Senin, 15 Oktober 2012

Sekali-Kali Mendengarkan Kata Orang Lain

Bahwa sangat penting hidup ini mempunyai prinsip sendiri.Ya itu setuju karena diri kita adalah kita,bukan orang lain.Tetapi dalam menentukan sebuah prinsip hidup pada proses pencariannya tentu saja memerlukan orang lain,baik dalam bentuk saran,kritik,pengalaman,nasehat bahkan pendidikan.

Itu untuk hal-hal yang bersifat prinsip hidup.Termasuk dalam sikap dan perilaku sehari-hari yang ringan-ringan,tidak ada salahnya jika kita membuka hati dan pikiran untuk menyimak saran dan suara teman atau orang-orang dekat kita.

Misalnya kritik dan saran dari tetangga kita,dari ketua rt rw kita,dari teman dekat,dari sahabat,dari teman dunia maya,dari teman kerja,dari teman kuliah atau teman sepermainan dan segala bentuk teman tetang perilaku dan kita sehari-hari.

Misalnya ketika ada satu teman yang berkomentar :

"kok kamu sekarang jadi lain deh bro,sekarang kamu jadi tersinggungan kalau ngobrol."

Atau yang teman lainnya berkata :

"..kamu sekarang jadi pelupa ,sister !"

"kamu sekarang suka bohong,mas !"

"..eh penampilan kamu seperti pelacur tuh..!"

"..kamu sekarang sombong dan angkuh...!"

"kamu sekarang sudah jarang ingat Ayah dan Ibumu ..!"

"ah ,kamu sudah saatnya untuk bertaubat kawan !"

"..saya kira,sikap kamu akhir-akhir ini seperti kanak-kanak deh bro...!"

"Eh,artikel kamu itu sekarang jadi bernada "menggurui' loh..!"

"Wah,tulisan kamu banyak yang tidak sesuai EYD ..!"

"...sebaiknya kamu putuskan deh pacaran dengan si Anu itu,sebab Ia adalah type wanita atau pria penggoda !"

"..kamu boros bulan-bulan ini kawan...!"

"..ah kamu sok alim,sekarang..."

"..wajah kamu kelihatan sudah tua banget tuh.."

"..omongan kamu tidak bermutu.."

"...kontrol emosi kamu sekarang jadi jelek banget...!"

"..eh baju yang kamu kenakan itu,kurang pas deh dengan pribadi kamu.."

Dan sejumlah omongan sehari-hari lainnya yang bisa saja terlontar spontan dari orang dekat kita.Lalu apakah kita harus tersinggung dan menjauhi kawan-kawan kita ? Saya rasa sangat dangkal sekali pribadi kita jika dengan kritik natural,alami,spontan dan sangat jujur demikian,lalu anda menjadi menjauhi kawan kita yang ceplas-ceplos berkomentar pada diri kita.

Atau dengan spontan hati atau mulut kita menjawab,"..eh ngapain juga lu ngatur-ngatur gue,ini kan hidup gue,mau merah,mau putih,mau hijau,biru..ya terserah diriku.."

Ya,bisa saja jawaban emosional kita bernada begitu.Namun mari kita renungi lebih dalam,bahwa komentar dan kritik spontan dari teman-teman sehari-hari kita itu sebenarnya adalah "kejujuran diri" kita apa adanya,yang selama ini tidak kita sadari.

Dalam hal-hal tertentu,mata dan telinga masyarakat umum dan teman dekat kita lebih peka dan tajam dalam melihat pribadi kita.Dan mereka jujur seadanya.

Jika terjadi demikian,menurut saya gan :lebih baik kita menginstrospeksi diri saja,dan memikirkan kembali komentar-komentar teman-teman itu.

Sembilan puluh persen komentar teman macam ulasan di atas,adalah itu menggambarkan keadaan diri kita yang sebenarnya.Mereka berkomentar tentang kita sesuai dengan segala gerak tubuh dan bahasa tubuh yang kita pancarkan dalam tingkah laku sehari-hari.

Menyadari dan mengevaluasi diri terus menerus dengan memperhatikan komentar ringan teman kita,saya rasa perlu bahkan merupakan masukan yang sangat baik untuk dalam rangka meningkatkan kualitas diri.Komentar mereka adalah saran dan masukan penting bagi kemajuan diri kita.

Walaupun kebanyakan komentar teman-teman kita itu sesekali akan membuat panas kuping,hati meradang dan tersinggung hehe.

****
lalu...........

"....ah..kamu sok tahu ah..." hehe itu kata teman saya ketika saya sedang mengetik tulisan ini.

Ups,barangkali iya juga ya saya sok tahu hehe...maafin deh kalau begitu.

Salam untuk semua.Terima kasih telah menyimak.

0 comments: