan niat sekedar untuk dokumentasi pribadi menjadi niat 'pamer' atau riya.Tentu saja ibadah yang diniatkan untuk bisa pamer ke makhluk adalah menjadi sia-sia menurut hukum syariat.
Ibadah haji atau umrah adalah bagian dari ibadah yang terang dipesankan dalam hukum Islam.Bahkan naik haji bagi yang mampu lahir bathin adalah rukun Islam yang ke-5.
Sebagai ibadah tentu saja harus semuanya berangkat dari satu niat suci,yaitu karena dalam rangka memenuhi perintah Allah.Tidak ada alasan lain kita melaksanakannya selain hanyalah karena Allah atau dalam bahasa Arabnya,Lillahitaala.
Lalu kalau zaman sekarang dimana kepemilikan gadget dan kemajuan zaman sudah menyentuh jemaah,teknologi dokumentasi melalui fasilitas kamera saku,kamera hape,tablet atau semacamnya sudah menjadi sebagain gaya hidup jemaah.Tidak salah jika dalam rangkaian pelaksanaan ibadah umrah atau hajji juga diselingi atau ada waktu berfoto-foto ria.
Kegiatan berfoto atau bervideo ria lebih baik jika dijaga ketertibannya,yaitu tidak lantas jadi menganggu kegiatan rukun dan syarat ibadah yang harus ditunaikan.
Bisa saja berfoto-foto setelah Tawaf berakhir misalnya,atau ketika Sa'i sudah kita tunaikan dan atau setelah rukun-rukun haji dan umrah ditunaikan barulah kita berfoto ria.
Karena jika berfoto tanpa mengenal waktu,maka kembali ke diri kita sendiri,Apa niat utama kita mau berhajji atau umrah,atau malah ingin jadi 'Fotografer' di sana...? Jawabannya kembali ke diri masing-masing.
Yang jelas,kegiatan mendokumentasikan ritual ibadah di zaman kita saat ini,tidak selalu jelek asal tahu tempat dan waktunya saja.
Bahkan bagus untuk selalu mengingatkan diri kita,bahwa kita sudah haji atau sudah pernah umrah,dan menjadikan sadar diri terus menerus karena selalu melihat semua dokumen foto dan video diri kita saja.
Dan lebih baiknya pula,dokumentasi itu harus dijaga dari publikasi diri yang berlebihan dan dijaga dari semua perasaan "riya' atau pamer ibadahnya kepada manusia lainnya.
Niatkan dokeumentasi hanyalah buat peringatan ke diri sendiri,itu lebih baik dan terjaga dari kriteria pamer atau riya,sehingga amal ibadah kita menjadi sia-sia,karena niat ibadahnya bukan karena Allah,tetapi karena ingin pamer.
Selamat malam semua,salam sejahtera.
0 comments:
Posting Komentar