Tampilkan postingan dengan label Pemilu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pemilu. Tampilkan semua postingan

Minggu, 21 Mei 2023

Caleg Pilihan Warga

Pendaftaran caleg pusat dan daerah sudah dimulai,partai dan para kadernya sudah mulai menawarkan diri untuk dipilih rakyat pada saatnya pemilu nanti,2024.

Untuk yang di daerah caleg DPRD kabupaten/kota ada beberapa yang saya kenal sehari-hari,ada satu dua seangkatan secara tamatan sekolah,kebanyakan mereka berusia produktif,puncak produktif 30 sampai 45 tahun,masih muda,segar dan tentu berpendidikan minimal sarjana.

Latar belakang mereka bermacam ragam ada yang agamis,kalangan santri,ada yang sudah aktif di LSM,ormas,atau memang ada yang kader partai tulen,anggota resmi dan berjuang aktif di partai tertentu.

Adapula pensiunan,aduh kakek ini semangatnya ruar biasa,dikala orang lain masa pensiun menikmati sisa umur dengan tenang,yang kalangan ini malah semangat untuk jadi legislatif,sangat ...mengagumkan.

Dan banyak lagi,ada pengusaha lokal,ada aktivis,bahkan ada yang nganggur,maksudnya orang yang gak jelas kerjaannya tapi menang dia pernah sekolahan konon katanya gelarnya sarjana juga,tapi kurang tahu sarjana apa,tamatan apa.

Masing-masing mereka punya tim sukses,sudah ada yang pernah bertemu kami salah satu tim sukses mereka.

Saya menyambut baik dan turut mendukung pencalonan mereka.Tentu sebagai warga yang baik harus mendukung,walau kalau memilih itu rahasia pribadi.

Mendukung belum tentu memilih,bukan..?

Tetangga dan saudara saya dan warga sekitar,bincang ringan di pos ronda berbeda pertimbangan dalam hal memilih calon legislatif terutama untuk daerah kota kabupaten atau provinsi.

Ada yang memilih karena kedekatan kekerabatan,masih saudara atau kenalan,teman dekat atau teman komunitas.

Ada pula yang memilih karena melihat sumbangsih nyata calon ke daerah tertentu,dengan menyumbang material atau uang untuk membangun sarana umum,bisa saja sebagian besar warga disitu akan memilih calon dewan yang ngasih sumbangan tersebut.

Ada juga yang memilih mereka karena secara diam-diam sudah menerima uang atau benda dari calegnya,warga pemilih demikan selalu ada dan biasanya mereka berpendidikan rendah dan kurang piknik...hehe.

Itulah kenyataan yang terjadi,para pemilih di kita belum seragam memilih karena menilai program kerja caleg atau karena kualitas calegnya,peduli amat siapa calegnya yang penting ada alasan seperti di atas tadi,pasti mereka memilih sesuai selera pribadi masing-masing.

Dan tentu itu hak mereka,setiap warga negara yang sudah termasuk pada aturan hak dipilih dan memilih memiliki hak yang sama,tidak boleh dipengaruhi atau ditekan oleh siapapun,harus suka-sukanya di pemilih.

Tinggal permainan caleg atau partainya saja yang harus cerdas memanfaatkan celah mereka agar memilih sang caleg atau partai yang dibangunnya.

Bagi saya memilih caleg lokal tentu dengan paling tidak mempertimbangkan sebagai berikut:

Satu,saya hanya akan memilih caleg muda usia tetapi sudah mapan secara pengalaman,pendidikan cukup,berintegritas,berakhlakmulia,ekonomi keluarganya sudah mapan,peduli dengab rakyat,mengutamakan kepentingan rakyat,bertaqwa pada Tuhan YME,memiliki keluarga yang harmonis,berkepribadian rendah hati,cerdas,tidak sombong,merakyat,dan bekerja untuk rakya,untuk kesejahteraan rakyat.

Salam.

Mohon maaf tulisan ini hanya opini pribadi,