Berita penangkapan koruptor,orang yang diduga atau sudah terbukti menyabet dan maling uang negara atau hakikatnya uang rakyat,atau merugikan negara hampir setiap minggu hadir dengan orang baru.
Jumlah uang yang ditilep mereka pun semakin fantastis,milyaran bahkan trilyunan rupiah.
Bagi orang awam mungkin heran kenapa mereka bisa korupsi,padahal dari catatan kepemilikan harta mereka juga bukan kaleng-kaleng rata-rata milyaran.
Apakah mereka kurang makan dan biaya hidup keluarganya?
Mungkin mereka butuh buat biaya sekolah anaknya?
Mungkin mereka koruptor sedang tidak punya beras untuk makan esok hari anak istrinya?
Dengan kepemilikan harta milayaran tentu tak masuk akal bila mereka lakukan tindakan beresiko dihukum itu hanya karena untuk sekedar kurang biaya makan.
Secara manusiawi,seseorang akan panik dan bisa kalap membabi buta mencari uang jika seseorang sedang ada dalam tekanan.
Tekanan itu biasanya berbentuk Hutang...!
Masih menurut pandangan penulis yang awam,tekanan tagihan hutang uang sangat membuat seseorang pikirannya berantakan dan ngawur tidak terkendali.
Jangankan hutang milayaran rupiah,dalam level masing-masing hutang sekelas jutaan rupiah saja jika sudah ditagih dan jatuh tempo ditambah kondisi uang untuk membayar kurang atau tidak tersedia,cenderung orang akan panik.
Hutang dalam semua level dan berapapun jumlahnya akan membuat seorang pengutang panik dan mencari jalan untuk membayarnya demi nama baik dengan berbagai cara.
Untuk hutang hitungan trilyunan rupiah apalagi,sangat tidak bisa dibayangkan oleh sekelas orang biasa.
Pertaruhan nama baik diri sendiri,keluarga,bahkan lembaga atau komunitas,membuat segala cara dicari untuk hanya bisa membuat hutang terbayar.
Dari sinilah biasanya permulaan lingkaran setan hutang yang bunga-berbunga dan menjual rugi asset asal laku terjadi.Dan korupsi pun akhirnya mereka lakukan,bisa dimulai dari menerima sogokan,uang pelicin,Mark up,atau menambah harga barang dan jasa,mengurangi takaran dan bahkan membuat nota atau proyek fiktif dan sebagainya.
Sehingga hutang ke satu pihak bisa mengacaukan seluruh kondisi hidup seseorang.
Apalagi ditambah dengan hutang politis,hutang jasa,dan hutang uang sudah tentu membuat hancur semua sendi kehidupan.
Kemungkinan itulah salah satu faktor para koruptor yang biasanya pejabat masih nekad melakukan korupsi.Padahal mereka tahu betul resiko hukum yang akan mereka terima jika mereka tertangkap dan ketahuan belangnya.
Benar atau tidak,tulisan di atas hanyalah pendapat pribadi penulis.
Hikmahnya untuk kita barangkali bisa lebih bijaksana jika terpaksa kita harus menghutang.
Mungkin jika kita akan berhutang pun, harus mempertimbangkan masak-masak yang sesuai dengan kemampuan keuangan kita.
Atau untuk kehidupan pribadi,alangkah bahagianya jika jangan sampai punya hutang,itu lebih baik.Jangan sampai masuk ke lingkaran setan hutang apalagi hutang yang bunga berbunga tinggi,melilit leher hidup kita,semoga tidak....!
Walaupun secara bisnis utang dengan kondisi tertentu masih bisa dilakukan tentu dengan perhitungan bisnis yang sehat,tepat dan benar,itupun tetap masih beresiko.
Yah....hutang memang sebaiknya dihindari jika hidup ingin bahagia.Atau jija sudah terlanjur berhutang,segera lunasi dan tutup buku lunas hidup tenang tanpa hutang.
Semoga bisa.
Ya Alloh,lindungilah kami dari keburukan hutang dan tekanan orang-orang.
0 comments:
Posting Komentar