Kaum wanita negara Togo dianjurkan untuk melakukan mogok tidak memberi pelayanan ranjang kepada para pria dan suaminya selama seminggu,himbauan ini berhubungan dengan sebuah kelompok yang menginginkan Presiden Togo berkuasa mengundurkan diri.
Dunia sudah bermacam-macam rupanya termasuk kegiatan politik semacam ini,gerakan ini guna menekan para pria untuk turut mendukung dalam gerakan menggulingkan Prsidennya.
Beberapa wanita dan pasangan di sana banyak yang mendukung ,tetapi dukungan tidaklah sebesar yang diharapkan kelompok itu,demikian beberapa media online menulis berita tentang ini.
Seorang wanita Togo mendukung gerakan ini,tetapi dia tidak yakin akan kuat untuk mogok seks selama seminggu,demikian seperti artikel yang dimuat Tempo.co menulis.
Lebih lanjut dilaporkan,beberapa pria tidak percaya bahwa aksi ini akan berhasil,adalah Fabre (pria Togo) yang berkata seperti ini,"Satu minggu untuk pemogokan seks terlalu lama," kata Fabre dari Aliansi Nasional untuk Perubahan, yang mengusulkan waktu yang lebih singkat, di tengah tawa dari para demonstran. "Bagaimana kalau dua hari saja?"
***
Mogok seks satu minggu..? wah kawan saya yang bekerja di sini (Riyadh) suami isteri menimpali,"wah gerakan dan aksi yang konyol,jangankan satu minggu,saya satu malam saja tidak ketemu seks dengan isteri,pikiran jadi uring-uringan dan isteri juga sama banyak marah-marah,kami baru reda dari uring-uringan setelah kami melepaskan hajat seks rutin kami,paling tidak dua kali dalam sehari..".
Ini mogok satu minggu..? woii...satu jam aja kalee..pasti bisa,kalau seminggu enggak lah yauuu...,"kata teman saya sambil ketawa ngakak.
Wkwkwk.Demo dan aksi ada-ada saja,dasar dunia semakin konyol...hehe! (dari berbagai sumber lainnya).
(AWD,Riyadh,30/08/12)
Dunia sudah bermacam-macam rupanya termasuk kegiatan politik semacam ini,gerakan ini guna menekan para pria untuk turut mendukung dalam gerakan menggulingkan Prsidennya.
Beberapa wanita dan pasangan di sana banyak yang mendukung ,tetapi dukungan tidaklah sebesar yang diharapkan kelompok itu,demikian beberapa media online menulis berita tentang ini.
Seorang wanita Togo mendukung gerakan ini,tetapi dia tidak yakin akan kuat untuk mogok seks selama seminggu,demikian seperti artikel yang dimuat Tempo.co menulis.
"Saya setuju bahwa perempuan harus mendukung pemogokan seks, tapi saya tahu suami saya tidak akan membiarkan saya menyelesaikannya. Dia mungkin setuju pada awalnya, tapi sejauh yang saya tahu, dia akan berubah dalam semalam," kata Judith Agbetoglo. "Jadi saya tidak percaya saya bisa melakukan pemogokan seks satu minggu. Jika tidak, saya akan memiliki masalah serius dengan dia."(Tempo.co,28-8-12).
***
Mogok seks satu minggu..? wah kawan saya yang bekerja di sini (Riyadh) suami isteri menimpali,"wah gerakan dan aksi yang konyol,jangankan satu minggu,saya satu malam saja tidak ketemu seks dengan isteri,pikiran jadi uring-uringan dan isteri juga sama banyak marah-marah,kami baru reda dari uring-uringan setelah kami melepaskan hajat seks rutin kami,paling tidak dua kali dalam sehari..".
Ini mogok satu minggu..? woii...satu jam aja kalee..pasti bisa,kalau seminggu enggak lah yauuu...,"kata teman saya sambil ketawa ngakak.
Wkwkwk.Demo dan aksi ada-ada saja,dasar dunia semakin konyol...hehe! (dari berbagai sumber lainnya).
(AWD,Riyadh,30/08/12)
0 comments:
Posting Komentar