Sabtu, 21 April 2012

Rejeki

By : Aang Wierodjampang

Rejeki adalah anugerah dari Tuhan baik berbentuk materi maupun immateri,biasanya kita mengenal rejeki yang paling ngetop berbentuk fisik materil,iyalah entah itu uang,benda,harta dan barang-barang,terkadang suka melupakan rejeki yang berbentuk immateri atau abstrak tidak terlihat dan terasa sebagaimana rejeki materi. 

Sebut saja misalnya,kesehatan,kecerdasan,kepintaran,keahlian,kejujuran,keselamatan,kebahagiaan,ketenangan,ketentraman dan keimanan itu semua termasuk rejeki juga bahkan jodoh, meskipun jodoh objeknya tetap berbentuk materi juga yaitu pasangan kita berbentuk manusia,tetapi takdir jodohnya adalah rejeki yang abstrak tidak berbentuk benda.

Menyadari bahwa rejeki itu tidak saja berbentuk benda dan harta saja,pasti kita terhenyak sebentar,kalau selama ini merasa diri ini merasa seret dengan rejeki (uang,benda),karena betapa selama ini kita kurang menyadari pada hakikatnya selalu melimpah rejeki yang diberikan Tuhan kepada kita.

Keselamatan,kesehatan dua hal ini saja sudah tidak ternilai harganya,bukan ?,belum hal-hal lainnya.

By the way,omong-omong tentang rejeki berbentuk harta atau uang,selama ini yang selalu kita cari dan kejar adalah dua nama dimaksud,Uang dan harta.

Uang yang kita dapat,harta yang kita miliki sesungguhnya itu baru status milik kita saja,disebagian harta dan uang yang kita miliki itu masih ada hak orang lain yang menempel di hakikat-nya..

Yaitu sebagian ada hak orang-orang papa nan miskin di bawah kita,yang lebih membutuhkan dan tidak berdaya untuk sekedar memenuhi kebutuhan pokoknya didalam hidup,setelah mereka berusaha.

Tetapi jangan salah melihat bahwa mereka yang miskin itu berbeda-beda,harus cerdas meskipun kita bersedekah misalnya,sedekahlah kepada orang miskin yang tepat,karena jaman sekarang banyak yang msikin karena malas,karena perilaku yang tidak baik dan mereka miskin kelihatan miskin atau mengaku miskin karena kemalasannya ,orang-orang semacam ini tidak patut dikasihani.

Namun cerdas melihatlah jika kita ingin berbagi,berikanlah sedekah jariah kepada pihak yang benar-benar nyata membutuhkan dalam keadaan darurat dan memang mereka sudah tak berdaya lagi untuk berusaha yang  maksimal.

Atau dalam sehari-hari misalnya, tidaklah bijak kita kita terlalu menawar harga sebuah barang terlalu dibawah harga pasaran pada umumnya,misalnya kita menawar barang dagangan atau yang dijual orang dengan penawaran semiring-miringnya bahkan sangat jauh dari yang dari harga umumnya,itu sungguh masuk kepada kedholiman yang tidak disengaja.

Tawar menawarlah dalam nilai harga yang sesuai dan wajar,dengan memperkirakan mereka juga dapat untung dari barang dagangannya atau barang yang di perjualbelikannya.

Jangan terlalu pelit dan kikir untuk memberi sekedar uang lebih sebagai upah mereka menjalankan usaha.Toh rejeki akan terus berjalan jika kita melancarkan jalan rejeki orang lain.

Termasuk lihatlah bawahan kita,atau para anggota keluarga lain yang dibawah kita ekonominya,berbagilah dengan mereka,membantu mereka lepas dari satu kesulitan,yakinlah Tuhan akan membalas kita dengan kemudahan-kemudahan yang lainnya dengan berlipat nilainya dari jalan yang diberikan kita kepada yang dibantu tadi.

Milik dan rejeki yang kita miliki jika didistribusikan dengan jalan yang lurus dan berniat ibadah,insya Allah akan semakin diberkahi Tuhan.

wallahualam.
Ilustrasi :shutterstock/awd

2 comments:

wah betul2 kang aang ...
terimakasih atas pencerahannya ... insyaAllah akan saya camkan dalam hati yang paling dalam ^_^

Salam juga..

sama-sama,mohon maaf baru bisa dimoderasi hari ini,setela saya edit sedikit artikelnya kemarin,terima kasih kawan mampirnya.

sama-sama mari saling mencerahkan walau mungkin nilai dan besarnya hanya sebesar butir pasir partikel terkecil.

mohon maaf kalau redaksional tulisannya masih belepotan bentuk dan gaya bahasanya hehe..

trims banget.