Senin, 24 September 2012

Efek Buruk Suami Isteri Yang Berjauhan Tempat Tinggal

Ilustrasi :flickr.com
                           
Biasanya karena tuntutan pekerjaan kedua belah pihak,maka tempat tinggal sepasang suami isteri terpaksa harus berbeda.Bisa beda kota atau berbeda negara,yaitu ada jarak,ruang dan waktu yang memisahkan keduanya,padahal sudah menikah dan berumah tangga.

Rumah tangga yang ideal salah satunya adalah kewajiban selalu berkumpul bersama setiap hari di dalam rumah yang sama.Hidup bersama melewatkan waktu hidup menunggu kematian tiba.Itulah hakikat menikah dan berumah tangga.


Selalu bertempat tinggal berbeda bahkan jauh dari pasangan dalam jangka waktu yang panjang,bertahun tahun misalnya,bisa menimbulkan berbagai efek kurang baik bagi keluarga yang demikian,diantaranya :


  • Tingkat keintiman lahir bathin antara suami isteri akan berkurang,sehingga pola bekerjasama dan sifat gotong royongnya cenderung berkurang.
  • Menumbuhkan sifat "mandiri' yang berlebihan mengarah ke egoisme masing-masing.
  • Mengurangi dan mengikis tingkat toleransi dalam sikap sehari-hari ketika berkumpul,misalnya isteri sudah tidak biasa untuk mengantar minum ke suami karena sudah biasa di tempat kostnya tidak melayani siapapun.Suamipun demikian menjadi tidak nyaman ketika berkumpul,ada yang ngatur-ngatur,jangan merokoklah,tidur harus cepatlah,atau selimut harus rapih ketika bangun,ada yang ngomel dsb.
  • Kurang hemat dalama pengeluaran keuangan keluarga,ada Dapur dua,tentu saja dua resiko dan dua pos pengeluaran,dua rumah tangga.
  • Dekat dengan masalah cemburu,selingkuh,dan banyak timbul prasangka jelek bahkan fitnah
  • Anak-anak kehilangan figur sebagai siapa pemimpin mereka sesungguhnya.
  • Anak-anak layaknya seperti korban sebuah rumah tangga "broken home"
  • Ketika berkumpul,semua pihak sudah terbiasa sendirian,sifat individualistis akan terpupuk menumpuk di pribadi masing-masing sehingga kebiasaan seperasaan dan sepenanggungan menjadi semakin berkurang
  • Jalinan persatuan dan kesatuan keluarga lemah
  • Boros biaya,bagi yang penghasilannya pas-pasan sangat susah untuk menjadikan keluarga sejahtera secara ekonomi,(keuangan) karena uang biasanya habis di jalan,yaitu berat di ongkos untuk bolak-balik ke tempat tinggal sendiri dan balik lagi ke rumah setiap minggu atau bulannya.
  • dll
Jika sudah menikah sebaiknya  setelah dikurangi waktu bekerja,80 persen waktu kita sehari-hari ada di rumah,di tengah-tengah keluarga.

Selamat merancang pernikahan yang nantinya bisa berkumpul terus bersama keluarga,bukan menjadi keluarga Abang dan Ibu Toyib,yang selama tiga kali puasa atau tiga kali lebaran tak pulang-pulang.

Bila saat ini anda sedang menjadi Bang dan Ibu Toyib,tidak bisa berkumpul setiap hari di rumah,mungkin akan lebih baik jika segera anda bertindak untuk bisa berkumpul selalu di rumah anda.Semoga.

0 comments: