Minggu, 09 September 2012

Curhat TKW : Ke Saudi Aku Tetap kan Kembali

Sebut saja namaku Lia (bukan nama sebenarnya),aku seorang janda cerai karena suamiku kawin lagi,sebenarnya mereka kawin terpaksa,setelah suamiku tertangkap basah sedang bermalam di kamar seorang janda tetangga desaku tempat aku tinggal di tanah air.

Sejak itu hati polosku ini sakit dan kecewa,disamping suamiku playboy juga kurang bertanggung jawab terhadap nafkah keluarga,untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari saya bekerja di sebuah pabrik garmen di kota kabupaten demi membiayai sekolah dua orang anakku yang sudah masuk SLTP.

Setelah kejadian suami kawin lagi aku meminta cerai tetapi suami tidak juga menjatuhkan talak,menceraikan tidak menafkahipun tidak,baik nafkah lahir maupun bathin.Sementara aku pontang-panting bekerja dan mencari penghasilan tambahan dengan bekerja lembur di pabrik garmen tempatku bekerja selama ini.

Hari demi hari kulalui dengan kondisi seperti itu, dan ketika kedua anakku beranjak dewasa sekolahnya mulai masuk SLTP,meskipun biaya sekolahnya gratis tetapi biaya hidup tetap meningkat dan itu aku usahakan sendiri tanpa bantuan suami.

Karena kebutuhan keluarga semakin hari semakin terasa berat,semua serba naik dan mahal,penghasilanku  sebagai buruh garmen tidak bisa mencukupi kebutuhan kami bertiga,tidak jarang kami terpaksa ngutang ke kosipa atau ke rentenir yang banyak berkeliaran di sekitar rumah.

Saat ada seorang sponsor kampung menawariku untuk bekerja sebagai PRT di Saudi maka dengan segala pertimbangan aku putuskan untuk mencoba mendaftar ke sebuah PJTKI di Jakarta.

Kedua anakku dititipkan ke salah seorang paman mereka yang masih dekat dengan rumah tinggal kami.

***

Kini,sudah hampir 25 bulan  menjalani menjadi seorang TKW PRT di Kota Kharj Saudi Arabia,dan saat ini sedang cuti berada di kampung di rumah sendiri,tidak terasa selama dua tahun di Saudi telah berubah pula situasi di keluarga aku.

Anak pertama tahun ini sudah lulus SLTP dan harus masuk ke SLTA,sementara adiknya tahun depan pasti sudah lulus SLTP juga artinya tahun depan aku harus membiayai sekolah mereka bedua di SLTA.

Konon biaya di SLTA lebih mahal daripada di SLTP, dan aku meskipun miskin dan Ayah mereka tidak bertanggung jawab aku tetap nekad dan berniat akan menyekolahkan mereka sampai habis kemampuan diriku yang sudah masuk usia baya ini.

Anak-anakku harus sekolah,harus punya ilmu,harus pintar harus punya keahlian supaya tidak hidup hanya mengandalkan kekautan otot saja,supaya nasib berubah jangan seperti ibunya hanya sebagai seorang pembantu rumah tangga,demikian tekadku bulat.

***

Cuti dari majikan hanya selama tiga bulan,sebenarnya sudah malas diri ini balik lagi ke tempat kerjaanku di Saudi,bukan saja lelahnya fisik  bekerja di sana karena memang posisiku hanya sebagai pembantu rumah tangga.Tetapi hati dan pikiran ini juga ikut lelah,aku ingin berkumpul dengan anak-anakku,ingin bersenda gurau setiap saat,ingin melihat mereka tumbuh dan berkembang dengan asuhan diriku.

Ingin bersama bercanda setiap hari setiap malam dengan buah hatiku generasi penerus aku ini.

Belum lagi kalau ingat diantara sekian tahun aku bekerja di sana,banyak perlakuan yang sangat tidak enak dihati,pernah aku dilecehkan secara seksual oleh saudara laki-lakinya majikan perempuan,pernah hendak akan diperkosa,pernah dicaci maki karena kesalahan yang tidak disengaja,pernah di hardik karena aku banyak melamun dan bekerja kurang baik.

Dan semua itu banya bisa terobati dengan aku cukup tahu diri,ya siapakah aku ini,hanyalah seorang pembantu rumah tangga.

Terus kalau malam tiba ketika di kamar sendirian,jiwaku merana pikiran selalu melayang,menahan rindu keluarga,khawatir kepada kondisi anak-anakku,khawatir keadaan mereka,khawatir tentang pergaulan mereka dan khawatir tentang masa depannya.

