Kamis, 20 Desember 2012

Banyak TKW Jadi Korban "Jual Beli Talaq" Suami "Cemen"

Rekan BMI (baca: TKW PRT) banyak yang terpaksa mengeluarkan sejumlah uangnya demi selembar Surat Keterangan Status Janda dari Pengadilan Agama.Bukan diberikan kepada Pengadilan tetapi di awal prosesnya uang tersebut diberikan kepada suaminya agar melancarkan proses persidangan perceraian mereka.

Banyak alasan perceraian yang melatarbelakangi kejadian seperti di atas,namun yang paling tidak adil adalah ketika sang suami menjadikan isterinya yang TKW sebagai korban "pemerasan",dengan alasan tidak mau menceraikan isterinya yang menggugatnya.

Padahal,nyata-nyata salah suami sendiri yaitu mengijinkan isterinya bekerja jauh dari dirinya menjadi TKI di luar negeri,lalu kawin lagi atau bermain perempuan di rumahnya,menghabiskan uang kiriman isterinya.Bahkan tidak sedikit yang menjual rumah serta harta benda asal milik mereka berdua sebelum berangkat jadi TKW.

Letak ketidakadilan yang nyata yaitu ketika suaminya sudah tidak melaksanakan kewajiban sebagai suami lalu dilanjutkan dengan memeras hasil keringat isterinya,dan ketika isteri menggugat cerai mereka meminta sejumlah uang sebagai "uang bayar talaq" untuk melancarkan proses formalitas peradilan di Pengadilan Agama.

Parahnya pula,tidak sedikit para suami yang demikian "banyak dibantu' oleh oknum-oknum pejabat setempat untuk menguras duit hasil kerja TKW para isteri-isteri malang tersebut.

Siamalakama bagi isteri-isteri yang demikian,karena jika perkawinannya dipertahankan sudah tidak ada kecocokan,sudah kecewa serta suaminya sudah beristeri dua.Tidak jarang malah ada yang sudah punya anak lagi,karena kawin ketika isteri-isterinya yang TKI tersebut bekerja di luar negeri.

Sedangkan bagi TKW sendiri butuh sebuah status,karena mereka butuh masa depan misalnya untuk menikah lagi dengan suami yang baru.

Menjadi masalah pribadi masing-masing dengan alasan yang berlainan sebab terjadinya perceraian.Namun kita ikut prihatin bahwa masih banyak oknum aparat permerintahan yang berpihak kepada suami pemeras macam begini pada saat ini.

Yaitu ikut mendorong agar si TKW "berdamai' pada suaminya dengan cara mengeluarkan sejumlah uang pembayar talaq.Atau dengan nama dan dalih yang lain,untuk uang proseslah atau uang "bungkam" semua pihak.

TKW yang rata-rata berasal dari kalangan bawah,(maaf) pendidikan yang rendah serta berasal dari keluarga yang polos (miskin),maka dengan mudah banyak menjadi korban "konspirasi' antara suami dan oknum aparat bermental korup dan suka uang remang-remang.

Sepertinya masalah-masalah demikian akan ada terus sesuai dengan macam dan jenis kondisi TKW nya masing-masing.Terutama selama keadilan di negeri ini masih susah untuk didaptkan,ketika hukum dan ajaran banyak disalahgunakan demi kepentingan uang dan kerakusan serta nurani yang hilang dengan teganya memeras hasil keringat orang lain.

Terima kasih telah membaca,salam hangat.

0 comments: