Jika bukan hinanya karena kita berbuat jahat,dan berada di jalur yang benar lalu ada yang menghina,menyepelekan,melecehkan,mencibir dan atau berbagai bentuk tidak menghargai kita,maka tak usahlah kita melawan dengan frontal melalui balasan dengan bentuk primitif yang sama.
Apalagi jika Anda seorang intelektual,seorang terpelajar atau seorang yang wawasan,umur,pengalaman,serta ilmu yang anda miliki lebih tinggi dari yang menghina Anda.Lebih baik,maaf saya bukan menggurui,lebih baik kita alihkan energi dan semua daya upaya kita kepada meraih prestasi dengan lebih semangat dan berpikir lebih luas,maju dan berselera tinggi.
Semua hinaan,pelecehan dan segala perbuatan jahat orang ke kita,mari jadikan sebagai suntikan obat yang ampuh untuk membuat kualitas diri kita semakin baik.
Contoh pada beberapa orang yang saya kenal betul zaman dahulunya pernah mendapatkan "jamu pahit' dari orang lain,lalu kemudian berhasil di masing-masing kelas dan bidangnya.
Sebuah kisah dari zaman sekitar tahun 1990an.
Sebut saja Tuan A,karena usahanya masih kecil dan menumpang di samping toko mertuanya,Tuan A kadang-kadang suka mendapat sindiran-sindiran halus bahkan sindiran nyata setiap hari dari mertuanya yang materialistis dan dipandang berperangai buruk saat itu.(belakangan sifat materialistis mertuanya malah merupakan suntikan yang bermanfaat bagi Tuan A).
Karena tinggal bersama dalam satu rumah,dan usahanya masih sangat kecil kadang merugi pula,Tuan A ekonomi keluarganya masih terus disubsidi mertua.Apa boleh buat Tuan A tekun saja membuka warung kecil atau tepatnya bukan warung tetapi lapak butut di samping toko mertuanya yang sudah agak besar.Meskipun ya begitulah,setiap saat Tuan A selalu mendapat sindiran dan cacian dengan kata-kata maupun sikap dari kedua mertuanya yang cerewetnya minta ampun.
Puncak kepedihan dan sekaligus sebagai jamu pahitnya Tuan A waktu itu,sampailah sudah ketika suatu waktu dagangannya berupa ikan-ikan asinan ditendang-tendang wadah atau tempat jualan oleh mertua laki-nya.Karena menurut kabar,usaha Tuan A berdagang asin itu tidak terlalu mendapat untung yang signifikan setelah berjalan hampir 4 tahun,terlebih resiko dapur Tuan A dan isterinya selalu dipasok oleh mertua.
Mungkin saking jengkel dan atau itu hanya ingin membuat "otak" menantunya menyala saja,Pak Mertua pagi itu memporakproandakan warung Tuan A sampai acak-acakan.Dan tentu saja Tuan A jadi sedih,mungkin juga menangis serta terlebih harga dirinya merasa direndahkan.
Beruntung ia waktu itu masih berjalan akal sehatnya.Lalu,Tuan A melawan mertuanya ? Atau berkelahi dan balik menendang toko mertuanya ? Atau ngajak berduel dan bertengkar adu otot kepada mertuanya? Oh,sungguh hebat sodara pembaca,Tuan A saat itu sama sekali tidak melawan secara fisik.
Menurut beliau,ketika berbincang beberapa tahun yang lalu dengan saya sekitar tahun 2000an,beliau Tuan A lalu otaknya menjadi menyala,ejekan dan hinaan mertuanya dijadikan sebagai suntikan penyadar diri selama ini,menjadikan energi yang dahsyat untuk merubah nasib.Bergolak semangat untuk merubah nasib sampai titik darah pengahabisan,begitu kalau boleh saya sedikit dramatisir kalimat semangat Tuan A waktu itu.
Singkat cerita,keluarlah Tuan A dengan baik-baik bersama isteri dari rumah mertuanya setelah pamit serta sungkeman,berniat untuk mandiri mengontrak rumah butut dan akan berusaha di tempat yang baru.
Lalu,setelah sekian tahun kemudian Tuan A berhasil menjadi seorang pengusaha (baca: bukan sebagai pedagang lagi tetapi sebagai pengusaha).Ya,menjadi pengusaha toko grosiran dan menguasai beberapa buah pabrik padi,transportasi lokal,angkutan umum dan angkot serta menjadi saudagar gabah padi serta sayuran dan rempah-rempah di daerahnya.
Masih menurut beliau,itu adalah hikmah dari secara filosopis merubah "penghinaan" bapak mertuanya yang dahulu dijadikan sebagai obat jamu manjur walau pahit,untuk menyalakan otak bisnis dan semangat merubah nasib Tuan A.
Andai saja waktu itu ketika dihina mertua,Tuan A lalu membalas frontal ke mertuanya pasti akan berakibat buruk kepada diri dan keluarganya.Kemungkinan terbesar ia dan isterinya akan cerai dan mungkin akan terus jadi pecundang dan jadi orang miskin bulan-bulanan hinaan orang.
Tuan A,waktu itu merespon dan menyikapi "jamu pahit" hinaan dari mertuanya dengan akal sehat dan keceradasan mengendalikan emosi tingkat tinggi.
Kini Tuan A,sudah kaya raya,beberapa perusahaannya sudah dipegang dan diurus tidak konvensional lagi,sudah ada sentuhan manajemen perusahaan modern dari anak-anaknya yang bisa sekolah hasil dari usaha dan bisnis Tuan A selama ini.
Dan hubungan dengan mertuanya tidak membuat Tuan A sakit hati,padahal dulu pernah menendang wadah ikan dan menendang-nendang berantakan warung asin kecilnya,waktu masih miskin.
Tetapi tuan A malah sangat berterimakasih kepada mertuanya,bahwa dengan "cara mertuanya "itulah sebagai power terbesar untuk menjadikan ia menjadi seorang yang berhasil dan sukses dalam merubah nasibnya.Merubah nasib dari tadinya hanya punya usaha sangat kecil menjadi memiliki perusahaan keluarga yang cukup besar di daerahnya.Mungkin hartanya tidak akan habis dimakan tujuh turunan beliau.
Yang lebih membahagiakan Tuan A saat ini,adalah buah dari "pernah menelan pil pahit,jamu pahit' di masa lalunya,kini banyak bermanfaat bagi dirinya,anak-anak,keluarga,serta bisa membuka lapangan kerja bagi sekitar 50 orang pegawai yang bekerja di semua bidang usahanya.
50 orang pegawainya rata-rata menanggung biaya hidup 4 orang anggota keluarga,artinya Tuan A saat ini bisa menghidupi secara langsung setiap bulan lewat gaji para pegawainya,Bisa bermanfaat langsung kepada lebih dari 200 jiwa manusia lainnya.Belum biaya sanak keluarganya sendiri di rumah beserta pembantu dan sopir-sopir serta sodaranya yang pernah dibiayai sekolah oleh Tuan A.Padahal dulunya ia seorang yang miskin dan oleh mertua sendiripun dipandang sebagai sampah.
Tuan A yang dimaksud saat ini adalah sahabat saya yang sudah berhasil mengelola kecerdasan emosinya,menjadikan penghinaan sebagai obat dan vitamin ampuh untuk menjadi orang yang sukses.Menjadikan hinaan sebagai bahan penyala otak untuk merubah nasib dan membuktikan prestasi yang maha dahsyat hasilnya.
Segala hinaan telah membentuk pribadinya jadi seorang manusia tangguh,disiplin,tidak cengeng,dituntut untuk cerdas,otak menyala,jadi pintar dan sebagaianya.Tentu saja dalam ukuran masing-masing.
Mertuanya kini malah dihidupi oleh Tuan A,mertua yang sudah tua dijadikan sebagai "jimat' oleh Tuan A sebagai jalan lahiriah beliau meraih dan memperoleh semua keberhasilannya.
Cibiran,makian,iri dengki dan hinaan orang,jika kita selama ada di jalan yang benar dan lurus lalu dengan cerdas kita alihkan energi amarah ingin membalas secara frontalnya kepada semangat membuat banyak prestasi,hal ini akan menjadikan sebuah kekuatan sangat kuat untuk mendorong Anda meluncur ke ranah kesuksesan yang sebenarnya.
Semoga bermanfaat.Salam hangat.