Selama dua tahun itupula aku tidak banyak bergaul,pergaulanku hayalah sebatas dapur,tembok,sapu,vakum cleaner,mesin cuci,kemonceng,saklar lampu yang harus aku hidupkan jika malam  dan harus aku matikan ketika pagi menjelang,melayani anak-anak majikan yang kadang suka kolokan,dan sekali-kali kuping serta hati ini harus pandai mendinginkan sendiri (dewasa),karena berbagai omelan tidak perlu dari majikan.

Aku sebenarnya depresi,stress,tertekan,butuh hiburan,butuh kebebasan,butuh penanggung jawab,butuh seks,butuh belaian,butuh pemenuhan hasrat biologis,butuh pelindung bathinku,butuh tempat curhat jika sedang banyak ruwet di pekerjaanku,butuh penasehat ketika ada kabar anak-anakku sedikit bertingkah di tanah air..

"Oh Ya Rabb,semoga aku bisa mengatasinya dengan semua ini."

Semoga Engkau kuatkan diri ini untuk menjalani jihad bekerja mencari nafkah untuk keluargaku,demikian doa-doaku yang sering kupanjatkan pada Tuhanku.

Semoga keyakinanku tidak goyah,semoga dan berbagai jutaan kata dan harapan semoga selalu kupanjatkan dalam setiap helaan nafas doa baik dalam lisan maupun diamku, dalam kalbu yang kering kerontang dan sesak dengan segala masalah ini.

***

Hanya sisa satu minggu lagi,aku harus memutuskan ,bahwa apakah harus kembali bekerja ke Saudi lagi atau tidak?

Meskipun  membawa surat cuti (audah,b,arab),tetapi jika aku tidak mau pergi lagi sebenarnya bisa saja terus tinggal di rumah dan tidak kembali,walau memang cara demikian adalah cara khianat kepada majikan.

Semakin dekat dengan hari pemberangkatan lagi sesuai tanggal di tiket penerbangan balik ke Saudi,semakin pikiran ini penuh kebimbangan.

Bimbang karena melihat anak-anakku begitu bahagianya mereka ketika mau berangkat sekolah mereka disiapkan segalanya oleh ibunya sendiri,oleh aku.

Bahagia mereka ketika malam-malam duduk bercengkrama menonton televisi,bermanja-manja di dekatku,kadang si bungsu suka manja menggelendot di pangkuanku.

Ya Tuhan ,ternyata hidup berkumpul bersama anak-anak dan keluarga itu sangat bahagia,sangat nyaman dan indah.

Tetapi keindahan itu hanya sisa dua hari lagi,aku harus berangkat lagi ke Saudi demi mereka,demi buah hati aku yang hanya kepadakulah mereka menyandarkan syariat nasibnya.Meskipun  masih kangen,walau masih belum puas kami bersenda gurau,menikmati kebersamaan itu namun apalah daya,kami butuh biaya butuh uang dan semua itu hanya kami dapatkan jika aku berangkat lagi jadi TKW, jadi babu di negeri orang.

Berat memang ketika aku berpikir,apakah aku balik lagi atau tidak ke tempat kerjaku..?

Tetapi setelah melihat mereka, anak-anakku dan melihat diri sendiri serta kondisi kami segalanya,timbul semangat lagi untuk aku abdikan sisa-sisa umurku untuk hanya dilewatkan di rumah majikan dan di kamar tidurku dengan berbagai kesepian menemani di sana,bagai dalam sebuah sel penjara,engak apalah aku ridlo dan ikhlas demi anak-anakku.

Kini aku telah di udara di kursi sebuah perusahaan penerbangan Saudi Airlines dan pesawat dengan mantap menuju tujuan,Bandara King Khalid Riyad,Saudi Arabia,persis semantap diriku ini yang berusaha merelakan segala keindahan di kampung dengan meninggalkannya demi masa depan anak-anakku.

Ahlan wasahlan Ya Saudi,ke sanalah aku tetap kembali......
Karena dinegeriku hajat sekelas golongan kami tidak dan belum bisa tertunaikan dengan baik.

(Diolah dan ditulis oleh AWD,seperti yang diceritakan langsung oleh seorang rekan TKW di Al-Kharj-Riyadh KSA)

2 comments:

Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua,SAYA IBU SUKMA Sengaja ingin menulis
sedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang
kesulitan masalah keuangan, Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa
Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar
500 JT saya sters hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa
melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu
dengan AKI SAKTI, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 HARI
saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KI sakti
kata BELIAU pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan
penarikan uang gaib 2Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti
dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 2M yang saya
minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya
buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada.
Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya
sering menyarankan untuk menghubungi Aki Sakti DI NOMOR 085_242_421_477
agar di berikan arahan. jika ingin seperti saya coba hubungi Aki Sakti pasti akan di bantu Oleh Beliau