Kamis, 24 Januari 2013

Suka Bercanda Berlebihan,Bisa Dikeroyok Warga Sekampung!

Bercanda bagi sebagian orang sudah menjadi sifat dan ciri kepribadiannya.Biasanya orang yang suka bercanda akan kelihatan awet muda dan berkesan ceria.Terlepas dari bagaimana "kelas' bercandanya.Yang jelas biasanya orang yang suka bercanda,mencerminkan orang yang terbuka,pandai bergaul dan sok pasti akan banyak teman.

Namun jika dilakukan berlebihan dan tidak pada tempatnya,sifat dan perilaku suka bercanda bisa berbahaya.Bahkan bisa membunuh harapan dan peluang karir seseorang.Seperti kita ketahui bersama,contoh bercanda yang tidak pada tempatnya yaitu ketika seorang hakim bercanda berlebihan di depan DPR ketika sedang dilakukan fit and proper test calon Hakim Agung beberapa minggu ke belakang.

Hakim Daming menjawab dengan bercanda katanya,ketika seorang anggota DPR meminta pendapat tentang "hukuman mati bagi pemerkosa".Lalu Daming menjawab:

"Yang diperkosa dengan yang memperkosa ini sama-sama menikmati. Jadi harus pikir-pikir terhadap hukuman mati," kata Daming.(dikutip dari:detik.com)

Akibatnya,karena itu terjadi di DPR,maka berbagai reaksi publikpun bermunculan,malah banyak mendesak untuk dipecat dari jabatannya.Akhirnya beliau tidak mendapat suara satu pun dalam pemungutan suara di DPR.

***
Terus,suatu ketika saya kadang-kadang suka bercanda pula dalam keseharian.Kira-kira 20 tahun yang lalu,saya pernah bercanda tidak pada tempatnya,dan tidak melihat dalam rangka apa saya bercanda.

Suatu waktu,kami sedang berkumpul di depan warung tetangga satu RT di rumah saya.Biasalah kaum ibu-ibu sambil ngerumpi kesana-kemari.Karena saya rasa sudah akrab setiap hari bertemu dan sudah saling kenal,maka sayapun ikut bergabung mengobrol "kongres" ngalor ngidul itu.

Dan dengan maksud saya bercanda,maklum waktu itu saya berusia 20 tahunan,sedang masa-masa MPO,Mencari Perhatian Orang hehe.

Saya lempar pertanyaan ke Bi Ipah,seorang ibu-ibu punya suami tetangga saya.Kata saya waktu itu ,"Bi Ipah,tadi bi Ipah pergi ke Pasar Induk enggak...?".Suwweer..saya berniat bercanda,asli gan!

Bi Ipah yang selalu hormat dan segan ke saya,ehm hehe! Menjawab dengan serius :

"Enggak dik,gak pergi kemana-mana hari ini.Memangnya kenapa dik..?"bi Ipah serius banget menjawab pertanyaan saya.

Lalu saya jawab,bercanda,"Oh pantesan bi,tadi pagi orang gila di Pasar berkurang satu orang..!"

Ups!!............hadirin yang ada di bangku warung itu semua diam,Bi Ipah diam,tetapi dari sudut matanya perlahan namun pasti,keluar air matanya,dan semakin deras...

Saya kaget bukan kepalang!Bi Ipah menangis semakin keras,semua orang merubung dan berkumpul heran campur was-was dan bertanya-tanya.Kaget karena ada ibu-ibu di warung menangis,dikira mereka ada kecelakaan lantas atau ada orang meninggal.

Saya saat itu malu bukan main.Dan terpaksa saya harus berurusan dengan pengurus RT dan RW,untuk dikumpulkan mengantisipasi adanya kesalahpaham warga dan suami Bi Ipah.Jika warga di kampung saya bukan ke melihat ke saya sebagai warganya yang paling baik..ehm..hehe.Mungkin saya sudah mati kelojotan dibakar masa atau digebukin warga sekampung.

Berbahaya bukan?Padahal candaan dengan jenis yang sama itu,suka saya katakan kepada teman-teman sekolah atau ke adik-adik saya,dan biasanya kalau adik dan teman "gila' saya,maka akan berakhir dengan tawa berderai.

Namun kali ini,saya salah orang,salah situasi,salah lokasi,salah tempat bercandanya.

***

Yang ini masih pengalaman saya tentang bercanda berlebihan.Saya kalau di dinding Facebook suka bercanda juga.Di komentar-komentar teman saya terlalu banyak berhaha-hihi,dan ternyata gaya komentar saya yang kadang suka "lebay' berhaha hihi di dinding Facebook,akibatnya saya jadi "tidak berwibawa".

Mereka memanggil dan membalas komentar status Facebook saya dengan seenak udelnya,bahkan ada beberapa yang kurang ajar dan melecehkan.Termasuk,banyak anak kecil yang umurnya jauh di bawah saya,mereka tak ada hormat sama sekali.Mereka akhirnya ngelunjak,karena disangkanya mungkin status saya adalah akun pelawak.Wkwk.

Itu karena saya terlalu banyak bercanda.Nah yang alinea terakhir tadi ini..asli saya bercanda broww and sist,Memangnya siapa saya ini,kok mau berwibawa ya..? Hehe.

***

Alhasil,terlalu banyak bercanda di muka umum,kurang baik bagi diri kita.Malah dalam kondisi tertentu,banyak bercanda bisa berbahaya.

Terima kasih sudah mampir dan menyimak.

3 comments:

Kan ad pepatah "mulutmu harimau-mu" mas,:D
Artikel yg bagus.
salam "menulis" dr Bandung.

Salam semangat juga bro Rudi.

Terima kasih.Salam buat keluarga.

Memang bercanda harus pada tempatnya!! Suatu pelajaran berharga...salam NE