Jumat, 06 April 2012

Wisata Rokhani ke Rumah Sakit

Oleh : Aang Wierodjampang

Wah ke rumah sakit kok "wisata" mas..?,tentu akan seperti itu kalau anda bisa bertanya ketemu saya di  kenyataan.

Saya tentu punya alasan sendiri dengan kata wisata di atas,yang saya maksud wisata disini adalah wisata hati,bukankah salah satu tujuan wisata adalah untuk mendapatkan sebuah pencerahan,baik pencerahan jiwa maupun pencerahan hati dan tubuh kita.

Pencerahan bukan bisa di "cerahkan"dengan sesuatu yang indah-indah dan menghibur saja,tetapi sekali-kali mari berwisata hati ke tempat-tempat yang bisa menyentuh relung-relung kepekaan rasa terdalam di hati kita,di kalbu kita.

Mari berkunjung ke tetangga atau kerabat yang sedang diopname di ruang-ruang Rumah Sakit,lalu tengoklah kanan kiri selagi kita menjenguk mereka,atau datang sajalah sekali-kali dengan sengaja pergi ke kompleks rumah sakit dengan niat melihat langsung salah satu ayat-ayat Tuhan berbicara disana.

Mari baca ayat Tuhan berikut,betapa nestapa dan sengsaranya rekan kita yang sedang terbaring lemah di dipan-dipan perawatan mulai dari yang hanya penyakit ringan sampai penyakit parah,dari yang hanya penyakit sekedar masuk angin sampai yang tragis kehilangan anggota badannya,kehilangan sebagian anggota tubuhnya.Sebagian anggota tubuhnya rusak atau hancur,bersyukurlah kita bahwa kita masih normal dan utuh.

Mari kita perhatikan betapa keluarga dan kerabat dekat menunggu dan menolongnya dengan wajah-wajah muram,wajah kusam.wajah loyo,murung dan sedih,ada yang penuh ikhlas,masih tulus,namun tidak jarang pula yang sudah kelihatan jenuh dan bosan tetapi tetap mereka menunggui saudaranya yang sedang sakit.

Lihat penderitaan si sakit,yang anggota badannya terkena penyakit,ada yang meraung-raung,ada yang frustasi,ada yang muram durja,ada yang putus asa,ada yang menangis,putus asa,semua menggambarkan kekusaman,kemuraman,layu dan sakit-sakit-sakit serba sakit.

Sesekali juga perhatikan kereta dorong yang di boyong oleh keluarga handai taulan dan perawat melintas ke koridor menuju ruang perawatan,pasien-pasien yang sangat lemah lunglai tak berdaya bahkan banyak yangs sedang sekarat menahan pedihnya sakaratul maut di kereta dorong sepanjang koridor rumah sakit.Semua yang mengiringi sedih,kadang terisak tangis kerabat begitu pilu melihat pasien sekarat di atas velbed berjalan di dorong petugas rumah sakit dan diiringi sanak kelaurga.

Lalu dengar pula dari teman-teman yang besuk bahwa di ruangan sebelah baru saja ada yang meninggal dunia,mati,terdengar jerit pilu anak isteri suami kerabat.

"mama....,papa....atau sayang...atau oh suamikuu...oh isterikuuu..oh anakkuu..., jangan tingalkan kamii....!,inalilahi wainailaih rajiunn..bagi yang muslim terdengar sayup-sayup bacaan surat Yasin lirih terdengar di bacakan dengan iringan isak tertahan di sudut ruangan,belum beres hiruk pikuk di ruangan satu,terdengar kabar di ruangan lain ada yang meninggal pula,dikamar lain ada yang sekarat,tersekat-sekat nafas sedang dicabut Malaikat maut dan ah..paniknya semua keluarga paniknya semua kawan,teman dan anak-anak almarhum-almarhumah.

Itulah ayat-ayat Tuhan sedang berjalan dan terus berjalan,ayat-ayat yang tersirat.iqra..!iqra..! bacalah..bacalah,bukan hanya membaca yang tersurat saja di Kitab Al-Quranulkarim saja,amalkan nilai-nilainya,atau bukan hanya membaca di kitab-kitab suci lainnya yang tertulis,baca juga ayat-ayat Tuhan yang tidak tertulis,ayat-ayat alam,ayat-ayat tersirat dibalik kehidupan ini.

Dalam keadaan begini,masih adakah dihati kita kesombongan,keangkuhan,kekerasan hati yang membatu,keegoisan,seolah tidak membutuhkan orang lain,seolah tidak akan membutuhkan suami atau isteri anda,atau saudara kandung dan saudari anda,teman atau sahabat kita..?

Ah lihatlah ketika mayat-mayat terbujur kaku di dipan menunggu di alihkan ke roda penggusur mayat untuk dipindah ke ambulance atau ke kamar mayat,terbujur kaku siapapun dia.Mereka mayat-mayat itu tidak berdaya,dan satu atau dua hari lagi tubuh indah itu akan bau busuk sebab menjadi bangkai.

Ya bangkai,badan kita akan membusuk,bau dan jijik jadi makanan belatung di dalam kubru sana nanti.

Lalu lihat pula siapa yang berani turun tangan mengurus biaya,mengurus jenazah dan badan kita ketika sudah terbujur mati menjadi bangkai..?

Oh dialah,merekalah yang pertama mengurus anda ketika sudah jadi mayat adalah orang terdekat anda,suami,isteri,adik kakak anda,orang tua anda,tetangga anda,dan sahabat anda....!...lalu,dan orang lain yang berharap duit dari anda.

Jadi masihkah kita tega berbuat tidak baik dan dholim kepada saudara kita,kepada isteri kita,kepada suami kita,kepada anak-anak kita,kepada orang tua kita..?

Mari baca dan lihatlah orang lain jika kita mati,jika kita telah jadi mayat...? "orang lain" paling hanya bergumam doa,tak akan ada orang lain mengeluarkan uang demi mayat anda,mayat kita,tak akan orang lain ribet dengan semua urusan penguburan tubuh bangkai kita.

Kalaupun ada mereka akan pamrih akan minta sesuatu,akan minta upah uang.harta atau ada yang mau tetapi pasti ada apa-apanya dibalik pertolongan semu dan pamrih-nya.

Kecuali bagi yang mayat asal ketika hidupnya banyak beramal shaleh pada sesama,maka dengan kuasa Tuhan akan ada pertolongan ketika meninggal dengan hal yang tidak disangka-sangka,orang-orang akan tergerak bagaikan layaknya keluarga dekatnya untuk bersimpati sesuai amal ibadah mayat ketika masa hidupnya.

Tetapi yang lahiriah dan akan berjibaku di garda terdepan hanyalah mereka ini, saudara-saudara dan orang-orang terdekat kita,bila disaat hidup dan jaya anda sebagai mayat baik-baik dan berbuat baik pada saudara,suami,siteri,anak,orangtua,paman,bibi,uwak dan tetangga-tetangga kita.

Mereka akan mengurus mayat kita dengan baik dan layak,tetapi jangan harap mereka akan melirik mayat kita jika selama hidup kita penuh intrik menyakiti dan menelantarkan serta mencemooh mereka saudara kita,atau bahkan tega jahat kepada saudara kita,naudubilahi mindzalik.

Jalin silaturahmi dan berbuat baik-baik dulu ke istri-suami,adik-kakak,orangtua,anak-anak dan "tetangga-tetangga dekat dulu",dan setealh itu berbaik pulalah ke semua makhluk.

Wallahulam bisawab.

0 comments: