Tampilkan postingan dengan label dukun. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label dukun. Tampilkan semua postingan

Minggu, 13 November 2022

Dagang Harus Pakai Magic atau Dukun?

Banyak teman saya pedagang dan juga pengusaha yang masih percaya jika usaha itu harus memakai magic (mejik),dukun dan guru dalam tanda kutip "guru spiritual".

Akan panjang uraian jika kita mengupas masalah ini.Untuk yang terpelajar dan pola pikirnya selalu berpegang pada sains dan teknologi mungkin ini adalah hal tidak masuk akal.

Dan memang selintas tidak akan masuk logika,akal tidak akan bisa menjangkau tentang kepercayaan dan keyakinan.Hanya diperlukan keyakinan dan kepercayaan saja,sama hal nya dengan kita meyakini suatu agama atau kepercayaan.

Tidak bisa dibuktikan secara empiris,ilmiah dan masuk akal.Itulah keberadaan sebagian budaya di kenyataan kehidupan sosial kita.

Di ranah ini ada berbagai mejik untuk penglarisan,cepat naik pangkat,pengasihan,penjagaan sampai santet bisa ditelusuri jika Anda mau meneliti.

Kebiasaan sebagian masyarakat kita percaya kepada hal ghaib yang bisa membantu aktivitas hidupnya.

Di atas kertas secara teori,kaum berpendidikan tidak.mungkin memercayai kekuatan itu yang sering mereka istilahkan dengan takhayul.

Kepercayaan animisme dan dinamisme sudah hadir sejak nenek moyang kita hadir di dunia.Paling tidak sejarah mencatat begitu tentang hal kepercayaan manusia dari zaman ke zaman.

Saat sain dan teknologi semakin maju kepercayaan tua tersebut tidak lantas punah,bahkan beberapa intelektual malah penasaran dan melakukan penelitian walau belum ada kesimpulan baku tentang bantuan mahkluk gaib kepada kehidupan nyata yang dinyatakan sebagai bahwa makhluk gaib bisa membantu hajat hidup manusia.

....kembali ke topik....

Sependek pengalaman penulis,dalam pergaulan sehari-hari dengan teman berbagai kalangan,dari teman yang berbagai latar belakang keluarga,pendidikan,status sosial,dan berbagai agama berbeda,penulis menyaksikan sendiri beberapa teman ada yang memakai jasa dukun untuk membantu kelancaran hajat hidupnya.

Ada yang berguru ke dukun yang ritualnya klenik,ada yang berguru ke tokoh agama tertentu tetapi ritualnya memakai adat daerah,ada juga yang berguru kepada ahli agama dengan syariat agama yang ketat,ritualnya syar'i berpedoman kepada kitab suci.

Jika ditulis banyak sekali macam guru dan ritual dalam rangka untuk membantu memajukan usaha atau hajat hidupnya 

Di kita seorang guru spiritual banyak sebutannya,bisa dia seorang dukun,seorang kyai,seorang paranormal,atau guru spiritual.

Khusus yang sedang berjualan atau bekerja usaha berdagang,baik masih sebagai pedagang atau sudah jadi pengusaha,perlukah dukun sebagai pembantu kemajuan usaha kita?

Saya kira jawabannya kembali kepada pilihan Anda masing-masing.Karena hal ini berhubungan dengan kepercayaan dan keyakinan setiap orang,hak setiap individu,selama tidak merugikan pihak lain.

Menurut pendapat saya pribadi,sah saja kita buka usaha dengan mempunyai guru spiritual,disesuaikan dengan agama ,atau keyakinan dan kepercayaan masing-masing.

Guru yang baik adalah guru yang memberi petunjuk tentang hal-hal yang baik,yaitu petunjuk yang akan  membawa kepada keselamatan,kebahagiaan,keberkahan dan kebaikan untuk alam semesta.

Guru dalam berbagai sebutan bisa dipanggil Sensei,Suhu,Dukun,Tetua,Eyang,Kyai atau sebutan apa saja,selama petunjuknya membawa kepada keselamatan dan kebahagiaan mereka layak kita pakai sebagai panutan dan dituruti petuahnya.

Usaha Dagang harus pakai Dukun...?

Itu semua terserah Anda...!!!

Senin, 31 Oktober 2022

Tukang Bakso Jajannya Beli Mie Bakso Terus..!?

Saya pernah menemani teman saya seorang pedagang Bakso asal Klaten Jawa Tengah,yang kini lumayan sukses usaha warung bakso di sebuah kota kabupaten di Jawa Barat.

Dari asalnya magang sebagai pegawai saudaranya di Sukabumi,lalu buka sendiri memakai roda,beberapa kali pindah alamat kios karena kontrakan kurang cocok,dan akhirnya sekitar 3 tahun belakangan bisa dibilang sukses bisa buka di Pertokoan jadi warung bakso.

Malahan anaknya yang asalnya buruh pabrik,keluar dan membuka cabang di tempat lain masih satu kota.

Omset dan penjualan per harinya,lumayan di atas satu juta per kios.Mas Bakso nya sekarang mempekerjakan sekitar 4 orang pegawai termasuk petugas yang jaga minuman aneka syrop,juice,dan air kelapa.

Jika liburan ke Kota Asalnya di Jawa Tengah,saya suka diajak menemani beliau.Kita di sana keliling Jogyakarta,Klaten,Solo dan sekitarnya.Bahkan sempat singgah di Magelang,Pekalongan dan Semarang.

Ketika liburan itu,bagi saya sebagai teman keluarga dia Mas Wandi namanya,tukang bakso yang kini sudah pengusaha bakso,ada kebiasaan jajan yang bagi saya aneh bin bosan hehe.Yaitu ketika mereka di Yogyakarta,di Pekalongan,Magelang,Klaten,selama 10 hari tiap hari mereka memburu kios bakso,dan mereka mencicipi semua bakso di kota-kota tersebut.

Jajan bakso selalu ada di setiap saat makan siang atau malam,setiap hari,hadeuh...!

Haha ....saya sampai agak enek,...agak bosan karena setiap singgah di berbagai sudut kota berhenti selalu di kios bakso.

Mereka Suami Isteri,anak menantu yang memegang cabang kios bakso sekarang setiap hari sepanjang liburan jajannya bakso terus...terus....padahal di rumahnya di Jawa Barat mereka berdagang Bakso.

Hari itu saya belum mengerti,namun belakangan setelah saya bertanya setengah iseng,"Mas,kalian keluarga pedagang bakso di sini (Tempat dia merantau di Jawa Barat),tapi kenapa kalau lagi liburan tiap hari selalu ada acara makan bakso...terutama di daerah Klaten,Solo dan Jogyakarta...?".

Dia yang saya panggil Mas Wandi Bakso,menjawab:"...….Ya ituh Kang,saya kan di Jawa Barat usaha dagang bakso,...untuk memuaskan pelanggan saya harus tahu bentuk dan rasa bakso olahan orang lain sesama tukang bakso,untuk nanti saya bikin rasa bakso saya di kios sendiri.....".

Pantaslah baksonya sekarang lumayan laku,dan semoga berkah maju terus.Selain untuk meningkatkan ekonomi keluarganya,juga jika terus berkembang membuka lapangan kerja juga bagi orang lain.

Jadi jika Anda sedang di usaha kuliner terutama,jika Anda sedang berdagang suatu item atau jenis kuliner,sebelum orang lain atau calon pembeli merasakan masakan Anda,harus selalu dicoba dulu sebagai kontrol kualitas produk Anda.

Selain harus sering mencicipi produk sendiri,juga harus mencoba mencicipi produk teman yang satu bidang atau jenis usaha kuliner Anda.

Jika Anda menjual nasi goreng,maka sering jajan di berbagai tempat beli dan makan nasi goreng.

Jual mpek-empek,jual batagor,jual apapun masakan atau makanan dan minuman,cobalah mencicipi juga hasil olahan orang lain yang sejenis dengan produk kita.

Dengan demikian rasa masakan Anda bisa terkontrol,baik dari hal tentang bentuk penyajian,cita rasa,penampilan dan menjaga dari hal-hal yang buruk,mungkin saja masakan Anda basi,atau sudah kelebihan garam,terlalu asin dan sebagainya 

Mencicipi masakan sendiri adalah kontrol kualitas akan produk Anda,mencicipi produk teman pedagang lain yang satu jenis adalah untuk selalu meningkatkan kualitas barang atau item dagangan kita.

Seperti halnya teman saya tukang bakso yang berhasil maju usahanya,dengan kegiatan selalu meluangkan waktu untuk jajan bakso di tempat orang lain sesama tukang bakso.

Semangat pengusaha dan pedagang kecil semua.

Mampir juga di sini ya gan... Benarkah Dagang Mesti Pakai Dukun?